Liputan Khusus Tribun Lampung
Biaya Pendidikan di SD Elite Capai Rp 100-an Juta, Wali Siswa Kasih Bukti Hasil
Agar sang anak bisa menempuh pendidikan selama enam tahun di SD elite, orangtua siswa harus merogoh kocek dalam-dalam
Penulis: Noval Andriansyah | Editor: Ridwan Hardiansyah
Laporan Reporter Tribun Lampung Noval Andriansyah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Jelang tahun ajaran baru 2018-2019, sejumlah sekolah swasta telah membuka pendaftaran siswa baru.
Termasuk, jenjang sekolah dasar (SD) yang memiliki label elite, lantaran biaya pendidikan yang dibebankan kepada orangtua siswa tergolong tinggi.
Biaya pendidikan yang mahal itu turut dipengaruhi banyaknya fasilitas yang ditawarkan, antara lain komputer, kolam renang, dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya.
Agar sang anak bisa menempuh pendidikan selama enam tahun di SD elite, orangtua siswa harus merogoh kocek dalam-dalam, bahkan hingga Rp 100-an juta.
Baca: Kasus Baru HIV Meningkat 131 Persen di Lampung, AIDS Turun
Para orangtua tersebut mengaku bersedia mengeluarkan banyak uang karena jaminan kualitas pendidikan yang diberikan.
Seorang wali siswa, Windarsih (42) mengungkapkan, pola pembelajaran dan fasilitas beragam yang diberikan serta kualitas para pengajar, menjadi alasan utamanya menyekolahkan anak di SD elite dibanding SD negeri.
Untuk memberikan hal tersebut bagi anaknya, yang kini akan memasuki tahun kedua SD, Windarsih mesti mengeluarkan uang sekitar Rp 108 juta.
Uang itu untuk biaya pendidikan selama enam tahun di sebuah SD elite di Bandar Lampung.
"Itu kisarannya, bisa lebih untuk nominal pastinya. Tapi, biayanya tidak langsung dibayarkan semua di awal," kata pengusaha butik tersebut, Kamis (10/5/2018).
Pada pendaftaran pertama, Windarsih harus menggelontorkan dana sebesar Rp 15-an juta.
Sementara, biaya daftar ulang setiap kenaikan kelas mencapai lebih dari Rp 10 juta.
Jumlah tersebut, lanjut Windarsih, belum termasuk biaya SPP sebesar Rp 600-an ribu yang harus dibayar setiap bulan.
Di mana, jika dikalkulasi untuk enam tahun menempuh pendidikan di SD, jumlahnya sekitar Rp 43,2 juta.
"Memang biaya (pendidikan) agak mahal. Cuma saya kira, sebanding dengan kualitas yang diberikan ke anak saya. Jadi, saya tidak masalah keluar uang agak lebih," tutur Windarsih.
Hal serupa disampaikan wali siswa lainnya, Sari (33).
Kualitas pendidikan yang diberikan ke anaknya, membuat ia lebih memilih SD elite.
Meskipun, biaya yang mesti digelontorkan tak sedikit.
Menurut Sari, biaya pendidikan di tempat anaknya akan bersekolah selama enam tahun tersebut, hampir menyentuh angka Rp 100 juta.
Hal itu mulai dari biaya pendaftaran dan daftar ulang yang mencapai Rp 10 jutaan per tahun.
Serta, biaya SPP Rp 630 ribuan per bulan, atau sekitar Rp 45 jutaan selama enam tahun.
"Kalau dibilang sekolah elite, tidak juga. Memang, biaya masuknya agak lumayan. Tapi saya tidak ambil pusing karena pendidikan anak lebih penting," ungkap pengusaha toko sepatu itu, Rabu (9/5/2018).
Hasil Terlihat
Sari menerangkan, anaknya akan memasuki tahun kedua sekolah pada tahun ajaran mendatang.
Selama hampir satu tahun bersekolah di SD elite, anaknya telah menunjukkan perubahaan akibat hasil pembelajaran di sekolah.
"Sebagai muslim, saya memilih sekolah yang bisa memberikan pendidikan agama lebih intensif. Karena, harapan ke depan, anak memiliki bekal agama yang baik. Dan, hasilnya ternyata mulai terlihat," terang Sari.
Sang anak, sambung Sari, kini rajin menjalankan ibadah wajib. Ia juga telah menghafal sejumlah surat pendek.
Termasuk, doa yang diterapkan dalam kegiatan sehari-hari.
"Jadi, biaya yang saya keluarkan untuk sekolah anak, sejauh ini sebanding dengan hasil yang didapatkan," ucap Sari.
Senada, Windarsih mengatakan, kemampuan akademik anaknya terbilang bagus.
