Ustaz Abdul Somad Tolak Jadi Cawapres Prabowo, Malah Sebut Nissa Sabyan
UAS menyebut bahwa kepopuleran tidak bisa dijadikan standar menjadi cawapres...
Penulis: Heribertus Sulis | Editor: Heribertus Sulis
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Nama Ustaz Abdul Somad (UAS) masuk dalam rekomendasi calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi Prabowo dalam pemilihan presiden (pilpres).
Nama UAS muncul bersama Salim Segaf dalam rekomendasi capres dan cawapres ijtima ulama.
Namun, dalam beberapa kesempatan UAS sudah sering menjawab jika dirinya tidak akan menjadi cawapres melainkan akan tetap jadi penceramah.
UAS menyebut bahwa kepopuleran tidak bisa dijadikan standar menjadi cawapres.
Ia sempat berkelakar bahwa namanya memang paling banyak dicari di internet, namun, tetap kalah dari penyanyi gambus, Nisa Sabyan.
"Kalau yang jadi standar (cawapres) siapa yang paling banyak dicari di internet paling banyak, nah itu tidak bisa dijadikan standar, karena saya sendiri sudah ngecek, memang di situ yang paling banyak adalah Abdul Somad, tapi dikalahkan oleh Nisa Sabyan," kelakar UAS yang dikutip TribunWow.com dari tayangan YouTube Wawancara Khusus Ustadz Abdul Somad Tentang Cawapres & Ijtima Ulama, Tv One, Senin (6/8/2018).
Selain itu, terkait ijtima ulama yang mengajukan namanya, UAS mengatakan jika hal itu semacam saran.
"Ijtima artinya pertemuan, perkumpulan, konsensus, kesepakatan, ulama berkumpul dari berbagai macam ormas, aliran, kelompok, lalu kemudian berkumpul di suatu tempat untuk membahas suatu masalah lalu melahirkan rekomendasi. Bahwa untuk calon presiden kali ini A, sedangkan untuk calon wakil presiden A dan B, ini semacam saran, kira-kira apa kata umat, dan umat akan merespon," jawab UAS.
Ia menambahkan setelah menghasilkan saran, setelahnya, nama yang disebut akan dikembalikan ke pribadi masing-masing.
"Maka, saran dari para alim ulama ini terserah kembali pada pribadi yang menerima rekomendasi itu, dan tentu setiap orang punya hak untuk menerima atau tidak," tambah UAS.
Lihat videonya:
Diketahui sebelumnya, Forum Ijtima Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-Ulama) merekomendasikan Prabowo Subianto sebagai calon presiden, didampingi Salim Segaf Al Jufri atau Abdul Somad.
Namun, peneliti Lingkar Survei Indonesia (LSI) Danny JA, Adrian Sopa mengatakan secara elektabilitas, kedua nama yang diajukan itu masih sangat rendah.
"Sebenarnya ketika kami survei dulu saat pertanyaan terbuka muncul nama Ustadz Somad dan Pak Salim ini. Tetapi saat itu secara elektabilitas masih kecil," ujarnya di Kantor LSI, Jakarta, Selasa (31/7/2018) yang dikutip dari Kompas.com.
Secara persentase, kata dia, elektabilitas keduanya masih di bawah 5 persen.
Dengan data itu, Adrian menilai, kedua tokoh tersebut perlu kerja ekstra keras untuk meningkatkan elektabilitas bila maju sebagai cawapres Prabowo di Pilpres 2018.
Meski begitu, ia mengatakaan peningkatan elektabilitas kedua tokoh tersebut tidak bisa instan.
Setidakya perlu satu atau dua bulan untuk meningkatkan elektabilitas.