Liputan Khusus Tribun Lampung

Akan Digunakan Saat Arus Mudik 2018, Tol Lampung Masih Terputus di Tiga Titik, Begini Kondisinya

Kendati demikian, jika Tol Lampung jadi difungsikan sebagai jalur mudik, akan dibangun jembatan darurat untuk menyambungkan jalan tersebut.

Penulis: Noval Andriansyah | Editor: Ridwan Hardiansyah
TRIBUN LAMPUNG/noval andriansyah
Proses pengerjaan Tol Lampung, Minggu (13/5/2018). 

Hal itu lantaran jalan desa yang bersinggungan di dalam jalur tol belum dibeton.

Kondisi tersebut memunculkan perbedaan tinggi jalan sekitar 10 centimeter (cm).

Alhasil, laju mobil yang melintasi titik tersebut mesti melambat.

Adapun, lebar jalan desa di dalam jalur tol berkisar antara 2 meter sampai 3 meter.

Tertutup Pohon

Jalur Tol Lampung juga melewati sejumlah sungai.

Saat menelusuri Tol Lampung pada Minggu (13/5/2018), ada tiga titik Tol Lampung yang masih terputus akibat pembangunan jembatan yang belum selesai.

Ketiga titik tersebut berada di Way (Sungai) Campang di KM 44, Way Buha di KM 54, dan Way Katibung di KM 58.

Selain putus, penyempitan jalur sejauh 500 meter terjadi di KM 50+900 sampai 51+400.

Di titik tersebut, tumbuhan berupa sawit masih menutupi sebagian besar jalur Tol Lampung.

Satu-satunya jalan yang menyambungkan jalur tol di antara pepohonan, hanya cukup untuk satu unit mobil.

Jalur tersebut pun masih berupa badan jalan yang berlapis tanah.

Slamet mengungkapkan, masih adanya pohon yang berdiri di titik tersebut karena proses pembebasan lahan baru selesai dilakukan.

Karena itu, proses penebangan pohon untuk membuat badan jalan, masih terus dilakukan.

Satu Jalur

Slamet menargetkan Tol Lampung sejauh 80 km sudah berlapis beton pada 30 Mei mendatang.

Sehingga, tol bisa digunakan sebagai jalur fungsional saat arus mudik Lebaran.

Walau begitu, penyelesaian tersebut baru akan dilakukan pada satu jalur, yaitu dari Bakauheni menuju Kota Baru. Satu jalur tersebut akan memiliki dua lajur.

"Karena untuk jalur mudik kan hanya satu arah, dari Bakauheni ke Bandar Lampung. Tetapi untuk jalur sebaliknya, walau tidak dipakai untuk jalur mudik, kami targetkan selesai (dilapisi beton) pada 10 Juni 2018," papar Slamet.

Apabila sudah dibeton, Slamet mengungkapkan, persoalan debu akibat jalan masih berupa tanah maupun lean concrete akan teratasi.

"Kalau sudah digunakan untuk jalur mudik, ya sudah tidak lagi ada debu. Karena sudah tidak ada lagi pekerjaan tanah. Pokoknya sekarang, kami masih kebut. Memang kalau dilihat sekarang, (kondisi Tol Lampung) ini belum rapi," urai Slamet.

Terkait persoalan perbedaan ketinggian jalan di persimpangan dengan jalan desa, Slamet mengungkapkan, pihaknya segera melapisi jalan dengan beton.

Pelapisan beton belum dilakukan karena jalan tersebut masih tetap digunakan masyarakat.

"Karena memang rencananya, jalan desa tidak terputus meski ada tol. Nantinya, kami akan membuat jembatan untuk menghubungkan jalan desa," tutur Slamet.

Sementara untuk jembatan yang belum terhubung, Slamet menuturkan, pihaknya berencana untuk menggunakan jembatan darurat.

Baca: Biaya Pendidikan di SD Elite Capai Rp 100-an Juta, Wali Siswa Kasih Bukti Hasil

Hal itu dilakukan apabila hingga 30 Mei, pengerjaan penyambungan jembatan belum selesai.

"Tetapi, kami upayakan bisa selesai sebelum tanggal itu," kata Slamet.

Artikel ini telah terbit di Laporan Liputan Khusus Tribun Lampung edisi Sabtu, 19 Mei 2018.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved