Warga Lampung Keluhkan Mati Lampu Sehari Byarpet Sampai 4-5 Jam
Padamnya listrik bisa memakan waktu 4-5 jam. Dan, dalam sehari, pemadaman listrik tak hanya sekali terjadi di suatu wilayah.
Hingga saat ini, PLN masih melakukan pemulihan terhadap kerusakan. PLTU Sebalang pun nonaktif untuk sementara waktu.
"Kekurangan pasokan listrik yang seharusnya didapat dari PLTU Sebalang, akan di-cover dari pembangkit lain," jelas Deputi Manajer Hukum dan Hubungan Masyarakat PT PLN (Persero) Distribusi Lampung Hendri AH melalui siaran pers, Minggu (26/8).
Hendri menjelaskan, kebakaran di PLTU Sebalang pekan lalu menyebabkan defisit daya mencapai 165 megawatt pada Waktu Beban Puncak (WBP).
Dampak berikutnya, papar dia, terjadi pengurangan beban hingga pemadaman listrik di beberapa wilayah di Lampung secara bergantian.
"Pengurangan beban merupakan langkah antisipasi agar kerusakan tidak memberi dampak lebih besar lagi," kata Hendri.
"Untuk pemenuhan kekurangan daya, kami sudah melakukan kontrak pembelian IPP (Independent Power Producer) dengan PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas) Sutami untuk daya sebesar 30 MW serta PLTG New Tarahan sebesar 24 MW," sambungnya.
Adapun terkait pemulihan PLTU Sebalang, Hendri berjanji PLN akan melakukan berbagai upaya untuk mempercepat pemulihan.
"PLN saat ini melakukan mobilisasi SDM (sumber daya manusia) secara maksimal dan menggunakan peralatan dari pembangkit lain sebagai upaya percepatan pemulihan terhadap instrumen pembangkit," tandasnya.
Lambat
Subadra Yani, Ketua YLKI Lampung mengungkapkan, pemadaman listrik bergilir yang kerap terjadi di Lampung merupakan "penyakit lama".
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Lampung memperhatikan, jika terjadi gangguan pada sistem pembangkit, normalisasi oleh PT PLN lambat.
Sementara masyarakat membutuhkan masyarakat penjelasan yang jujur dan komperhensif dari PLN.
"Ketika terjadi pemadaman listrik, PLN hanya menyampaikan permohonan maaf karena adanya gangguan dan akan melakukan percepatan perbaikan. Namun, tidak ada kreasi baru dari PLN," jelas Subadra.
Sepengetahuan YLKI Lampung, lambatnya normalisasi saat terjadi gangguan sistem pembangkit karena transmisi masih memakai satu jalur.
"Lalu, bagaimana dengan perkembangan pembangunan transmisi, itulah yang harus PLN paparkan secara jelas kepada masyarakat Lampung," kata dia.