Awalnya Anies-Sandi Gagas Tarawih di Monas, Setelah Picu Polemik Begini Akhirnya Batal

Setelah muncul pro dan kontra, Pemprov DKI Jakarta memutuskan untuk membatalkan rencana menggelar salat tarawih akbar di kawasan Monas

Editor: Safruddin
Warta Kota/Adhy Kelana
Anies Baswedan dan Sandiaga Uno 

"Sekitar 30.000 warga akan hadir saat salat tarawih nanti," ujar Hendra saat dihubungi kala itu.

Hendra mengatakan, estimasi jumlah warga yang akan hadir itu berdasarkan informasi dari sejumlah organisasi yang akan hadir, salah satunya Nahdlatul Ulama.

Hendra mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak Polda Metro Jaya dan Kodam Jaya guna pengamanan kegiatan tersebut.

Ia menyebut pihak kepolisian dan TNI siap melakukan pengamanan.

Ragu alasannya

Namun rencana itu dikritik sejumlah kalangan. Ketua Komisi Dakwah MUI Cholil Nafis mempertanyakan mengapa Pemprov DKI harus mengadakan salat berjamaah tersebut di lapangan Monas dan bukannya Masjid Istiqlal.

"Saya kok ragu ya kalau alasannya tarawih di Monas untuk persatuan. Logikanya apa ya? Bukankah Masjid Istiqlal yang megah itu simbol kemerdekaan, kesatuan dan ketakwaan. Sebab sebaik-baik salat itu di Masjid karena memang tempat sujud. Bahkan Nabi SAW selama Ramadan itu i'tikaf di masjid bukan di lapangan," ujarnya, Sabtu (19/5) lalu.

Cholil juga mempertanyakan komunitas mana yang ingin disatukan di dalam tarawih tersebut.

"Marilah yang sehat menggunakan logika kebangsaan dan keagamaan. Jangan menggunakan ibadah mahdhah sebagai alat komunikasi yang memunculkan riya' alias pamer.

Salat Id saja yang untuk syi'ar masih lebih baik di masjid kalau bisa menampungnya. Meskipun ulama ada yang mengajurkan di lapangan karena syi'ar tapi masjid masih lebih utama," tuturnya.

Lain dengan buka

Wakil Sekretaris Jenderal MUI Amirsyah Tambunan juga berpendapat, sebaiknya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggelar salat tarawih berjamaah di masjid.

"Menurut saya sih lebih afdal di masjid. Memang tidak salah (di lapangan) tetapi lebih afdal di masjid," ujarnya ketika dihubungi, Sabtu (19/5).

Amirsyah mengatakan, utamanya salat malam seperti salat Tarawih pada bulan Ramadan dilakukan di tempat yang sudah disediakan untuk beribadah.

Menurut dia, Pemprov DKI bisa sekaligus bersilaturahmi ke masjid-masjid jika menggelar Tarawih berjamaah di sana.

"Afdal artinya diutamakan karena masjid telah disiapkan sebagai sarana untuk menyelenggarakan salat Tarawih atau qiamul Ramadan," katanya.

Lain halnya jika berbuka puasa bersama. Amirsyah mengatakan, buka bersama di lapangan terbuka bisa menjadi ajang untuk memperkuat ukhuwah dan kebersamaan dalam membangun DKI Jakarta.

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Pemprov DKI Akhirnya Turuti Kata Ulama Adakan Tarawih Akbar di Masjid Istiqlal

 
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved