Kertas Lusuh Bawa Siswi SMA Al Kautsar Yurika Juara 2 Ajang ALSA-UI
Yurika Shafa Miranti, siswi kelas XI IPA SMA Al Kautsar, patut menjadi salah satu siswi kebanggaan masyarakat Lampung.
Penulis: Eka Ahmad Sholichin | Editor: Reny Fitriani
Anak pasangan Juliadi dan Ayu Sartika tersebut mengatakan untuk persiapan dalam menghadapi perlombaan tidak terlalu matang sekali sebab sudah mengetahui waktunya satu bulan sebelum perlombaan.
"Nah kurang matangnya karena dua minggu sebelum lomba ada ujian pekan remedial, supaya nilai pelajarannya maksimal," ungkapnya.
Ia menyatakan tidak kesulitan dalam membagi waktunya karena ketika di rumah benar-benar fokus berlatih speech bersama mami (sapaan sang ibu) yang juga membantu persiapan dalam menghadapi perlombaan.
"Ya cuman satu minggu lah persiapannya buat ngapal speech-nya dan speech saya konsep sendiri dan dikoreksi oleh mami jika ada yang kurang detil. Kalau sekali latihan cukup sekali ngapal dengan bicara di depan kaca dan perhitungkan timer dengan ketentuan minimal lima menit dan maksimal delapan menit. Hanya dua kali saja ngulangnya," paparnya.
ALSA sendiri merupakan english competion yaitu semua kompetisi yang berbasis bahasa Inggris yang dilaksanakan oleh Fakultas Hukum (FH) UI dengan beragam kategori perlombaan di antaranya, scrable, story telling, debate, MUN, speech, news cast, dan lainnya.
Jumlah peserta yang mengikuti kategori speech sendiri maksimal sebanyak 30 peserta dan kebetulan yang terdaftar pada ajang kali ini sebanyak 29 peserta sementara satu peserta mengundurkan diri.
"Ya dari seluruh peserta ini beragam dari berbagai provinsi di seluruh Indonesia yang mengikutinya seperti Bali, Bogor, Tanggerang, Lampung, Jakarta, dan daerah lainnya," terangnya.
Ia mengutarakan ada tiga babak yang harus dilalui peserta dalam mengikuti perlombaan kategori speech yaitu babak pertama, babak kedua, dan babak ketiga (final).
Ada pengalaman yang tidak bisa terlupakan waktu di babak petama karena saat menampilkan speech di hadapan juri sempat kelupaan dengan isi teks specch yang sudah di konsep.
"Iya karena nervous, saya lupa isi poin speech yang ditengah. Akhirnya saya lewatin saja. Dan Alhamdulilah bisa lolos walaupun hanya dapat rangking 8. Soalnya dari 30 peserta dikerucutkan jadi 15," terangnya yang membawakan tema speech terkait bulliying.
Peserta yang masuk di babak kedua diberikan tiga tema pilihan untuk membawakan speechnya yaitu pilihannya ancaman sosial, agama, dan kurang perhatian keluarga.
"Akhirnya saya pilih tema, soal ancaman seksual terhadap wanita dengan diberikan waktu 30 menit untuk menulis dan menghapal isi speech tersebut. Keberuntungan saya karena saya paling paham materi tersebut akhirnya dapat lolos di babak kedua di urutan ketiga karena diambil lima besar untuk masuk ke babak final," paparnya.
Hal yang lucu dan menegangkan saat di babak ketiga (final) soalnya saat tampil sempat dikomentarin oleh salah satu juri dikarenakan saat tampil speech membawa kertas lusuh.
"Ya kalau boleh jujur saya gak nyangka bakal masuk babak final. Makanya agak keteteran pas nyiapin bahan speech untuk babak final. Setelah pengumuman babak kedua selesai pulang nyiapin speech sampai semaleman. Nah, pas ngapal-ngapal ternyata gak masuk-masuk untungnya pas final boleh bawa kertas tapi itu kertasnya udah jelek makanya sampai dikomen juri. Padahal sudah down, tapi Alhamdulilah saat pengumuman dapat juara kedua," kenangnya.
Juri dalam perlombaan tersebut terdiri dari tiga juri yaitu satu mahasiswi asal UI dan dua Dosen dari UI. Kategori penilaiannya beragam mulai pembawaan, suara, gramartical juga dinilai.