Empat Madrasah Tunda Imunisasi Rubella, Diskes Lampung Persilakan
Empat sekolah madrasah di Bandar Lampung menunda pelaksanaan imunisasi Measles Rubella (MR).
Penulis: Eka Ahmad Sholichin | Editor: Yoso Muliawan
LAPORAN REPORTER TRIBUN LAMPUNG EKA AHMAD SHOLICHIN
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Empat sekolah madrasah di Bandar Lampung menunda pelaksanaan imunisasi Measles Rubella (MR). Pihak madrasah masih menanti kepastian soal kehalalan vaksin tersebut.
Empat madrasah yang menunda imunisasi MR masing-masing Raudhatul Athfal (TK), Madrasah Ibtidaiyah (SD), dan Madrasah Tsanawiyah (SMP) di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Al Hikmah, Kecamatan Way Halim. Serta, Madrasah Ibtidaiyah Mathala'ul Anwar (MIMA), Kelurahan Labuhan Ratu Raya, Kecamatan Labuhan Ratu.
Ketua Yayasan Ponpes Al Hikmah Basaruddin Maisyir menjelaskan, pihaknya telah mengirim surat ke Puskesmas Kedaton pada Rabu (1/8/2018) pekan lalu. Surat itu berisi permintaan penundaan imunisasi rubella sampai ada kepastian soal kehalalan vaksin dari Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetik (LPPOM) Majelis Ulama Indonesia pusat.
"Jadi, sampai hari ini (Senin, 6/8/2018) kami belum mau mengadakan imunisasi tersebut di madrasah kami," kata Maisyir, Senin.
"Kemarin (Jumat, 3/8/2018) kan sudah ada pertemuan antara Kementerian Kesehatan dengan MUI pusat. Mereka sudah sepakat menunda imunisasi bagi umat Islam sampai ada kepastian label halal," sambungnya.
Pihaknya telah menyampaikan kepada para wali murid terkait penundaan imunisasi MR. Namun, Maisyir menyatakan, pihaknya tidak pula melarang jika ada wali murid yang ingin anaknya mendapatkan imunisasi MR lewat kelurahan dan lainnya.
"Tapi, kami secara kelembagaan menunda dulu. Dan respons wali-wali murid sampai saat ini tidak ada masalah," ujar Maisyir.
Di Yayasan Ponpes Al Hikmah, total siswa-siswi yang belum mendapatkan imunisasi MR berjumlah 500 orang dari MTs, 250 orang dari MI, dan 60 orang dari RA.
Senada, Wiwik selaku guru MIMA Labuhan Ratu Raya menyatakan madrasahnya tidak bisa gegabah mengambil keputusan soal imunisasi rubella. Apalagi, hal itu terkait dengan kondisi anak.
"Sekarang, belum. Jadwalnya 10 Agustus. Tapi biasanya seragam. Kalau satu menunda (seperti Yayasan Al Hikmah), maka (madrasah) yang lain juga," katanya.
MIMA, menurut Wiwik, akan menunggu keputusan resmi terkait kehalalan vaksin MR. MIMA, sambung dia, juga telah mengirim surat kepada wali murid.
"Kami tidak bisa gegabah ambil keputusan, apalagi berkaitan dengan anak," jelas Wiwik.
"Kami sudah surati para wali murid untuk pesetujuan. Tapi, wali mulid belum mengembalikan surat sampai hari ini (Senin). Kami tidak mungkina ambil keputusan tanpa konfirmasi wali murid," ujarnya lagi seraya menambahkan, jumlah murid di MIMA sebanyak 92 orang.
Diskes Tidak Paksakan
Dinas Kesehatan Lampung telah menerima Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor HK.02.01/Menkes/444/2018 tentang Kampanye Imunisasi Measles Rubella Fase 2.
Merujuk SE Menkes, Kepala Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Diskes Lampung Asih Hendrastuti mengungkapkan, imunisasi MR intinya tetap berjalan. Meskipun demikian, pelaksanaan imunisasi itu bukan paksaan.
"Bagi saudara-saudara kita yang tidak ada permasalahan terkait syar'i, maka kami tetap memberi pelayanan (imunisasi MR). Ini kan program nasional. Jadi, buat warga yang beragama lain (selain Islam), tidak masalah," katanya.
Sementara bagi sekolah atau warga khususnya umat Islam yang masih mempertimbangkan aspek kehalalan vaksin MR, pihaknya mempersilakan menunda imunisasi tersebut.
"Ya (silakan menunda), sampai MUI mengeluarkan fatwa tentang pelaksanaan imunisasi MR," ujar Asih.
Orangtua Masih Ragu
Beberaoa orangtua murid sekolah madrasah merasa ragu mengikutsertakan anaknya dalam program imunisasi MR. Mereka baru akan setuju apabila sudah ada kejelasan soal kehalalan vaksin tersebut.
"Masih ragu-ragu untuk anak-anak, karena kami enggak tahunya di situ (soal kehalalan vaksin MR). Kami juga sudah terima surat pemberitahuan penundaan (dari pihak madrasah), dan kami mendukung," ucap Amin, wali murid MI Yayasan Ponpes Al Hikmah, Senin (6/8/2018).
Amin memastikan akan mengikutsertakan anaknya dalam program imunisasi MR setelah ada kejelasan soal kehalalan dari MUI.
"Kalau memang sudah ada kejelasan terkait kehalalan vaksin untuk imunisasi rubella, baru kami setuju," kata warga Kecamatan Way Halim, Bandar Lampung, ini.
Wali murid lainnya, Herlan, bahkan merasa takut dengan pelaksanaan imunisasi MR secara massal tersebut.
"Harus jelas dan aman. Kalau ke dokter, kan jelas jarum suntiknya. Satu untuk anak. Kalau kenapa-kenapa, apa sekolah bisa bertanggungjawab," ujarnya.
Menurut Herlan, sebelum mengikuti program imunisasi MR, kehalalan vaksinnya perlu dipastikan dahulu, khususnya bagi umat muslim.
"Ya harus ada kejelasan dulu. Kalau sertifikasi halalnya belum ada, ya diperjelas dulu," katanya.
Diskes telah menargetkan 256.965 anak di Bandar Lampung mendapatkan imunisasi MR. Dari usia 9 bulan sampai 15 tahun.
Kampanye imunisasi MR di Bandar Lampung berlangsung mulai Agustus hingga September mendatang. Sejauh ini, sudah 20 persen anak mendapatkan imunisasi MR.