Pembunuhan Wanita Cantik Guru SD, Terkuak Fakta tentang Kisah Asmara hingga Ancaman Hukuman Mati

Korban pernah menikah, namun statusnya belum cerai. Kemudian diduga sedang dekat dengan pria lain.

Kolase Bangka Pos/ Facebook - Pembunuhan Guru SD Cantik 

Fariansyah (24) pelaku pembunuhan ternyata suami sah kedua Sri Devi (34), Guru SDN Desa Bintet Belinyu Bangka. Sebelum menikah dengan Fariansyah, Sri Devi sempat punya suami sah pertama dan dikarunia seorang anak.

Berikut pengakuan Fariansyah, tersangka pembunuh ibu guru cantik tersebut.

"Pernikahan saya dengan dia (Sri Devi) tidak dikarunia anak," kata Fariansyah memulai kisah di hadapan sejumlah wartawan dan polisi soal hubungannya dengan korban, di agenda konfrensi pers di Mapolres Bangka, Rabu (29/8/2018) petang.

Sri Devi kata Fariansyah, ketika itu berstatus janda beranak satu, lalu ia nikahi. Selama beberapa waktu hidup serumah, Fariansyah dan Sri Devi diterpa badai. Kabar tentang adanya orang ketiga atau pria idaman lain (PIL) melanda bahtera rumah tangga mereka.

"Saya cemburu. Saya dengar dari tetangga dia (korban) sering sama cowok lain," katanya.

Pertengkaran pun terjadi antara mereka hingga berujung gugatan cerai yang diajukan oleh Sri Devi terhadap Fariansyah.

Saat dilanda amarah, Fariansyah memilih pergi alias tak mau lagi hidup serumah dengan korban. Namun ia akui, rasa cinta masih ada padanya.

"Saya sendiri yang pergi dari rumah. Tapi saya sempat mau ajak dia berdamai, tapi dia nggak mau," katanya.

Tekad Sri Devi rupanya sudah bulat untuk berpisah dengan suami keduanya, yang berusia jauh lebih muda berprofesi buruh harian tadi. Sikap korban semakin membuat Fariansyah marah, karena niatnya untuk rujuk dengan Sri Devi tak membuahkan hasil. 

Terlebih ketika ia tahu, korban diduga dekat dengan pria lain, sebelum pengadilan agama memutuskan talak cerai mereka.

"Saya cemburu makanya saya lakukan itu (bunuh korban). Saya bekap dia dengan bantal, dia sempat berontak dan berteriak," kata Fariansyah.

Namun apa daya tenaga perempuan ini, tak ada artinya. Sri Devi terkulai, apalagi setelah itu Fariansyah langsung mencekik leher Sri Devi hingga akhirnya korban benar-benar merenggang nyawa.

"Sempat berontak dan teriak," kata Fariansyah, mengaku mengiris nadi korban agar terkesan istrinya mati karena bunuh diri.

Di penghujung pengakuannya saat jumpa pers di kantor polisi, Fariansyah membuat pernyataan mengejutkan.

"Sebenarnya, saat dia (Sri Devi) masih berstatus suami istri sah dengan suami pertama, dia (korban) sempat selingkuh. Tapi waktu itu bukan selingkuh dengan saya, tapi sama orang lain," kata Fariansyah menutup pengakuan seputar aksi kejinya membunuh sang istri.

Tentu saja pengakuan Tersangka Fariansyah, bertolak belakang dengan pernyataan orang-orang terdekat dengan korban. Paman dan juga teman korban, H Ramali dan Zulfikar justru menyatakan, Sri Devi sosok orang baik-baik.

Selain pintar, periang dan pandai bergaul, keduanya memastikan, Sri Devi adalah sosok agamis yang taat beribadah. 

7. Guru yang Periang

Semasa hidupnya, Sri Devi (34), merupakan wanita periang, kreatif dan pandai bergaul. Bahkan ia merupakan sosok guru andalan di SDN Desa Bintet Belinyu Bangka.

Namun kisah perempuan ini, tinggal kenangan. Berikut penuturan H Ramali, paman korban, sekaligus pengawas sekolah (SD) di Kecamatan. Belinyu kepada Bangka Pos Groups, Rabu (29/8/2018).

"Korban merupakan keponakan saya. Yang saya tahu, semasa hidupnya, almarhumah (Sri Devi) merupakan orang yang periang, keratif dan pandai bergaul," kata H Ramali ditemui Bangka Pos Groups, petang tadi.

Tak hanya itu, Ramali menyebut, keponakannya semasa hidup dekat dengan para murid dan masyarakat sekitar. "Banyak disenangi murid dan masyarakat. Bahkan almarhumah merupakan guru andalan," katanya.

Namun mengenai kisah pilu yang melanda korban dan suaminya terkait, keretakan rumah tangga berujung pembunuhan, Ramali mengaku tak tahu secara pasti. "Kalau soal itu saya tidak tahu. Yang jelas almarhumah punya seorang anak, yang masih SMP," katanya.

Teman dekat korban, Zulfikar mengatakan hal senada. Korban ia kenal semasa remaja merupakan sosok gadis yang taat beribadah. "Semasa hidupnya korban seorang yang agamis, guru SD teladan, periang, ulet dalam bekerja," katanya.

Zulfikar yang juga berasal dari Belinyu mengaku korban merupakan rekan pelajar satu angkatan dengannya di sekolah yang sama.

"Seangkatan dengan saya, satu SMP dan satu SMA, hanya SD yang beda sekolah. Dia SD 57 sedangkan saya SD 56. Almarhumah juga orangnya semasa sekolah dulu terhitung pintar dan penuh semangat," puji Zulfakar.(*)
 

Sumber: Bangka Pos
Tags
Bangka
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved