Gerindra: Ulama GNPF Sampaikan, Ustaz Abdul Somad Bersedia Jadi Cawapres Prabowo, Benarkah?
Menurut info yang kami dapatkan, ulama menyampaikan bahwa Ustaz Abdul Somad sudah bersedia
"Gak usah kita sehat-sehat isu dulu, lihat saja nanti pada waktunya, siapa yang akan menjadi calon," kata Ustaz Abdul Somad.
Abdul Somad juga menyampaikan, masyarakat untuk selalu mendukung pemerintah dalam menyukseskan program yang baik pada rakyat.
"Kita dukung aja pemerintah siapa pun yang menjadi presiden kelak mendukung dan kesejahteraan rakyat," ucap.
Kedatangannya ke pesantren Darul Quran untuk mengisi ceramah di tempat tersebut.
Pasalnya, pesantren tersebut akan menggelar syukuran sekaligus peresmian.
Sykuran juga dihadiri Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara terpilih Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah.
Turut hadir, Ikatan Keluarga Nasution (IKANAS) selaku panitia acara tersebut.
Banyak pihak menyayangkan langkah UAS menolak pinangan menjadi cawapres Prabowo Subianto.
Hal itu sebagaimana diungkapkan putri Amien Rais, Hanum Rais, yang meminta kepada semua pihak agar meyakinkan Ustaz Abdul Somad (UAS) untuk mau maju sebagai cawapres.
Bahkan, Hanum pun menuliskan hal tersebut lewat akun Instagramnya.
@hanumrais: 'Sebaiknya ustadz Abdul Somad tetap berdakwah saja. Menjadi suluh dalam gelapnya ruangan. Menjadi setetes embun dalam sahara. Kita memerlukan itu.'
Nasihat demikian memang terdengar indah elegan dan mulia. Saya pun mengiyakan.
Namun kemudian, saya teringat Snouck Horgrounje seorang Belanda di jaman Hindia Belanda yg belajar agama Islam dan kemudian dikenal sebagai mata-mata kolonial.
Ia pernah menasehati para ulama, masy adat Aceh saat itu, untuk meningkatkan ketakwaan umat serta selalu mengingatkan umat pada kematian, masjid-masjid perlu didirikan dekat makam.
Terdengar mulia. Serentak membuahkan anggukan.
Sungguh target Horgronje bukan itu. Melainkan sesungguhnya ia memiliki visi menjauhkan masyarakat dari masjid, karena orang-orang jadi takut ke masjid , terutama para pemudanya.
Horgronje tahu benar, masjid dan para pengunjungnya adalah kekuatan yang membahayakan bagi rezim kolonial saat itu.
Seruan banyak pihak agar UAS berdakwah saja dan jangan bermain politik seakan terdengar seperti seruan membuai Horgronje saat itu
Di saat yang begitu krusial sekarang ini, marilah kita berdoa semoga sang suluh selama ini berkenan berubah menjadi mentari.
Setetes embun di sahara bersedia menjelma jadi telaga mata air yang menyejukkan bagi bumi
Marilah kita berbondong-bondong meyakinkan @ustadzabdulsomad bahwa dirinya diperlukan oleh bangsa, tidak hanya sebagai guru, namun pemimpin bangsa.
Tarikh menorehkan cerita, Abu Bakar maupun Umar juga sebelumnya menolak jabatan yang diberikan pada mereka hingga mereka akhirnya menjadi umara panutan.
Keulamaan dan kepemimpinan bersanding manis dalam era tersebut. Sejatinya politik dan agama memang sebuah kesatuan.
Rasulullah pun telah menjadikan dirinya teladan sebagai pemimpin dan ulama terbaik sepanjang masa.
Kesempatan tidak akan datang berulang. Kehadiran UAS di tengah bangsa ini boleh jadi adalah kesempatan yang Allah berikan untuk kita.
Mudah-mudahan Allah mengijabahi lewat dukungan seluruh elemen bangsa dan umat di Indonesia.
Wallahu a’lam bissshhawaab
#ustadzabdulsomad #cawapres let’s make #somadeffect everywhere.