Metode STEAM Bikin Anak Kreatif dan Kritis
Dunia pendidikan anak sangat dinamis dan terus berinovasi mengikuti perkembangan zaman.
Penulis: Jelita Dini Kinanti | Editor: martin tobing
Laporan Wartawan Tribun Lampung Jelita Dini Kinanti
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Dunia pendidikan anak sangat dinamis dan terus berinovasi mengikuti perkembangan zaman.
Kekinian, ada tren pendidikan anak mengusung metode pembelajaran STEAM (Science, Technology, Enginering, Art, dan Math).
Psikolog Pendidikan dari PT Sinergi Maxima Indonesia Indrasweri Dina Astuti mengatakan, konsep pembelajaran metode ilmu, teknologi, teknik, seni, dan matematika sejatinya sudah lama diterapkan di TK dan PAUD Modern.
Hanya saja jargon STEAM baru populer beberapa tahun terakhir. Metode itu bisa diterapkan sejak anak usia dini.
Manfaat metode itu anak memiliki kreativitas, kemampuan berpikir kritis dan logis, serta kemampuan problem solving.
Baca: Tampil di Iklan Obat Masuk Angin, Penampilan Jonatan Christie Bikin Netizen Tertawa: Kenapa Sih Jo
Selain itu metode Steam juga mengajarkan anak untuk memiliki awareness pada lingkungannya.
"Stimulasi metode STEAM akan mengajak anak untuk berpikir lebih kritis dan logis, sehingga pendampingan orangtua dan guru (bagi yang sudah sekolah) merupakan hal penting," kata Dina sapaan akrab perempuan ini.
Menurutnya, penerapan metode STEAM bagi anak usia 3-5 tahun akan lebih baik dikaitkan dengan kejadian sehari-hari di rumah maupun lingkungan sekitar.
Dalam artian, anak baru diajarkan basic science.
Baca: Isi Surat Izin Siswa yang Tak Masuk Sekolah karena Wajib Dukung Persib Bandung
Lulusan S2 Profesi Pendidikan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini menerangkan, beberapa PAUD dan TK modern sudah menerapkan metode STEAM terutama di bidang science.
Penerapan berupa percobaan-percobaan sederhana.
Percobaan sederhana belum sampai pada konsep-konsep lebih kompleks. Semisal, perubahan wujud (gas, cair, dan es), benda terapung, tenggelam, dan sumber-sumber listrik.
"Pengelompokan benda-benda terapung dan tenggelam anak diajak memahami kenapa benda bisa terapung dan tenggelam".
"Begitu juga percobaan perubahan wujud dari air menjadi beku, dari air menjadi uap, percobaan membuat gunung berapi dari cuka, garam, dan baking soda contoh menarik untuk anak ketahui," terang Dina.
Pada usia lanjut imbuhnya, anak diharapkan sudah lebih siap memiliki pemahaman tentang STEAM.
Bahkan, dapat mengelaborasi menjadi suatu penemuan tertentu, karena pada dasarnya STEAM merupakan metode pembelajarannya saling terkait. (*)