Jawaban Menohok Tuan Guru Bajang atau TGB soal Pencoretan dari Daftar Capres Alumni 212
"Apa risikonya kalau dicoret? Kita bisa tetap ngaji di sini, bisa tetap silaturahmi, Insya Allah kita bisa makan tiga kali sehari," kata TGB.
Penulis: Andi Asmadi | Editor: Andi Asmadi
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Gubernur Nusa Tenggara Barat, Zainul Majid, yang lebih populer dengan sebutan Tuan Guru Bajang atau TGB, memberi jawaban menohok menanggapi pencoretan dirinya dari calon presiden oleh Alumni 212, lantaran menyatakan mendukung Jokowi menjadi presiden dua periode.
"Itu haknya beliau," ujarnya tenang.
Baca: Jawaban Mengejutkan Ustaz Abdul Somad Saat Ditanya soal Tuan Guru Bajang Dukung Jokowi
Baca: Ucapan Kontroversial Mamah Dedeh, Berujung Permohonan Maaf Secara Langsung di Televisi Nasional
Baca: Anaknya Minta Gendong Saat Salat, Begini Reaksi Ustaz Solmed
Ia lalu menambahkan, "Apa risikonya kalau dicoret? Kita bisa tetap ngaji di sini, bisa tetap silaturahmi, Insya Allah kita bisa makan tiga kali sehari," kata TGB atau Tuan Guru Bajang di sela-sela mengisi kajian Jumat di Masjid Hubbul Wathan Islamic Centre, Mataram, Jumat 6 Juli 2018.
TGB memberikan klarifikasi soal pernyataannya mendukung Jokowi menjabat presiden dua periode.

"Keputusan ini saya ambil setelah 4 tahun. Saya melihat dan menilai pasca pemilukada serentak, di beberapa daerah itu pembelahan antar umat luar biasa," ujarnya.
TGB mengungkapkan, ada satu pihak mengklaim dialah aspirasi umat, dan pihak yang lain bukan aspirasi umat. Tak hanya itu, narasi dan wacana yang mengemuka berpotensi merusak persaudaraan.
Baca: Syahrini Akhirnya Ungkap Hubungannya dengan Anang Hermansyah
"Wacana dan orasi yang dikembangkan semakin mengkhawatirkan. Ada yang mengutip ayat-ayat perang, seakan-akan pada tahun 2019 itu kita akan mengalami Perang Kurusetra, antara Pandawa dan Kurawa," paparnya.
Sebagai anak bangsa, TGB mengatakan dirinya harus bersikap. "Pilihan saya sebagai anak bangsa, mau diam atau bersuara. Saya ambil pilihan bersuara," ujarnya, seraya menegaskan, sikap yang ia ambil tidak ada kaitanhnya dengan urusan jabatan.
"Ini adalah sikap dari TGB," katanya.
Keputusan tersebut mengagetkan bagi sebagian orang.
Tak sedikit yang kemudian mempertanyakan alasan TGB mendukung Jokowi.
Sebelumnya diberitakan, TGB memberikan dukungan ke Jokowi dengan alasan memiliki visi untuk melaksanakan pembangunan bersama masyarakat, khususnya masyarakat di Indonesia bagian Timur.
TGB menegaskan, memimpin Indonesia satu periode tidaklah cukup untuk Jokowi.
Baca: Bowo Alpenliebe Blak-blakan soal Acara Meet and Greet, Duitnya Ternyata
Dengan berkaca pada kunjungan Jokowi ke NTB telah 8 kali, TGB menilai hal itu, menjadi komitmen Jokowi untuk melakukan pemerataan pembangunan.

