Melalui Aplikasi Berbasis Android, Sarwo Edi Bisa Siram Cabai Pakai Ponsel
Secara otomatis, alat tersebut menyiram tanaman cabai melalui instalasi air yang telah terpasang.
Penulis: Dedi Sutomo | Editor: Daniel Tri Hardanto
Laporan Reporter Tribun Lampung Dedi Sutomo
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KALIANDA - Mentari perlahan mulai condong ke arah barat. Namun, panas masih terasa menyengat.
Tiba-tiba, suara handphone milik Sarwo Edi berbunyi. Sebuah pesan masuk menyebutkan bibit cabai miliknya butuh penyiraman segera.
Meski sedang tidak di rumah, pria yang sejak tahun 2007 menggeluti usaha hortikultura ini tetap bisa melakukan penyiraman. Kok bisa?
Ternyata, Edi mengendalikan perawatan kebun cabainya melalui aplikasi berbasis Android di ponselnya.
Edi lalu menekan sebuah tombol dari sebuah aplikasi khusus. Aplikasi ini mengirim perintah ke peralatan yang terpasang di kebunnya yang berada di Dusun Bandar Agung, Way Lubuk, Kalianda.
Secara otomatis, alat tersebut menyiram tanaman cabai melalui instalasi air yang telah terpasang.
Baca: Pesan Kamar di Rumah Sakit Imanuel Bisa Pakai Aplikasi RSIM Mobile
Pemakaian aplikasi khusus pada rumah pembibitan milik Edi dimulai pada akhir Desember 2017. Edi bekerja sama dengan Habibi Garden dan didukung oleh Telkomsel. Pengembangan aplikasi dan teknologi ini dikembangkan oleh Habibi Garden.
Ini merupakan pilot project dari Smart Agriculture Solution. Di Indonesia, ini merupakan proyek pertama yang dilakukan pada tanaman cabai, dan teknologi baru di bidang hortikultura.
Kepada Tribun Lampung, Minggu, 2 September 2018, Edi menjelaskan, aplikasi ini tidak hanya bisa melakukan penyiraman. Ia juga bisa memantau perkembangan tanaman, pemupukan, hingga pembasmian hama.
“Kita juga bisa memantau perkembangan tanaman dengan aplikasi ini. Karena ada kamera yang dipasang dan terkoneksi dengan sistem. Jadi kita tetap bisa memantau perkembangan tanaman meski sedang berada di luar kota,” jelas Edi.
Baca: Harga Cabai Merah Turun, Cabai Rawit Malah Naik
Edi membeberkan, pemanfaatan aplikasi ini bermula pada tiga tahun lalu. Saat itu ia menginginkan ada sebuah teknologi yang bisa memantau pertumbuhan tanaman di rumah pembibitannya. Sebuah sistem yang bisa dikendalikan dari jauh menggunakan ponsel.
Impiannya ini mendapatkan respons dari sekelompok anak muda asal Lampung yang bersekolah di Bandung. Tim yang tergabung dalam Habibi Garden ini menjuarai sebuah kompetisi inovasi teknologi.
Habibi Garden pun tertarik untuk mengembangkannya. Pada Desember 2017, teknologi berbasis aplikasi Android ini pun dipasang.
“Kita melakukan kemitraan dengan Habibi Garden yang mengembangkan teknologi ini. Dan juga mendapatkan didukung oleh Telkomsel,” kata Edi.
Selama delapan bulan, Edi mengaku mampu memproduksi 100 ribu bibit cabai merah dan 50 ribu bibit tomat. Selain untuk memenuhi kebutuhan para petani hortikultura kelompok binaannya, bibit tersebut juga dijual ke petani di Lampung Timur dan Lampung Tengah. (*)
---> Jangan lupa subscribe Channel YouTube Tribun Lampung News Video