Hantu Putih Kopassus yang Diakui Dunia, Taklukkan Ribuan Musuh Hanya dengan 30 Personel

Peristiwa tersebut terjadi saat anggota Kopassus yang masih bernama RPKAD, diminta PBB untuk menjaga perdamaian di Kongo, pada 1962.

Editor: muhammadazhim
AFP PHOTO / SONNY TUMBELAKA
Pasukan elite TNI AL, Komando Pasukan Katak (Kopaska), dalam upacara persiapan pengamanan APEC Summit di Bali, 26 September 2013. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Selalu ada saja kisah yang menggemparkan di balik anggota Kopassus.

Anggota Kopassus kerap menciptakan sejarah dalam pertahanan dan perlawanan bangsa.

Kekuatan mereka yang tak tertandingi tak hanya diakui bangsa Indonesia, di negara lain pun jejak mereka diakui dan diapresiasi.

Peristiwa tersebut terjadi saat anggota Kopassus yang masih bernama RPKAD, diminta PBB untuk menjaga perdamaian di Kongo, pada 1962.

Kala itu, Kongo tengah dilanda badai mencekam akibat adanya kumpulan pemberontak.

Akhirnya, Indonesia pun mengirimkan tim terbaik yang dikenal sebagai pasukan Garuda III.

Letjen Kemal Idris lah yang saat itu memimpin pasukan Garuda III.

Mereka bermarkas di kawasan Albertville.

Baca: Paket 4G Unlimited Smartfren Turun Harga Jadi Rp 60.000

Baca: Popularitas Melejit, Personel Sabyan Gambus Malah Jadi Kikuk

Selama bertugas di sana, pasukan Garuda III mudah beradaptasi dengan warga setempat.

Para anggota Kopassus kerap berinteraksi hingga mengajarkan cara memasak makanan Indonesia.

Tak heran, warga kerap menaruh kepercayaan tinggi.

Alhasil, pergaulan hangat yang dijalin pasukan Garuda III, membuat warga turut bersimpati atas program yang dilancarkan untuk mengamankan daerah tersebut dari pemberontak.

Hal ini membuat warga tanpa pamrih memberikan bocoran, terkait akan adanya serangan dari gerombolan pemberontak.

Memang benar, suatu waktu markas pasukan Garuda III diserang para pemberontak.

Pemberontak merasa terusik terhadap kehadiran pasukan Garuda III.

Penyerbuan para pemberontak pada tengah malam ini, membuat markas terkepung.

 Penyerangan secara tiba-tiba terdiri dari 2 ribu pemberontak, sedangkan pasukan di markas hanya 300 orang.

Akhirnya, pasukan Garuda III pun mencoba bertahan dan balik menyerang.

Baca: Banyak Gadis China Tidak Perawan di Usia 17 Tahun, Akhirnya Operasi Keperawanan Sebelum Menikah!

Baca: Saat Pertama Kali THR Dicetuskan Pemerintah Tahun 1951, Besaran THR yang Diterima Rp 125

Pertempuran kedua pihak pada dini hari, membuat kawasan tersebut semakin mencekam.

Adanya baku tembak ini membuat sejumlah pasukan Garuda III mengalami cedera ringan.

Menjelang subuh, para pemberontak pun balik kanan.

Namun, pasukan Garuda III justru tak tinggal diam. Mereka menyiapkan strategi untuk balik menyerang.

Akhirnya, 30 anggota Kopassus pun diturunkan menjadi tim paling depan.

Pagi hari, 30 anggota Kopassus ini memulai perjalanan menuju lembah mematikan, disebut 'no man's land' atau kawasan tak bertuan di atas kekuasaan pemberontak.

Mereka melakukan pergerakan dalam tiga kelompok.

30 anggota Kopassus ini menyamar menjadi warga Kongo.

Tubuhnya dilumuri arang, kemudian membawa bakul sayuran, kambing, dan sapi.

Mereka berjalan menyusuri danau. Setelah matahari terbenam, mereka memantapkan strategi penyerangan, sambil beristirahat di tepi danau.

30 anggota Kopassus yang nekat ini melancarkan serangannya.

Bayangkan, bagaimana bisa 30 anggota Kopassus menyerang maskas pemberontak yang ditinggali ribuan orang?

Strategi cerdas pun dilakukan, tanpa diawali gempuran bom.

Tepat pukul 12 malam, anggota Kopassus ini beraksi.

Mereka membungkus diri menggunakan kain putih di atas kapal hitam.

Kain putih itu pun melayang-layang tertebak angin malam.

Semerbak bawang putih tercium dari sosok mereka yang melayang-layang bak hantu gentayangan.

Baca: Cukup Letakkan Bola Tenis di Bagian Tubuh Ini, Beberapa Macam Nyeri Tubuh Segera Sembuh

Baca: Terungkap Sudah, Rosalia Tengah Berbadan Dua saat Dihabisi Pendeta Henderson di WC Gereja

Ya, mereka sengaja mengayamar menjadi hantu. Hal ini dilakukan untuk menundukan pasukan pemberontak itu.

Pasalnya, pemberontak itu percaya dan sangat takut pada hantu putih.

Hal itulah yang dimanfaatkan anggota Kopassus untuk memberikan serangan ampuh.

Terbukti, saat 'hantu putih' itu mendekat menerobos pintu masuk, para pemberontak gemetar ketakutan.

Padahal, mereka memiliki senjata lengkap, tapi kali ini pemberontak itu tak bisa berkutik.

Kala itu, mereka percaya ada hantu putih di hadapan mereka. Oleh karena itu, mereka tak berani melawan.

Dalam wanktu 30 menit saja, maskas pemberontak pun terkuasai. Sebanyak 3000 pemberontak menyerah mohon ampun.

Memang terlihat mustahil, Panglima PBB Kongo Letjen Kadebe Ngeso pun seakan tak percaya.

Namun, ini adalah strategi nyata yang kemudian menjadi legenda dalam sejarah penjaga perdamaian PBB.

Keberhasilan 30 hantu putih ini, membuat warga Kongo kagum.

Warga Kongo bahkan menjuluki si pasukan hantu putih ini dalam sebutan Les Spiritesses.

Kisah perlawanan 30 anggota Kopassus di Kongo ini sempat ditulis oleh pemilik akun Kaskus, Agung Mina.

Dalam artikel yang ditulisnya berujudul LES SPIRITESSES - Kisah Kontinden Garuda III di Kongo, 1962, menyebutkan kisah rinci ini berdasarkan informasi dari intelijen.

Semoga kisah ini bisa menambah wawasan Anda!

Sumber: Tribunnews
Tags
Kopasus
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved