Putri Kembarnya Meninggal Bersamaan, Pria di Menggala Tak Kuat Ingat Kebiasaan Anaknya
Ermadi seakan belum percaya dua putri kembarnya Elsa (10) dan Elsi (10) meninggal bersamaan karena tenggelam.
Penulis: Endra Zulkarnain | Editor: Safruddin
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, TULANGBAWANG - Raut sedih masih tampak di wajah Ermadi, (35), warga Menggala, Kabupaten Tulangbawang, Lampung.
Dia seakan belum percaya dua putri kembarnya Elsa (10) dan Elsi (10) meninggal bersamaan. Ermadi adalah ayah kandung Elsa dan Elsi.
Kedua anak kembar ini ditemukan tewas tenggelam dalam rawa (sebelumnya disebut bekas galian pasir) diwilayah Bujung Tenuk, Kecamatan Menggala, Sabtu (04/08) pekan kemarin sekitar pukul 16.00 WIB.
Selain Elsa dan Elsi, ada dua korban lainnya yang meninggal dalam kejadian yang sama yakni Zahra (7) dan Liyana Binti Helmi (28) yang berstatus ibu dan anak.
Baca: Buntut Tewasnya 4 Warga, Kapolsek Menggala Minta Tertibkan Tambang Pasir Ilegal
Liyana dan Zahra statusnya adalah bibi dan sepupu dari Elsa dan Elsi.
Ermadi sempat menitikkan air mata ketika mengingat kebiasaan dan keceriaan dua putri kembarnya setiap pagi ketika akan berangkat ke sekolah.
Elsa dan Elsi merupakan siswi kelas lima disalah satu sekolah dasar di Menggala.
"Tadi pagi saya tiba-tiba menangis, ingat anak saya elsa dan elsi. Biasanya jam tujuh pagi mereka sudah siap-siap untuk berangkat ke sekolah," kata Ermadi dengan mata berkaca-kaca kepada wartawan dan anggota Babinkantibmas Polsek Menggala, Senin (06/08).

Ke empat korban merupakan warga Kampung Bujung Tenuk, Kelurahan Menggala Selatan, Kecamatan Menggala, Kabupaten Tulangbawang.
Selaku orang tua dari Elsa dan Elsi sekaligus kakak kandung dari Liyana, Ermadi mengaku iklas atas musibah yang merenggut nyawa anak, adik, serta keponakannya itu.
"Saya mewakili keluarga tentu merasakan kesedihan yang begitu mendalam atas kepergian adik, keponakan, dan putri tercinta kami. Apalagi ini begitu luar biasa karena langsung merenggut empat nyawa sekaligus. Tapi, Insya Allah kami sekeluarga besar sudah iklas atas musibah ini," ucap Ermadi.
Baca: VIDEO - 4 Pantai Terbaik di Lampung yang Wajib Dikunjungi Saat Weekend
Ermadi mengaku dia dan keluarga tidak mempunyai firasat apapun sebelum kepergian anak, adik, dan keponakan yang tenggelam di rawa tak jau dari rumahnya di Bujung Tenuk.
Menurut Ermadi, sudah menjadi rutinitas Liyana, adik kandungnya untuk pergi ke rawa yang menjadi lokasi gembala kerbau milik keluarganya diwilayah Bujung Tenuk.
Dan siapa sangka, rawa tempat gembala kerbau itu menjadi lokasi yang membawa petaka bagi keluarga Ermadi.
"Tidak ada firasat apa-apa. Hari itu seperti biasa adik saya pamit untuk pergi ke ladang tempat gembala kerbau. Kebetulan hari itu anak saya Elsa dan Elsi serta keponakan saya ikut adik juga. Dan itu tidak seperti biasanya. Sebelumnya memang tidak pernah sama sekali ikut ke ladang, "ceritanya.
Usai dari rumah duka, beberapa wartawan bersama anggota Babinkamtibmas Polsek Menggala mencoba menelusuri tempat tenggelamnya empat korban tersebut.
Lokasi tempt tenggelamnya korban terlihat berupa rawa yang disekelilingnya terdapat rerumputan dan pepohonan.
Beberapa warga sekitar menyebut, lokasi rawa tersebut merupakan anak sungai atau dalam bahasa Lampung disebut Maharow dari sungai rengas cendung.
"Dari dulu tempat ini memang seperti ini. Menurut cerita, zaman perang dulu wilayah ini merupakan tempat berkumpulnya para prajurit untuk melakukan musyawarah," kata salah satu warga bujung tenuk.
Warga pun menyebut lokasi yang biasa dijadikan tempat menggembala kerbau itu dengan nama Rawa Sidang.
"Musim kemarau airnya tidak pernah kering. Kedalamannya sekitar empat meter," kata warga lainnya.
Sehari sebelumnya, Kapolsek Menggala Iptu Zulkifli meminta pihak terkait dapat menertibkan lokasi tambang pasir ilegal yang marak di masyarakat.
Baca: VIDEO - 5 Mahasiswi Cantik Asal Philipina Akan Mengajar di 4 SMA di Bandar Lampung
Ini untuk mencegah terjadinya warga yang tenggelam akibat tercebur ke dalam kolam bekas galian tambang pasir ilegal.
Hal ini ditegaskan Kapolsek menyusul tewasnya empat warga Kampung Bujung Tenuk Kecamatan Menggala yang tewas tercebur ke dalam kolam bekas galian tambang pasir di wilayah setempat, Sabtu (4/8) sore.
"Harus selektif, mesti ada penertiban dari pihak terkait," terang Zulkifli, Minggu (5/8).
Zulkifli mengatakan, lokasi tempat tewasnya empat korban merupakan bekas tambang pasir masyarakat.
"Itu (lokasinya) lebung bekas galian pasir warga sekitar. Tidak ada pemiliknya," papar Zulkifli.
Mantan Kasat Polairud Tulangbawang itu menyebut tidak ada yang mengetahui secara persis kronologi tenggelamnya ke empat warga tersebut.
"Tidak ada yang tahu bagaimana kronologi sebenarnya. Karena di lokasi itu kan jauh dari pemukiman penduduk. Warga geger setelah melihat jasad korban di air itu," ujar Kapolsek. (end)