Tiga Pertanyaan Ini Menyeret Aman Abdurrahman Jadi Tokoh Berbahaya se-Asia Tenggara
Aman hadir di ruang sidang utama sejak pukul 08.30 WIB dengan kawalan ketat personel kepolisian yang bersenjata lengkap.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Terdakwa kasus bom Thamrin, Aman Abdurrahman, kembali menjalani sidang.
Sidang tersebut digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jln Ampera Raya, Jakarta, hari ini, Jumat (25/5/2018).
Aman hadir di ruang sidang utama sejak pukul 08.30 WIB dengan kawalan ketat personel kepolisian yang bersenjata lengkap.
Hal itu dikatakan pengacara Aman dalam sidang dengan agenda mendengarkan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada Jumat pekan lalu.
Baca: Tanpa Disadari 5 Hal Ini Picu Berat Badan Saat Berpuasa
Seperti diketahui, Aman dituntut hukuman mati oleh JPU.
Saat membacakan nota pembelaan, Aman sedikit menyelipkan cerita saat dirinya ditahan di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok.
Baca: Luar Biasa, Masih Balita Putri Charlotte Sudah Bernilai Rp 60,6 Triliun untuk Perekenomian Inggris
Dilansir dari Tribunnews, kejadian tersebut terjadi pada tanggal 21 Desember 2017.
Aman menuturkan, dirinya kedatangan tamu bernama Profesor Rohan asal Sri Lanka.
Profesor itu mengaku bekerja untuk negara Singapura dan bekerjasama dengan pemerintah Indonesia, dalam bidang pengkajian gerakan Islam.

Baca: Tanpa Disadari 5 Hal Ini Picu Berat Badan Saat Berpuasa
Profesor Rohan yang merupakan Warga Negara Asing (WNA) itu datang, didampingi seorang penerjemah bahasa, dan juga beberapa perwira pertama dan menengah dari satuan Densus 88.
"Saya diwawancarai olehnya dari pukul 10.30 WIB hingga pukul 17.15 WIB, membahas perihal tauhid,syirik hukum, pemerintahan yang ada, khilafah dan hijriah, dan saya jelaskan sesuai dengan apa yang pegang selama ini," kata Aman kepada Majelis Hakim, Jumat (25/5/2018).
Tidak selesai sampai disitu, keesokan harinya tim rombongan tersebut datang kembali menemui Aman.
Kala itu mereka membawa perlengkapan dan peralatan syuting film.
Aman mengatakan dirinya kembali diwawancara dan sambil didokumentasikan, dari pukul 10.30 WIB hingga pukul 11.30 WIB oleh Profesor Rohan.

Dalam wawancara yang direkam melalui kamera video tersebut, Aman ditanya perihal buku-buku dan rekaman video kajian, yang disebarkan selama ia di penjara dan juga di luar penjara.
Baca: Belum Kelar Masalah Manokwari dan Nusa Penida, Lucinta Luna Kini Dituding Comot Foto Orang!
Ketika selesai, rombongan tersebut segera membubarkan diri dan berjanji akan kembali lagi, pada pukul 13.30 WIB.
Singkat cerita, akhirnya Profesor Rohan kembali datang menemui Aman pada pukul 17.00 WIB, dan tanpa basa-basi langsung mengajukan tiga pertanyaan kepadanya.
Pertanyaan pertama, Aman ditanya bagaimana jika pemerintah menawarkan untuk berkompromi.
Bila Aman menerima tawaran tersebut maka akan langsung dibebaskan, bila tidak maka akan dipenjara seumur hidup.
Kemudian, dirinya menjawab tidak akan menerima tawaran tersebut.
Hal ini karena dirinya percaya akan keluar dari penjara dalam keadaan mati syahid, ataupun keadaan hidup dan menjadi pemenang memegang prinsipnya.
Kedua, Aman diberikan pertanyaan untuk diajak jalan-jalan ke Museum Indonesia, karena Presor Rohan mengaku bahwa dirinya pengagum sejarah Indonesia.
Seperti jawaban pertanyaan pertama, Aman kembali menolak tawaran tersebut dan mengatkan tidak mau menerima ajakannya.
Baca: Tanpa Disadari 5 Hal Ini Picu Berat Badan Saat Berpuasa
Tiba di pertanyaan ketiga dan terakhir, Profesor menawarkan Aman untuk pergi keluar dan makan malam bersama.
Kembali lagi, aman memberikan jawaban yang sama, yaitu menolak mentah-mentah tawaran tersebut.
"Setelah tiga pertanyaan tersebut saya tolak, mereka langsung pamit untuk pergi," tukas Aman di persidangan.
Menurut Aman, pertanyaan nomor dua dan tiga merupakan jebakan, yang akan bisa merusak prinsipnya.
Terakhir ia mengatakan, bahwa dirinya sempat disebut oleh Profesor Rohan, sebagai orang paling berbahaya di Asia Tenggara.
"Sehabis wawancara, dia sebut saya sebagai orang paling berbahaya di Asia Tenggara," papar Aman Abdurrahman.
Acungkan Jari Telunjuk
Usai membacakan nota pembelaannya yang diringkas dari 60 halaman kertas, Aman Abdurrahman menunjukan gelagat yang tidak terduga.
Hal ini ia lakukan, usai mengembalikan kertas nota pembelaannya tersebut kepada Majelis Hakim.
Ketika berbalik badan dari hadapan Majelis Hakim untuk kembali menuju kursi dakwaannya, Aman terlihat mengacungkan jari telunjuk tangan kanannya ke atas.
Hal ini ia lakukan dengan sorot mata tajam, tanpa ada satu patah pun perkataan yang diucapkan olehnya.
Baca: Satlantas Polres Lampura Tambal Jalan di Jembatan Way Rarem
Sontak, hal ini menimbulkan tanda tanya dari para hadirin yang mengikuti persidangan tersebut.
Tidak sedikit dari hadirin yang melihat langsung kejadian tersebut, bertanya-tanya apa sebenernya maksud dibalik acungan jari telunjuk tangan kanannya.
Di persidangan terlihat, Aman mengenakan penutup kepala yang diikat ke belakang, serta pakaian tertutup sepanjang dengkul kakinya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judulCerita Aman Abdurrahman Ditemui WNA di Tahanan, 3 Pertanyaan Buatnya Disebut Orang Paling Berbahaya