Miris,13 Jenazah Pelaku Teror Terkatung katung karena Ditolak Keluarga, Begini Nasibnya Sekarang

Tiga hari pasca ledakan tiga gereja di Surabaya, belum ada satupun keluarga dari 13 tersangka tewas, yang datang ke RS Bhayangkara.

Editor: soni
ist/sumber kepolisian
Foto keluarga terduga pelaku serangan bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya 

Padahal, kedokteran forensik dan DVI RS Bhayangkara Polda Jatim, kata Barung sangat butuh data dari keluarga terduga teroris untuk mencocokan dengan jenazah.

"Ini terakhir, permohonan, nanti kami akan mengumumkan ke akun-akun resmi Polres jajaran," jelas Barung.

 

Namun dari pihak Polda Jatim telah merencanakan, bila tidak ada pihak korban yang datang mengambil jenazah, tersangka maka akan dimakamkan pihak Polda Jatim.

Untuk saat ini, batas akhir dari keputusan Polda Jatim untuk melakukan pemakaman dari 13 jenazah teroris ini adalah 7 hari.

"Tujuh hari kedepan lah, bisa kordinasi dengan Pemprov dan tokoh agama," imbuhnya.

"Bila tidak ada keluarga yang datang dalam jangka waktu yang kita sediakan, maka kita akan kubur jenazah sesuai dengan agama mereka," tambah Irjen Machfud Arifin.

"Tapi untuk lokasi pemakamannya akan kita siapkan," tutupnya di Media Center Polda Jatim.

Jenazah Puji Kuswati Diterima Warga untuk Dimakamkan di Magetan

Warga dan aparat Desa Krajan, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan bersedia menerima jenazah Puji Kuswati, bomber di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Surabaya, bersama kelima anggota keluarganya, suami dan empat anaknya untuk di makamkan di pemakaman umum desa setempat.

Kepala Desa Krajan Mujiono mengatakan, bumi dan isinya merupakan milik Tuhan YME, sehingga pihaknya dan warga tidak punya hak untuk menolak jika keluarga Puji Kuswati dimakamkan di desanya.

"Itulah yang jadi pertimbangan kami dan warga disini (Desa Krajan) bersedia menerima jenazah Puji Kuswati dan keluarganya," ujarnya kepada Surya, Rabu (16/5/2018).

Apalagi, sejak kecil hingga menempuh pendidikan di perguruan tinggi kesehatan di Surabaya, Puji Kuswati tinggal di Desa Krajan, bersama Pakde Rijan (80) dan almarhum Bude Sukar. Tepatnya di RT8/RW 2, Desa Krajan, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan.

"Jadi bagaimanapun, Puji Kuswati warga kami, meski sudah lama berdomisili di Surabaya, tapi Pakde dan almarhum Budenya dini," jelas Mujiono.

Saat ini, pihaknya masih menunggu keputusan sepupu Puji Kuswati dari Jakarta.

"Jadi tidaknya dimakamkan di sini ya tinggal menunggu berita dari sepupunya itu," katanya.

Namun hingga kini, sepupu Puji ini masih belum memberikan keputusan soal setuju atau tidak Puji dan keluraga dimakamkan di Magetan.

Sumber: Tribun Bogor
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved