Cerita Sulis Yang Sempat Disandera Terduga Teroris di Yogyakarta, Kini Masih Syok
Operasi penangkapan terduga teroris di Jalan Kaliurang KM 9 Sleman, Yogyakarta, menyisakan cerita bagi Sulis.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Operasi penangkapan terduga teroris oleh Densus 88 di Jalan Kaliurang KM 9 Sleman, Yogyakarta, menyisakan cerita sendiri bagi seorang warga Lampung, Sulis Khusnul Khotimah (33).
Sulis sempat disandera terduga teroris yang memasuki rumahnya hari itu. Sulis merupakan alumni Universitas Islam Negeri (UIN) Radin Intan Lampung. Ia ikut suaminya, Amboro, tinggal di Yogyakarta.
Sampai kemarin, ia masih mengalami trauma atas peristiwa tersebut. Sulis sempat menceritakan kejadian ini kepada saudaranya, Yeni, di Sukarame, Bandar Lampung.
Yeni dan suaminya pun sempat merekam cerita Sulis ini.
Baca: Kunjungi Lokasi Syuting Film Sultan Agung, Presiden Jokowi Ditegur Warga Gara-gara Nama Ini
Dalam rekaman yang diperdengarkan kepada Tribun Lampung, Sulis menceritakan, awalnya tidak mengetahui ada teroris.
Ia dan suaminya, saat itu sedang di dalam rumah. Suaminya nonton televisi, sementara dia sedang di kamar.
Tiba-tiba mereka mendengar suara hantaman keras di samping rumah mereka.
Amboro pun keluar rumah. Amboro melihat sopir truk lari. Ia pun mengejar.
"Dikira tabrak lari, dikejar gitu. Aku penasaran karena dia teriak-teriak di luar. Aku ikut keluar rumah. Kok truknya masih digas-gas. (Ternyata) itu terorisnya. Suamiku tidak tahu kalo itu teroris," ujar dia dalam rekaman percakapan di handphone.
Saat keluar rumah itulah, Sulis sempat disandera terduga teroris.
"Saya nyusul suami. Pas depan rumah kok liat truk itu keluar orang, ambil helm. Kirain korban kecelakaan, tapi kok keluar dari dalam truk.
Baca: Pamer Foto Kompak Pakai Baju yang Senada, Netizen Salah Fokus dengan Perut Syahnaz
Dia tiba-tiba mendekati saya, kok bawa celurit. Saya teriaki. Terus tak dorong, saya jalan, lari ke arah orang-orang," jelasnya.
Beruntung kata Sulis, saat kejadian anaknya sedang di pondok pesantren sehingga di rumah hanya berdua dengan suaminya.
"Ada kejadian gitu pas di rumah lagi sepi. Suami ngajak keluar tadinya tapi saya malas. Kebetulan lagi apes, sekarang lagi ngungsi. Seperti mimpi rasanya, gak nyangka, biasa nonton teroris ditembak di tv, ini melihat sendiri," tutur Sulis.
Pasca kejadian, rumah Sulis hancur. Terdapat pecahan proyektil peluru dimana-mana. Kendaraan roda empat miliknya pun berlubang ditembus timah panas baku tempak polisi vs teroris.
Kejadian yang berlangsung di depan matanya ini, membuat Sulis Syok.
Ia pun mengungsi ke kampung halaman, rumah mertuanya.
Sulis sebelumnya sempat tinggal di Sukarame Bandar Lampung bersama kedua orangtuanya.
Namun saat ini, ayahnya, Subandi sudah pindah ke Baturaja, Sumatera Selatan.
Sulis juga sempat menuliskan pengalamaan ini di facebooknya plus mengunggah foto-foto kondisi rumahnya.
"14 juli 2018, Selama iki aq muk ndelok ng tv kejadian kyo ngunu. Dan hari iki aq ngalami dw. Hanya puji syukur alhamdulillah msh diberi nafas walopun sempat berfikir yg jauh (selama ini aku menyaksikan di televisi kejadian seperti ini, dan hari ini mengalami sendiri. Hanya puji Allah, syukur alhamdullah masih diberi nafas meski sempat berpikir jauh)," tulisnya.
Baca: Dibilang Mirip Boneka Barbie, Syabilla Barbie Ungkap Pengorbanan Sebelum Terkenal Ini
Melarikan Diri
Kabid Humas Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) AKBP Yulianto mengatakan, saat penyergapan terhadap kawanan yang diduga kelompok teroris tersebut, sempat terjadi perlawanan dan baku tembak.
"Dalam kejadian tersebut tiga orang yang ditembak polisi, semuanya laki-laki. Polisi melakukan penembakan karena mereka melakukan perlawanan," katanya.
Tiga jenazah terduga teroris yang tewas dalam baku tembak di Jalan Kaliurang itu di bawa ke Rumah Sakit Bhayangkara pada Minggu (15/7) pagi.
Petugas Polda DIY melakukan penjagaan ketat di rumah sakit tersebut.
Sejumlah anggota Brimob bersenjata lengkap tampak berjaga di sekitar rumah sakit tersebut.
Pantauan pada pukul 08.30 WIB sejumlah anggota Brimob membawa senjata laras panjang tampak berjaga di depan lobi RS Bhayangkara.
Garis polisi juga tampak melintang di seluruh sudut belakang rumah sakit tersebut.
"Dari pagi sampai sekarang kondisinya seperti ini sepi. Cuma aparat berjaga-jaga saja," kata seorang petugas RS Bhayangkara.
Meski begitu, kata Yulianto, ada satu orang terduga teroris yang melarikan diri dalam operasi penangkapan.
"Diduga satu orang dapat meloloskan diri saat dilakukan penyergapan. Saat ini masih dalam pengejaran petugas," katanya.
Sementara dari pihak aparat, dua orang mengalami luka bacok.
Kedua aparat mengalami luka bacok di tangan dan pinggang kini juga tengah mendapatkan perawatan intensif. (ben)
Hari Pertama Sekolah, Ini 5 Pertanyaan yang Kerap Terlontar kepada Guru
Luka Modric Sabet Penghargaan Bola Emas, Ini Daftar Pemain Peraih Penghargaan Piala Dunia 2018
Awal Pekan Ini Dinkes Gelar Sosialisasi Kampanye Vaksinasi MR