Langit Seakan Ikut Berduka Saat Miliarder Muda Ali Banat Dimakamkan. Begini Penampakannya
Tak heran, pemuda miliarder yang baru saja berpulang itu ternyata punya cerita hidup yang menyentuh.
Penulis: Heribertus Sulis | Editor: Heribertus Sulis
Ali memutuskan untuk meninggalkan semua kemewahan yang ia miliki.
Ia ingin meninggalkan segala sesuatu yang bersifat keduniawian.
Ali menguras hartanya.
Ia menjual bisnis yang telah membuatnya kaya raya.
Ia juga melepaskan banyak koleksi barang mewah miliknya seperti sepatu, jam tangan, dan kacamata karya perancang dunia yang mahal.
Ali kemudian memulai sebuah progarm yang ia beri nama "Muslim Around The World".
Melalui organisasi tersebut, Ali memberi perhatian besar untuk kaum membutuhkan di sebuah wilayah di Afrika bernama Togo.
Ia menggalang dana untuk membangun kampung bagi 200 janda, sebuah masjid, serta bagi sekolah dan asrama bagi 600 anak-anak yatim piatu.
Hingga ia menghambuskan nafas terakhirnya Selasa malam (29/5), penggalangan dana bagi organisasinya telah mencapai lebih dari target awalnya yakni $1 juta dolar, atau lebih dari Rp 10 miliar.
Ai terus melakukan kebaikan hingga ia kembali ke rumah Tuhan pada Selasa malam.
Ali meninggal di bulan Ramadan.
Kepergiannya menjadi duka bagi banyak orang.
Kisah hidupnya yang menginspirasi membuat pemakaman Ali yang dilaksanakan di kawasan Lakemba, New South Wales, dihadiri banyak orang.
"Banyak hati yang terluka atas kematiannya, ia adalah sumber inspirasi yang telah banyak menanamkan benihnya di hati kita semua untuk terus melanjutkan cita-citanya," ujar Faiza, salah satu pengikutnya.
"Ia adalah inspirasi bagi saya saat terkena penyakit. Setelah mendengarkannya, saya mulai merasa bahwa penyakit saya adalah karunia," tulis Kanwal Rukh yang tinggal di Pakistan.