Pada tahun pertama bersekolah tersebut, anaknya mampu masuk dalam lima besar terbaik.
"Yang terpenting buat saya pola pembelajaran yang diberikan. Sehingga, anak mampu memahami materi yang diajarkan. Kualitas guru juga penting. Sekarang sih sudah mulai terlihat hasilnya pada anak saya," papar Windarsih.
Biaya Tak Sekaligus
Di SD Tunas Mekar Indonesia (TMI) Bandar Lampung, biaya pendidikan selama enam tahun mencapai Rp 103,75 juta.
Biaya tersebut terbagi menjadi biaya pendaftaran untuk enam tahun sebesar Rp 23 juta; biaya SPP sebesar Rp 1,1 juta per bulan, atau Rp 79,2 juta selama enam tahun; dan biaya ekstrakurikuler Rp 1,55 juta yang dibayarkan sekali selama bersekolah.
"Itu belum termasuk biaya seragam dan buku-buku. Itu (seragam dan buku) ditentukan setelah anak masuk nanti," kata seorang petugas front office SD TMI.
Selain itu, ia menjelaskan, biaya pendaftaran pun bisa dilakukan per tahun.
Di mana untuk tahun pertama, biaya pendaftaran sebesar Rp 8 juta.
Sementara, biaya pendaftaran untuk tahun berikutnya menyesuaikan tabel yang telah dibuat.
"Untuk tahun kedua, kalau siswa baru masuk di tahun kedua biayanya segini (Rp 13 juta). Kalau naik kelas tinggal nambah dari tahun pertama (Rp 5 juta)," tuturnya.
Di SD Az Zahra, biaya pendidikan pendidikan flat untuk tiga tahun pertama, dengan total mencapai Rp 43,96 juta.
Jumlah tersebut pun bisa dibayar per tahun, masing-masing sebesar Rp 18,57 juta untuk tahun pertama dan Rp 12,69 untuk tahun kedua dan ketiga.
"Biaya itu sudah termasuk seragam, buku pelajaran, iuran kurban, foto siswa, dan sebagainya. Tapi, kami juga memberikan promo," terang seorang karyawan SD Az Zahra.
Adapun, biaya untuk tahun keempat hingga keenam, ia menuturkan, biaya baru akan diketahui jelang tahun ajaran ketika siswa akan naik ke kelas IV.
Hal itu karena biaya tidak lagi sama seperti tiga tahun pertama.
Di SDIT Taman Pelangi, biaya pendidikan diperkirakan hampir mencapai Rp 90 juta untuk enam tahun.
Seorang karyawan SDIT Taman Pelangi menyebutkan, biaya tahun pertama sebesar Rp 14,9 juta.
Jumlah itu terdiri dari biaya pendaftaran Rp 200 ribu; uang seragam, buku dan alat tulis, serta biaya pembangunan Rp 7,5 juta; dan SPP Rp 600 ribu per bulan atau Rp 7,2 juta setahun.
"Untuk tahun berikutnya, biasanya (besaran biaya) sama saja. Hanya, kami baru menentukannya nanti, ketika sudah berganti tahun ajaran. Tahun sebelumnya juga tidak berbeda jauh dengan tahun ini," ungkapnya.
Mutu Pendidikan
Anggota Dewan Pendidikan Lampung, Yuntardi mengungkapkan, label sekolah elite muncul akibat biaya fantastis yang ditawarkan sekolah, dengan berbagai fasilitas yang disediakan.
Yuntardi menerangkan, keberadaan SD elite memang semakin menjamur di Bandar Lampung.
Hal itu tak terlepas dari kebutuhan orangtua yang memiliki kemampuan secara finansial, yang menginginkan anaknya mendapatkan jaminan pendidikan yang baik.
"Walaupun sebenarnya, kunci pendidikan bukan elite atau tidak elite, tetapi kualitas. Mutu pendidikan harus terjaga. Baik sekolah elite maupun tidak, harus bisa menghasilkan murid-murid yang berprestasi," ungkap Yuntardi.
SD elite, Yuntardi mengakui, dapat lebih menghasilkan siswa berprestasi akibat fasilitas berkualitas yang disediakan.
Baca: Warga Pesisir Teluk Bandar Lampung Bangun Rumah di Atas Timbunan Sampah
Meski begitu, SD negeri maupun swasta yang tak tergolong elite, pun berkesempatan menghasilkan output serupa, jika tetap menjaga mutu pendidikan.
"Output yang dihasilkan memang tidak bisa disamakan di setiap siswa maupun sekolah. Yang terpenting itu, jaga mutu pendidikan," kata Yuntardi.
Artikel ini telah terbit di Laporan Liputan Khusus Tribun Lampung edisi Minggu, 13 Mei 2018.