Rupiah Melemah, Eksportir Kopi dan Lada Lampung Juga Terpuruk, Ini Penyebabnya
Alih-alih mereguk keuntungan besar, eksportir Lampung justru mengeluhkan turunnya jumlah produk yang diekspor.
Hal ini karena fluktuasi harga komoditas agro tidak sedinamis produk manufaktur.
Selain itu, perubahan harga di pasar ekspor mengacu kepada kontrak kerja dengan jangka cukup panjang.
Sehingga, pergerakan kurs sebagaimana yang digunakan dalam perdagangan komoditas agro relatif lambat.
Ia menambahkan, PTPN VII mengusahakan empat komoditas yakni kelapa sawit, karet, gula, dan teh.
Dari empat komoditas itu, karet adalah produk dominan membidik pasar ekspor sedangkan kelapa sawit dan teh, meskipun diproyeksikan untuk ekspor, tetapi pasar lokal masih banyak menyerap produksi dari PTPN VII.
Sementara gula pasir, semuanya untuk memenuhi pasar lokal.
"Oleh karena itu, penguatan dolar terhadap rupiah yang terjadi saat ini tidak secara signifikan menambah nilai pendapatan pada komoditas karet PTPN VII. Sebab, saat kurs dolar meningkat tapi harga karet melemah," imbuh dia.(*)