Tentara Perempuannya Galak-galak dan Ditodong Senjata, Kisah Turis Indonesia Masuk Israel

Malah ditodong senjata, disuruh lepasin dan diambil syalnya. Akhirnya ada perwakilan kita yang menjelaskan.

Penulis: Jelita Dini Kinanti | Editor: Safruddin
IST
Tentara wanita Israel 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Larangan turis Indonesia masuk Israel yang diberlakukan mulai 9 Juni 2018 masih menjadi sorotan,

Tapi siapa sangka, jauh sebelum rencana larangan, ternyata jika berkunjung ke Masjid Al Aqsa melewati wilayah Israel bukan perkara gampang.

Dua pimpinan agen wisata rohani di Lampung mengisahkan pengalamanya mengunjungi Al Aqsa saat mengantar rombongan wisata religi.

Mereka adalah Pimpinan PT MakkahMultazam Safir, Nasrun Nazaruddin serta Wakil Direktur PT Luna Amanah International, Tanri Bali.

Baca: Viral Seorang Jemaah Umroh Terlantar di Jeddah, Ditinggal Agen Travel Begitu Saja

Nasrun melakukan perjalanan ke Israel tahun 2016, sementara Tanri tahun 2017.

"Itu adalah perjalanan pertama saya ke Israel mengunjungi Al Aqsa," kata Nasrun.

Saat itu, ia mendampingi para jamaah yang berangkat menggunakan biro perjalanan umrahnya.

Mereka masuk melewati pintu Yordania. Rombongan yang berangkat ada dua bus sekitar 60 orang.

Saat memasuki Yerusalem dari Yordania itu, pintu gerbang dijaga ketat oleh tentara Israel.

Seluruh jamaah diperiksa dan diintrogasi secara detail, kemudian seluruh barang juga diperiksa. Proses pemeriksaan berlangsung cukup lama hingga tiga jam.

"Tentaranya itu banyak perempuan. Namun sangat galak. Satu tentara itu membawa sampai tiga senjata. Ada yang ditangan dan diselempang. Dari awal suasananya sudah mencekam.

Pokoknya kita ikut saja apa kata mereka.

Diminta nunggu, ya nunggu, diminta masuk ya masuk. Lama proses pemeriksaannya.

Setelah selesai diperiksa, bus kita harus nunggu di Yordania, kita harus naik bus yang disiapkan oleh pihak Israel, baru bisa jalan," ceritanya.

Tentara ini berada di setiap sudut Yerusalem, ada yang berjaga-jaga di jalanan.

Bahkan di dekat Al Aqsa ada menara pengawas yang dijaga para tentara.

Baca: H-7 Jelang Larangan Masuk Israel, Biro Travel Ini Tetap Nekat Buka Paket Wisata Rohani

Di tiap pintu masuk Al Aqsa juga dijaga para tentara bersenjata lengkap, di dalam masjid juga ada tentara.

"Hampir semua turis yang kesana itu ketakutan, gak berani ngapa-ngapain, karena dimana-mana banyak tentara.

Kita juga gak dibolehin lama-lama di masjid Al Aqsa, sudah selesai salat diminta segera pergi.

Suasananya mencekamlah di Israel itu.

Makanya orang yang kesana itu saya bilang sudah siap mati. Meski para turis tidak ada yang diapa-apain," tutur Nasrun.

Ditodong Senjata

Cerita menarik juga diungkapkan Tanri, setiap orang yang masuk wilayah yang dikuasai Israel diperiksa ketat oleh tentara bersenjata lengkap, bahkan ada random cek.

Orang yang kena random cek ini akan diperiksa sangat lama, bisa sampai dua jam menunggunya.

"Saat saya berangkat itu, ada di rombongan dari Indonesia ini yang kena random cek. Nah itu rombongan harus nunggu lama untuk bisa masuk menuju Yerusalem," jelasnya.

Selain itu, semua "turis" dilarang berfoto pakai spanduk.

"Karena gak boleh pake spanduk, rombongan kita saat itu berfoto dengan mengangkat syal yang biasanya diikat di leher.

