Pelanggan Komplain Dapat Ayam Goreng Diduga Busuk, CEO Restoran: Benar Gak dari Tempat Kami?
Gerai ayam goreng cepat saji menyatakan banyaknya kejanggalan dalam kasus ini. Mereka pun sudah menyiapkan somasi.
Penulis: hanif mustafa | Editor: Safruddin
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Kasus ayam goreng yang diduga tidak layak konsumsi akhirnya ditanggapi.
Gerai Chicken Crush akhirnya angkat bicara soal isu ayam goreng yang diduga busuk.
Gerai ayam goreng cepat saji yang berada di salah satu mal di Bandar Lampung itu menyatakan banyaknya kejanggalan dalam kasus ini.
Baca: Sore Ini Lembaga Survei Umumkan Hasil Hitung Cepat Pilgub Lampung, Pilbup Lampura dan Tanggamus
Kasus ayam goreng yang diduga tak layak konsumsi itu terjadi di Chicken Crush Kamis, 21 Juni 2018 sekitar pukul 15.00 WIB.
Ketika itu, Ari Oktaviansah (35) bersama keluarganya mendapatkan ayam goreng yang diduga busuk.
Ia pun langsung melapor ke Polresta Bandar Lampung.
Namun, CEO Chicken Crush Ardantya Syahreza menilai ada sejumlah fakta tak wajar dalam komplain tersebut.
Sebab, tidak ada pelanggan lain yang mengalami hal serupa.
"Anehnya, komplain hanya dari bapak, ibu, dan anak kecil umur satu tahun setengah. Sedangkan customer lain biasa saja, gak protes," ungkap Ardantya saat ditemui di MBK, Selasa, 26 Juni 2018.
Ardantya pun menuturkan kronologi peristiwa itu.
Saat itu ada pasutri bersama anaknya membeli dua mangkok bakso dan ayam goreng paha bawah.
Baca: 3 Pelajar SMA Berkomplot Metik Motor di 10 Lokasi, Kejahatannya Terbongkar Gara-gara Ini
"Kemudian (konsumen) ke kasir dan meminta pegawai saya untuk mencium daging ayam yang dibungkus dalam plastik.
Setelah itu mereka keluar dan kembali lagi sekitar satu jam sembari membawa dua orang satu berpakaian batik dan satu berpakaian putih. memanggil supervisor sembari membawa nasi dan ayam dalam sebuah plastik," beber dia.
Anehnya, kata Ardantya, gerainya tidak pernah menyediakan kantong plastik.
"Kami selalu menyediakan nasi dan ayam dalam kemasan. Sedangkan yang dibawa dari plastik dan suruh nyium bau. Emang gak enak,” jelas Ardantya.
”Pertanyaannya, ayam dari mana itu? Benar gak dari tempat kami? Lainnya gak komplain. Cuma dari satu customer," tambahnya.
Masih kata Ardantya, pasutri itu juga mengintimidasi pegawainya.
Bahkan, berusaha menerobos dapur dan tempat penyimpanan makanan.
"Mereka itu siapa? Masuk ke dalam. Padahal, tidak izin. Dia bukan polisi atau diskes, main nyelonong saja. Ini sudah masuk zona pengamanan kami," tegasnya.
Baca: Bukan Messi, Inilah Sang Dewa Penyelamat Argentina di Penyesihan Grup D Piala Dunia 2018
Ardantya menjamin restorannya memiliki prosedur operasional standar, yakni selalu mengecek setiap ayam yang masuk.
"Lalu kami lakukan marinasi (perendaman daging) dan dimasukkan ke dalam mesin pembeku. Ini sudah SOP, dan pasti dalam kondisi baik," katanya lagi.
Ardantya pun mempertanyakan kebenaran si anak yang sakit perut dan langsung buang air besar setelah mengonsumsi ayam tersebut.
"Kan jedanya cuma 15 menit. Padahal, itu proses gak cepat. Ini sedang kami selidiki. Ayam yang dibawa punya kami atau bukan. Tapi, memang tidak ada hubungan kemasan dengan punya kami," ujarnya.
Saat itu, kata Ardantya, pasutri tersebut sempat bernegosiasi dengan meminta uang ganti rugi sebesar Rp 15 juta.
"Ini kan aneh. Ayam dari harga berapa, minta ganti rugi segitu. Kalau untuk customer, kami siap saja mengobati. Tapi, seharusnya wajar. Kemudian minta turun Rp 10 juta.
Kalau memang korban akan terbukti sakit. Tapi, ini belum terbukti. Saya sangat menyesalkan ini," keluhnya.
Atas kejanggalan tersebut, Ardantya mengaku akan mengambil langkah hukum.
Pihaknya akan melayangkan somasi.
Apalagi sempat ada upaya intimidasi terhadap karyawannya.
Baca: Hasil Akhir Islandia vs Kroasia 1-2, Juara Grup D Ini Melaju ke Babak 16 Besar
"Saya akan laporkan ini ke Jakarta bahwa ada praktik tidak baik di Lampung. Saya ingin melindungi kuliner. Karena saya tidak ingin ada praktik seperti ini terjadi di tempat lain," tandasnya.
Komplain Pelanggan
Sebelumnya, tak terima mendapat sajian ayam goreng yang diduga busuk, seorang customer melaporkan salah satu restoran cepat saji ke Polresta Bandar Lampung.
Kejadian ini bermula saat Ari Oktaviansah (35) bersama anak dan istrinya memesan makanan di salah satu restoran cepat saji Kamis sore, 21 Juni 2018, sekitar pukul 15.00 wib.
Ari menuturkan, saat itu ia hendak makan bersama anak dan istrinya, namun anaknya ingin makan fried chiken.
"Ya kami akhirnya makan di Chiken Crush, tapi yang saya dan istri saya makan bakso yang ada disebelah," ungkap warga Jalan Cendana Gang Masjid Tanjung Senang ini.
Baca: Jangan Pernah Tahan Buang Air Besar, Pria Ini Nyaris Tewas Gara-gara Sembelit
Setelah memesan dan anaknya menyantap sajian tersebut, Ari diberitahu istrinya jika ayam yang dipesannya tersebut diserbu lalat.
"Tiba-tiba istri saya bilang, kalau ayam kok dikerubutin lalat, kemudian dicium baunya busuk," jelasnya.
Ari pun mengaku tak terima, dan komplain ke pihak restoran. Dan pihak restoran pun mengakui jika ayam tersebut memang tidak layak konsumsi.
"Kalau kondisi ayam tiren (mati kemarin) saya tidak tahu, tapi yang jelas tidak lagi fresh, dan sudah berbau sehingga banyak lalat datang," tegasnya.
Atas kejadian ini Ari pun merasa dikecewakan dan dirugikan.
"Jelas saya ditipu, kalau saya makan gak masalah tapi ini yang makan anak saya yang masih balita, maka dari itu kami laporkan kepihak yang berwajib," tutupnya.
Saat dikonfirmasi perkembangan laporan di kepolisian, Kasatreskrim Polresta Bandar Lampung Kompol Harto Agung Cahyo mengatakan bahwa hingga saat ini laporan kasus ini masih diproses.
"Saat ini masih dalam proses. Nanti kami akan panggil saksi-saksi," ujar Harto. (nif)
BACA JUGA :
Susah Payah Lolos ke Babak 16 Besar Piala Dunia 2018, Argentina Sudah Ditunggu Prancis
Klasemen Akhir Grup C Piala Dunia 2018 - Prancis dan Denmark Melaju ke Babak 16 Besar
TPS Unik di Bandar Lampung: MotoGP Hingga Piala Dunia