Fenomena Blood Moon 27 Juli 2018, Apa Istimewa dan Bedanya dengan Super Moon atau Blue Moon?
Seluruh gerhana dan terjadinya blood moon akan terjadi pada malam hari tanggal 27-28 Juli dan berlangsung selama 1 jam 43 menit.
Penulis: Heribertus Sulis | Editor: Heribertus Sulis
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Fenomena Blood Moon atau bulan darah dapat kita saksikan pada akhir juli nanti, 27 Juli - 28 Juli 2018. Blood Moon adalah fenomena gerhana bulan.
Berbeda dengan gerhana bulan 'biasa', Blood Moon pada 27 Juli nanti tergolong istimewa.
Apakah lebih istimewa dari kehebohan Super Blue Blood Moon yang terjadi pada 31 Januari 2018 silam?
Super Blue Blood Moon memang tergolong sangat istimewa, tapi Blood Moon pada 27 Juli - 28 Juli nanti tak kalah istimewa.
Baca: Fenomena Blood Moon 27 Juli, Gerhana Bulan Terlama di Abad 21
Bulan Juli ini akan sangat menarik bagi yang gemar dengan astronomi dan pengamat bintang.
Blood moon ini juga merupakan gerhana bulan terlama di abad ke-21!
Apa sih bedanya Super Blue Blood Moon dengan Blood Moon atau Super Moon?
Rabu malam, 31 Januari 2018, kita sudah menyaksikan trifecta surgawi, gabungan tiga fenomena bulan dalam satu waktu yang sama.
Mereka adalah Super Moon yang menandakan bulan berada di posisi sangat dekat dengan bumi, Blue Moon atau bulan biru yang menandakan ini adalah bulan purnama kedua dalam satu bulan, dan Blood Moon yang menandakan bulan memancarkan warna merah darah.
Dikutip dari Kompas.com, ternyata, para ahli astronomi rupanya tidak ingin Anda menggunakan istilah Super Moon, Blood Moon, dan Blue Moon lagi.
Mereka memiliki penjelasannya dan menganjurkan istilah yang lebih tepat.
Namun, sebelum kita membahas hal itu, perlu dicatat bahwa ada beberapa hal mendasar dalam istilah astronomi.
Seperti istilah gerhana bulan total untuk menjelaskan fenomena saat bulan melewati bayangan bumi.
Dalam fenomena ini, bumi sebetulnya tidak menutupi bulan dengan satu bayangan.
"Alasan mengapa ada dua bagian bayangan bumi, umbra dan penumbra, adalah karena matahari bukanlah satu titik kecil, tetapi sesuatu yang sangat besar," kata Noah Petro, seorang periset di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard milik NASA, dilansir dari Wired.