Lewat Instagram
Meresposn pertanyaan dan hujatan yang dialamatkan kepadanya, TGB juga buka suara melalui media sosial.
Ia mengunggah sebuah video di akun Instagramnya, @tuangurubajang, Jumat malam.
Dalam video itu, ia meminta tidak menggunakan ayat-ayat perang dalam Alquran untuk urusan kontestasi politik.
"Apa aset kita yang tidak terlihat sebagai bangsa? Aset yang tidak terlihat itu adalah persaudaraan dan persatuan kita sebagai bangsa. Kita ini bersaudara. Apakah bapak-bapak berani mengatakan bahwa anda adalah yang haq, sementara lawan politik adalah yang bathil seperti kafir Quraisy? Siapa yang berani? Kalau saya tidak berani. . .
Siapapun yang mendengar ucapan saya ini, tokoh-tokoh, guru-guru yang saya muliakan. Tolong berhentilah berkontestasi politik dengan mengutip ayat-ayat perang dalam Al-Qur’an. Kita tidak sedang berperang. Kita ini satu bangsa. Saling mengisi dalam kebaikan. . .
Baca: Terungkap Misteri Hilangnya Nining Selama 1,5 Tahun yang Sebelumnya Disebut Tenggelam
Kalau kita berkontestasi politik atau apapun, letakkan itu dalam “fastabiqul khoirot". Letakkan itu dalam “lita’arafu”. Beda-beda gagasan, semangatnya adalah untuk ta’aruf, saling mengisi dan saling belajar. Siapa yang bisa menyelesaikan masalah Indonesia sendirian? Hanya bisa dilakukan jika kita semua bersama-sama.
Apa yang kemarin ada di media-media. Saya banyak sekali menerima pertanyaan tentang masalah ini. Tuduhan-tuduhan juga banyak. Hujatan-hujatan juga lebih banyak. Ya tidak apa-apa. Kan kita hidup itu kalau ungkapan para ulama, membuat semua orang senang atau menyenangkan semua orang itu sesuatu yang mustahil. . .
Jadi kalau kita mau bikin senang, ya kepada yang menciptakan manusia saja lah. Itu urusannya pasti baik. Kalau kita berusaha mencari ridha dan keridhaan Allah supaya mencintai kita, itu pasti menguntungkan. Tapi kalau kita berepot-repot untuk mencari kecintaan manusia, atau “menjilat” manusia, itu biasanya akan kecewa dan tidak akan membawa kebaikan apa-apa. Wallohu a’lam bishowab," tulisnya.

Respons Jokowi
Mendapat dukungan dari TGB, bagaimana response Presiden Joko Widodo?
Jokowi mengaku bersyukur mendapatkan dukungan Tuan Guru Bujang atau TGB.
"Saya kira itu bentuk sebuah penghargaan apresiasi kepada pemerintah. Alhamdulilah," ujar Jokowi di Jakarta, Jumat.
Menurut Jokowi, keputusan TBG merupakan bentuk keyakinan dirinya terhadap kinerja pemerintahan saat ini berjalan baik. "Saya kira beliau melihat dengan rasionalitas yang wajar," kata Presiden.
Sementara itu, Relawan Tuan Guru Bajang Elok Santun Terpercaya (TGBest) meyakini pernyataan TGBsoal Presiden Joko Widodo bukanlah sikap resmi dukungan, melainkan hanya sebuah pujian.
Baca: Sule dan Lina Cerai, Ini 5 Fakta tentang Keduanya yang Baru Terungkap
"Kami memandang itu sebuah pujian, dan bukan bentuk dukungan," kata Ketua Umum Tgbest, Samsuar.
Samsuar memandang lain pernyataan TGB. Kata dia, TGB mencoba menjelaskan dari kacamata Gubernur NTB. "TGB itu Gubernur NTB dua periode. Jadi Kalau Jokowi memimpin dua periode artinya Jokowi berhasil," kata Samsuar.

Sikap Ustaz Somad
Tuan Guru Bajang dan Ustaz Abdul Somad dikenal sangat dekat. Keduanya adalah alumni Universitas Al Azhar Kairo Mesir. Tuan Guru Bajang lebih senior. Somad yuniornya.
Beberapa waktu lalu, Somad terang-terangan memberi dukungan kepada seniornya Tuan Guru Bajang untuk maju Pemilihan Presiden.
Namun publik terkejut mengenai situasi politik terkini di mana Tuan Guru Bajang menyatakan dukungan kepada Presiden Joko Widodo untuk menjabat dua periode.
Bagaimana reaksi Somad?
Dai dengan julukan Dai Sejuta View ini memberikan jawaban mengejutkan ketika ditanya soal Gubernur Nusa Tenggara Barat, Tuan Guru Bajang, yang menyatakan mendukung Presiden Jokowi dua periode.
Jawaban itu disampaikan Ustaz Abdul Somad di akun Facebooknya, "Ustadz Abdul Somad", pada Kamis (5/8/2018) sekitar pukul 18.58 WIB.
Ia membuat screen shoot percakapan WhatsApp dengan seseorang bernama Irfan dari Makassar.
"Assalamualaikum, Ustaz. Irfan nih, dari Makassar, semoga kabarnya sehat selalu, aamiin," begitu percakapan yang terjadi.
"Pengen wawancara dikit soal Tuan Guru Bajang dukung presiden dua periode. Padahal kita harap dia juga maju sebagai capres. Mohon sedikit tanggapannya," begitu pertanyaan orang yang bernama Irfan.

Apa jawaban Ustaz Abdul Somad? Hanya dua kata, tapi menohok. "Tunggu HRS," katanya.
HRS dikenal luas sebagai inisial Habib Rizieq Shihab, pendiri Front Pembela Islam (FPI) yang kini berada di Arab Saudi.
Sebelumnya diberitakan, menjelang pemilihan presiden 2019, kejutan selalu terjadi.
Dukungan Ustaz Abdul Somad terhadap Tuan Guru Bajang dilontarkan saat acara Kongkow Kekeluargaan, Keorganisasian, dan Kebangsaan, Organisasi Internasional Alumni Al Azhar Cabang Indonesia.
Di dalam sambutannya, Ustaz Abdul Somad mengatakan, diundang ke NTB.
"Saya sampaikan ke masyarakat NTB saya tak perlu datang ke NTB karena suara 6 juta itu sudah di tangan. Yang perlu kita datangi itu, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah. Di sana ada 60 juta suara. Jadi kantong-kantong suara ini kita rebut untuk menuju...," kata Abdul Somad yang langsung disambut tepuk tangan peserta.
"Saya berjanji ke Tuan Guru, saya tak datang ke NTB, namun jadwal saya di 2018 sampai hari 'H' mencoblos di 2019, saya akan sampaikan dimana-mana posisi, dimana Tuan Guru yang bisa datang, kita juga mau ke situ. Misalnya, kebetulan jadwal saya di bulan ini di Ambon, Tuan Guru bisa hadir, maka langsung saja. Syukur-syukur pada hari itu, nomor sudah dapat di tangan. apa harus begini, begini," ungkap Abdul Somad yang langsung disambut tepuk tangan dan luapan kegembiraan para peserta.
"Coba kawan-kawan bayangkan, kita ini pulang, ke tanah air bisa dikelompokkan. Pertama akademisi di kampus. Yang di kampus paling tidak 1 semester menguasai 10 lokal. Itu sudah berapa suara. Kedua kelompok Sofa Marwa. Satu bulan ada tujuh keberangkatan. Itu berapa yang bisa kita masukkan lewat manasik. Ketiga adalah pegawai. Semua Al Quran yang dicetak melalui mereka. Link link ini kita hidupkan lagi," ujar Abdul Somad.
Tuan Guru Bajang pun menanggapi apa yang disampaikan Abdul Somad.
"Apa yang terucap itu adalah suara hati dan harapan. karena itu menyangkut saya dan besar sekali husnudzan dan yang menyampaikan itu terhadap pribadi saya, saya menyampaikan jazakumullahu khairan katsiran setelah beristighfar pada Allah SWT," ujarnya.(*)