Benarkah Jengkol Lebih Efektif Membunuh Sel Kanker Dibanding Kemoterapi?
Baru-baru ini cukup banyak pesan siaran di Whatsapp yang menyebut bahwa makanan berbau khas ini bisa membunuh sel kanker.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Jengkol bukanlah jenis makanan baru bagi orang Indonesia.
Berbagai daerah di seluruh negara ini bahkan dikenal sangat menggemari jengkol, misalnya di Padang, Jakarta, dan Kalimantan Selatan.
Namun baru-baru ini cukup banyak pesan siaran di Whatsapp yang menyebut bahwa makanan berbau khas ini bisa membunuh sel kanker.
Tak tanggung-tanggung, bahkan disebut juga bahwa jengkol 10.000 lebih efektif dibanding kemoterapi.
Baca: Motogp Ceko 2018: Rivalitas Tim Honda dan Yamaha di Sirkuit Brno Ceko sejak 1993
Benarkah jengkol bisa melawan sel kanker?
Menurut lembaga kesehatan Swedia, Institute of Health Sciences, jengkol ternyata memiliki kandungan nutrisi yang sangat baik.
Tak hanya mengandung protein, kalsium, fosfor dan zat besi, jengkol juga mengandung banyak vitamin.
Baca: Dirangkul Hangat Mantan Suami Nafa Urbach Tersenyum Lebar, Balikan Lagi Nih?
Vitamin A, vitamun B1, dan vitamin C (paling banyak kandungannya) bisa kita temukan dalam jengkol.
Senyawa yang terdapat dalam jengkol inilah yang bisa memberi manfaat pada tubuh termasuk membunuh sel kanker.
Fakta ini juga diperkuat dengan hasil penelitian dari Universitas Sains Malaysia.
Penelitian ini dibuat untuk menunjukkan pengaruh ekstraksi jengkol dalam menghambat pertumbuhan penyakit seperti kanker, peradangan kronis di sistem imun dan diabetes.
Hasilnya, ekstraksi jengkol mengandung begitu banyak antioksidan dan saat diuji cobakan pada sel-sel tikus, menunjukkan hasil yang sangat positif.
Ekstrak jengkol bisa memperlambat pertembuhan sel kanker dan penyakit lain yang menyebabkan peradangan dalam tubuh.
Penelitian lain dari Institute of Helath Sciences juga membenarkan bahwa senyawa ini 10.000 kali lebih baik dari produk adriamycin, obat kemoterapi.
Jengkol terbukti secara sains memiliki dua manfaat untuk manusia dalam menghadapi sel kanker.