Mengintip Tradisi Perayaan Waisak di Beberapa Negara
Salah satu hari penting umat Buddha adalah Waisak. Mereka merayakannya setiap terang bulan purnama, yang biasanya jatuh pada bulan Mei atau awal Juni.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Salah satu hari penting umat Buddha adalah Waisak. Mereka merayakannya setiap terang bulan purnama, yang biasanya jatuh pada bulan Mei atau awal Juni.
Setiap tahun, para penganut Buddha di seluruh dunia merayakan Waisak dengan semangat.
Mereka merayakan kelahiran Buddha dengan cara berbeda-beda. Berikut beberapa perayaan Waisak dari beberapa negara di dunia.
India
Dikenal sebagai tempat kelahiran Sang Buddha, Waisak memiliki arti penting di India.
Penganut Buddha dari seluruh dunia biasanya mengunjungi Kota Gaya, Sarnath, dan Kushinagar. Mereka mengenakan pakaian putih sambil melantunkan doa dan memegang kitab suci Buddha.
Patung Sang Buddha pun dihiasi beberapa persembahan, seperti buah-buahan, makanan manis, dan lilin.
Nepal
Orang-orang Buddha di negara ini mengenakan pakaian putih dan hanya mengonsumsi makanan vegetarian saat Waisak.
Kheer, bubur manis, memiliki arti penting saat Waisak. Itu mengingatkan kembali pada kisah seorang gadis bernama Sujata, yang menawarkan semangkuk bubur susu kepada Buddha.
Sang Buddha memakan bubur tersebut dan berendam di Sungai Neranjara. Setelah selesai, ia melempar mangkuk ke sungai dan mengatakan, "Jika mangkuk mengarah ke hulu, maka aku akan sukses menjadi Buddha. Dan jika ke hilir, maka kebalikannya."
Seperti yang diperkirakan, mangkuk tersebut mengarah ke hulu dan terdiam di tengah-tengah sungai.
Selain kisah tersebut, selama perayaan Waisak, penganut Buddha di Nepal membaca kembali cerita Sang Buddha yang bertapa untuk memperoleh penerangan.
Jepang
Meskipun tidak menjadi hari libur nasional, namun saat Waisak, warga Jepang membuat replika kuil dengan bunga musim semi. Lalu, menempatkan patung Buddha di atasnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/waisak_20180528_230155.jpg)