Eh, malah ditodong senjata, disuruh lepasin dan diambil syalnya. Akhirnya ada perwakilan kita yang menjelaskan bahwa syal itu bukan apa-apa, baru kemudian dibalikkan syalnya," cerita Tanri.

Baca: Isu Raffi Ahmad Mundur, Pesbukers Jadi Bahan Gunjingan di Medsos

Meski ada kebijakan pemerintah Israel yang melarang masuk turis asal Indonesia, tak membuat sejumlah biro perjalanan umrah dan wisata religi di Bandar Lampung gentar.

Sebagian besar masih tetap menawarkan paket umrah dan wisata rohani ke Yerusalem.

Kendati demikian, biro perjalanan telah menyiapkan opsi cadangan jika pelancong asal Lampung benar-benar tidak diperbolehkan masuk ke Israel.

Nasrun Nazaruddin, menjelaskan, pihaknya tetap menawarkan paket tour muslim ke Yerusalem.

Meskipun sudah mengetahui adanya pelarangan bagi warga Indonesia memasuki Israel.

"Tetap buka paket Tour Muslim ini, dengan waktu perjalanan Juni-Desember. Kita saat ini masih menunggu kabar dari ustaz kita yang ada di Yordania.

Kita ingin tahu seperti apa jelasnya kondisi di sana dan pelarangan ini sejauh mana," jelasnya saat dihubungi Tribun via telepon, Jumat (1/6).

Hal tak jauh berbeda diungkapkan Wakil Direktur PT Luna Amanah International, Tanri Bali.

Menurutnya, paket wisata ke Israel sudah ditawarkan bironya sejak tahun 2017.

Paket tersebut biasanya ditawarkan pada bulan September, Oktober hingga Desember.

"Untuk keberangkatan tahun ini sudah ada sekitar 10 orang yang mengambil perjalanan ke Yerusalem untuk mengunjungi Al Aqsa," jelasnya.

Terkait adanya larangan warga Indonesia ke Israel, Tanri mengaku, sudah mendengarnya.

Namun pihaknya tetap menawarkan paket tersebut namun dengan menyiapkan opsi cadangan.

"Saat ini kita sedang mencari informasi apakah larangan itu permanen atau nantinya akan ada perubahan. Jadi masih kita tawarkan "paket jazirah nabi" ini.

Namun kita juga bilang ke calon jamaah agar bersiap-siap jika ada perubahan.

Artinya, jika ternyata kita tidak bisa memasuki Yerusalem, maka kita akan ubah perjalanannya ke tempat lain. Dan umumnya yang mendaftar mengerti," jelasnya.

Sampai saat ini, terus dia, 10 orang yang sudah mendaftar perjalanan religi ke daerah tersebut belum membatalkan keberangkatannya.

Baca: Cantiknya Putri Bungsu Titi DJ, Banyak yang Bilang Persis Kareena Kapoor

"Para calon jamaah sudah tahu kondisi di Israel dan saat ini masih menunggu. Misal benar-benar kita dilarang masuk ke sana, maka perjalanan kita pindahkan ke paket Turki-Spanyol-Prancis dari yang sebelumnya mengambil paket perjalanan ke Palestina-Yordania," ujarnya.

Tanri menjelaskan, peserta paket tur ke Yerusalem biasanya masuk melalui Mesir dan Yordania.

Kedua pintu masuk ini dikuasai pihak Israel.

Staf Umrah dan Haji Patuna Tour and Travel, Wita, mengatakan, tetap menawarkan paket umrah ke Masjid Al Aqsa di Yerusalem selama 2 hari untuk keberangkatan akhir Desember.

Lokasi itu termasuk satu dari paket perjalanan ke Aman, Mekkah, dan Madinah.

Menurut dia, sejak 2014 paket ini cukup diminati oleh masyarakat, terutama bulan Desember.

"Sekali berangkat bisa 40 orang. Selain itu, mereka ke sana (Yerusalem) sekaligus untuk liburan akhir tahun,," kata Wita.

"Soal larangan ke Yerusalem, kami sudah tahu. Tapi, sekarang kami tetap tawarkan ke sana (Yerusalem), dan jelang keberangkatan nanti akan dicek lagi bisa masuk atau tidak," bebernya. (Tribun Lampung)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved