Sepak Terjang Irwandi Yusuf, Eks Pejuang GAM yang Jadi Gubernur Aceh dan Berakhir di OTT KPK

Pada pelantikannya dalam rapat paripurna istimewa di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Presiden RI Joko Widodo hadir.

Tribun Kaltim
Gubernur Aceh Irwandi Yusuf tiba di gedung KPK, Rabu, 4 Juli 2018. KPK menangkap Irwandi bersama Bupati Bener Meriah Ahmadi terkait dugaan korupsi penerimaan fee dari beberapa transaksi penyelenggaran negara di tingkat provinsi dan kabupaten di Aceh. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDA ACEH – Opera

Baca: Jelang Final Dini Brasil vs Belgia, Adakah Cara Hentikan Neymar?

si tangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali memakan ”korban”. Kali ini, Gubernur Aceh Irwandi Yusuf mengikuti jejak sejumlah kepala daerah lainnya terkena OTT.

KPK menangkap Irwandi bersama Bupati Bener Meriah Ahmadi terkait dugaan korupsi penerimaan fee dari beberapa transaksi penyelenggaran negara di tingkat provinsi dan kabupaten di Aceh.

Irwandi adalah orang nomor satu di pemerintahan Aceh. Dia masih menjabat sebagai gubenur untuk periode 2017-2022.

Periode ini adalah kali kedua dia menjadi sebagai gubernur setelah sebelumnya memimpin Aceh pada tahun 2007-2012.

Irwandi terpilih sebagai gubernur Aceh setelah perdamaian dari konflik Aceh ditandatangani pada tahun 2005.

Penyelesaian konflik Aceh mengantarnya menjadi gubernur pada Pilgub Aceh 2006.

Sebelumnya, Irwandi adalah mantan pejabat Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Dia menjadi juru propaganda di kelompok tersebut.

Saat dia dilantik, sejumlah mantan kombatan GAM hadir.

Baca: Alasan Inilah yang Membuat Cristiano Ronaldo Bisa Hengkang dari Real Madrid

Pada 2012, dia mencoba maju kembali bersama Muhyan Yunan melalui jalur perseorangan.

Partai Aceh yang didirikannya bersama pejabat GAM lainnya memutuskan untuk tidak mengusungnya pada Pilgub Aceh saat itu.

Hasilnya, Irwandi dan Muhyan tersingkir oleh pasangan Zaini Abdullah-Muzakir Manaf yang diusung Partai Aceh melalui persaingan suara yang ketat.

Tak henti mencoba, pada 2017, Irwandi yang maju dengan kendaraan politik Partai Nanggroe Aceh (PNA) terpilih kembali memimpin Aceh bersama pasangannya, politikus Partai Demokrat Nova Iriansyah.

Pada pelantikannya dalam rapat paripurna istimewa di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Presiden RI Joko Widodo hadir.

Pada saat itu, Jokowi sengaja transit di Aceh sebelum melakukan kunjungan kenegaraan ke Turki.

"Baru kali ini hal tersebut dilakukan, yakni Presiden hadir saat pelantikan kepala daerah dan ini tidak ada di daerah lain. Aceh menjadi sesuatu dalam hatinya," kata Irwandi dalam pidato usai mengucapkan sumpah jabatan sebagai gubernur Aceh periode 2017-2022 pada 5 Juli 2017.

Dalam memimpin Aceh, Irwandi dan Nova menjalankan program pembangunan bernama “Aceh Hebat”.

Ada sembilan program khusus yang menjadi penekanan bagi pemerintah daerah Aceh untuk menyejahterakan masyarakat.

Satu di antara program terobosan unggulan Irwandi Yusuf saat menjadi gubernur pada periode 2006-2012 adalah Program Jaminan Kesehatan Aceh (JKA).

Baca: Cek Prakiraan Cuaca di Lampung Hari Ini

Melalui program ini, pemerintah memberikan layanan kesehatan gratis bagi masyarakat Aceh.

Selama menjalankan pemerintahan di Aceh sejak Juni 2017 hingga kini, Irwandi dikenal gencar menyuarakan upaya penghapusan fee proyek bagi pejabat pemerintahan dan pihak swasta yang mengerjakan proyek pemerintahan.

Jatuh hati pada pesawat

Semua orang sudah tahu, Irwandi jatuh hati dengan pesawat. Dia punya pesawat pribadi dan bisa menerbangkannya.

Pada 2014, dua tahun setelah gagal dalam Pilgub Aceh, dia sengaja belajar dan mengambil lisensi untuk menerbangkan pesawat di Bandung Pilot Academy.

Seperti dikutip dari Kompas.id, Irwandi memiliki satu unit pesawat Shark Aero bermesin tunggal produksi Slovakia dan diberi nama ”Hana karu, hoka gata" atau yang berarti "tidak ribut, kamu di mana".

Irwandi pernah menyebutkan, pesawat itu dibelinya dengan harga 40.000 euro (Rp 600 juta) dari harga resmi Rp 90.000 euro (Rp 1,3 miliar).

Dia mengaku mendapatkan diskon besar karena membantu penjualan pesawat tersebut.

Irwandi juga pernah mengklaim bahwa hanya dia yang memiliki pesawat itu di Asia.

Pesawat itu kerap digunakan Irwandi untuk perjalanan dinas ke daerah-daerah.

Salah satunya saat melantik Wali Kota dan Wakil Wali Kota Lhokseumawe Suaidi Yahya-Yusuf Muhammad, serta Bupati dan Wakil Bupati Aceh Utara Muhammad Thaib-Fauzi Yusuf, di lokasi terpisah, 12 Juli 2017.

Saat itu, Irwandi menerbangkan sendiri pesawat pribadinya itu dari Bandara Iskandar Muda Aceh Besar ke Bandara Malikussaleh Lhokseumawe.

Usai melantik pasangan Suaidi Yahya-Yusuf Muhammad, dia terbang lagi ke Aceh Utara untuk melantik Muhammad Thaib-Fauzi Yusuf.

Baca: Lokasi Pelayanan SIM Keliling Hari Ini

Namun, pengalaman tak mengenakkan juga pernah dialaminya. Pesawat yang diterbangkannya mendarat darurat di kawasan Pantai Desa Lam Awe, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, pada 17 Februari 2018.

Pesawat itu terjungkal, kedua sayapnya patah. Namun Irwandi selamat dan tak mengalami luka.

Saat itu, Irwandi tengah menerbangkan pesawat untuk melakukan kunjungan kerja ke sejumlah kabupaten.

Kecintaannya pada pesawat lalu menurun pada putri sulungnya, Putroe Sambinoe Mutuwah. Putroe bahkan pernah mendapat penghargaan dalam terbang perdana tanpa pendamping (solo flight) dari aerodrome Nusaworu ke Pangandaran.

Terobosan

Mantan Wali Kota Sabang periode 2006-2012 Munawar Liza Zainal mengaku bahwa sosok Irwandi Yusuf alias Tengku Agam ini adalah sosok yang memiliki wawasan luas yang melebihi umurnya.

“Dia selalu suka bertualang dan hal-hal yang baru. Begitu juga dengan pemerintahan. Banyak terobosan baru yang diluncurkan Pak Irwandi yang terkadang hal ini suka memberi pemahaman lain terhadap kawan-kawan lamanya yang menyebabkan kawan lama tak masuk dalam sistem di sekitarnya, namun dia tetap memberi pemahaman kepada orang lain bahwa dia bebas melakukan terobosan dalam mengelola pemerintahan,” ungkap Munawar, Rabu (4/7/2018).

Baca: Bunda Eva Gebrak Meja dan Tunjuk Bawaslu-KPU

Karena kerap beraktivitas bersama di partai politik lokal dan Gerakan Aceh Merdeka, Munawar juga memahami komitmen Irwandi dalam menjalankan pemerintahan yang bersih demi rakyat.

“Tak ingin berspekulasi, saya menyerahkan hal ini sepenuhnya kepada penegak hukum dan berharap proses hukum berjalan dengan adil,” ujar Munawar.

Sementara itu, Koordinator Masyarakat Transparansi Aceh (MATA) Alfian mengatakan, semua mata di Aceh sekarang tertuju kepada KPK.

“Harus diakui OTT KPK ini adalah akumulasi tindakan korupsi yang terjadi selama ini di Aceh, dan MATA akan terus mengawal proses ini sehingga ada kepastian hukum yang dikeluarkan KPK,” tuturnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Kiprah Irwandi Yusuf, Mantan Pejabat GAM yang Jadi Gubernur Aceh lalu Jatuh Hati pada Pesawat

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved