Lampung Jadi Target Kereta Pariwisata
Provinsi Lampung menjadi target pengembangan operasional kereta pariwisata di Sumatera Bagian Selatan.
Penulis: Eka Ahmad Sholichin | Editor: Yoso Muliawan
LAPORAN REPORTER TRIBUN LAMPUNG EKA AHMAD SHOLICHIN
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Provinsi Lampung menjadi target pengembangan operasional kereta pariwisata di Sumatera Bagian Selatan. PT Kereta Api Indonesia menilai pengembangan kereta pariwisata ini cukup prospek, mengingat banyaknya potensi destinasi wisata di Lampung.
"Sumbagsel, termasuk Lampung, akan menjadi bagian dari target PT KAI untuk pengembangan kereta wisata. Prospeknya bagus," kata Direktur Utama PT KAI Pariwisata Toto Suryoni dalam Focus Group Discussion dan Media Gathering PT KAI Divisi Regional IV Tanjungkarang, di Grand Elty Krakatoa, Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan, Kamis (30/8/2018).
Toto menjelaskan, hadirnya kereta pariwisata sangat erat hubungannya dengan destinasi wisata di daerah sasaran.
"Kalau tidak ada destinasi wisatanya, maka kurang tepat. Melihat Lampung, cukup potensial destinasi wisatanya. Sehingga, sangat bagus untuk pengembangan kereta wisata ke depannya," ujar Toto.
Di lain hal, Deputi Kepala PT KAI Divre IV Tanjungkarang Asdo Artri Viyanto mengungkap adanya dukungan untuk pembuatan jalur shortcut (jalur pintas) antara Tegineneng, Pesawaran, ke Tarahan, Lampung Selatan. Dukungan itu, jelas dia, datang dari Pemprov Lampung dan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.
"Gubernur Lampung dan Dirjen (Direktur Jenderal) Perkeretaapian Kemenhub mendukung, bahwa sudah saatnya di Lampung ada jalur shortcut antara Tegineneng sampai Tarahan," kata Asdo.
Adapun tujuan pembuatan jalur pintas itu, papar Asdo, agar kereta api barang tidak masuk ke jalur dalam kota. Dengan begitu, sambung dia, jalur dalam kota hanya untuk kereta api penumpang.
Terkait rencana pembangunan jalur shortcut, menurut Asdo, akan ada tahapan- tahapan. PT KAI, jelas dia, menargetkan pembangunan konstruksinya pada tahun 2022 mendatang.
"Syukur-syukur bisa terealisasi. Efeknya akan mengalihkan sebagian angkutan (kereta api) dan mengurangi beban jalan raya," ujar Asdo. "Untuk rutenya, menyusuri (dekat) jalan tol. Pembebasan tanah jalan tol sebagian untuk pembukaan jalur kereta api," imbuhnya.