Hari Ini 20 Tahun Lalu, Presiden Soeharto Menyatakan Mengundurkan Diri Setelah 32 Tahun Berkuasa!

Momentum gerakan reformasi yang terjadi pada 20 tahun ditandai dengan mundurnya Soeharto dari jabatan presiden RI.

Editor: Teguh Prasetyo
WIkimedia/Creative Commons
Presiden Soeharto saat mengumumkan pengunduran diri di Istana Merdeka, Jakarta, 21 Mei 1998. 

Saat itu, 14 menteri bidang ekonomi, keuangan dan industri di bawah koordinasi Menko Ekuin Ginandjar Kartasasmita menolak masuk ke dalam kabinet baru hasil reshuffle atau Komite Reformasi.

Tidak hanya itu, ke-14 menteri itu juga membuat pernyataan sikap melalui tulisan yang ditandatangani di Gedung Bappenas.

Di dalam pernyataan tertulis itu, mereka bahkan secara implisit meminta Soeharto untuk mundur.

Adapun, 14 menteri yang menandatangani, sebut saja Deklarasi Bappenas itu, secara berurutan adalah Akbar Tandjung, AM Hendropriyono, Ginandjar Kartasasmita, Giri Suseno Hadihardjono, Haryanto Dhanutirto, Justika S Baharsjah. Kemudian, Kuntoro Mangkusubroto, Rachmadi Bambang Sumadhijo, Rahardi Ramelan, Subiakto Tjakrawerdaya, Sanyoto Sastrowardoyo, Sumahadi MBA, Theo L Sambuaga, dan Tanri Abeng.

Baca: Inilah Daftar Lengkap Para Pemenang Billboard Music Awards 2018, Ada Artis Favoritmu?

Kompas menulis bahwa Soeharto baru membaca surat itu sekitar pukul 20.00 WIB.

Sontak, pernyataan itu membuat Soeharto merasa terpukul.

Dia merasa ide Komite Reformasi akan gagal.

Soeharto tidak punya pilihan selain mundur.

Soeharto kemudian memanggil Wapres B.J. Habibie, untuk menginformasikan kemungkinan tersebut.

Habibie diminta siap jika kekuasaan kepresidenan diserahkan Soeharto kepadanya.

Probosutedjo, adik Soeharto, yang berada di kediaman Jalan Cendana, malam itu, mengungkapkan, Soeharto pada malam itu terlihat gugup dan bimbang.

"Pak Harto gugup dan bimbang, apakah Habibie siap dan bisa menerima penyerahan itu.

Suasana bimbang ini baru sirna setelah Habibie menyatakan diri siap menerima jabatan Presiden," ujarnya.

Baca: Pergoki Maling di Rumahnya, Pria Ini Malah Dapat Balasan Mengerikan, Nyawa Jadi Taruhan

Selanjutnya, pada pukul 23.00 WIB, Soeharto pun memanggil ahli hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra, Mensesneg Saadilah Mursjid, serta Panglima ABRI Wiranto.

Soeharto berbulat hati menyerahkan kekuasaan kepada Habibie.

Konsultasi mengenai prosesi pergantian kepemimpinan pun dilakukan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved