Kader PDIP Kwik Kian Gie Gabung Gerbong Prabowo, Serang Kubu Jokowi Seperti Ini

Saya katakan saya itu menulis booklet dari tahun 2004 itu orientasi saya, tapi sama sekali tidak ada respons.

Editor: Safruddin
Tribunnews
Mantan Menteri Perekonomian Kwik Kian Gie usai diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi di Jakarta, Jumat (1/11/20130. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Kader PDIP yang juga Mantan Menteri Ekonomi, Keuangan, dan Industri Indonesia (Ekuin), Kwik Kian Gie, resmi gabung sebagai panasihat Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Prabowo pun mengundang Kwik Kian Gie ke kediamannya, Jalan Kertanegara nomor IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (17/9/2018).

 Seusai pertemuan itu, Kwik Kian Gie langsung mengungkapkan kekecewaannya kepada Jokowi.

Kwik Kian Gie menceritakan, pemikirannya di bidang ekonomi selalu ia tulis menjadi buku, dan diberikan kepada para calon presiden.

Menurut Kwiek buku tersebut pertama ia tulis pada 2004, dan diserahkan kepada Megawati yang saat itu berpasangan dengan Hasyim Muzadi.

Baca: Indonesia Akan Mengalami Krisis Seperti 1998? Kwik Kian Gie cs Beri Jawaban Kompak

Pada 2009 ia kembali memperbaharui tulisannya, dan menyerahkanannya kepada megawati.

Namun menurut Kwik, tidak ada respons dari Megawati terkait buku tersebut.

"Tadi sudah saya katakan saya itu menulis booklet dari tahun 2004 itu orientasi saya karena ibu megawati calon presiden. tahun 2009 juga, tapi sama sekali tidak ada respons," kata Kwik saat jumpa pers.

Menurut Kwik saat itu hubungannya dengan Megawati baik-baik saja.

Ia bahkan mengira buku tersebut akan mendapatkan respons, namun ternyata sebaliknya.

"Karena sampai sekarang hubungan saya masih sangat dekat, tapi ibu Megawati kan ketua umum, dia mengasumsikan bahwa akan ada respons. Tapi sama sekali tidak. Dari sekjen tidak, dari litbang tidak. Dari siapapun tidak," katanya.

Hal yang sama juga terjadi saat ia memberikan buku yang berjudul Platform Presiden 2014 kepada Jokowi.

Kwik yang kini masih menjadi kader PDIP tersebut menceritakan telah memberikan buku tersebut langsung kepada Jokowi saat melayat meninggalnya Taufiq Kiemas langsung di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat.

Hanya saja, tidak ada respons dari Jokowi yang saat itu masih menjabat sebagai Gubernur Jakarta.

"Jadi saya bicara dengam pak Jokowi. Saya mengatakan, bapak sekarang kan sudah jadi gubernur, sangat populer, tolong gunakan popularitas ini untuk kepentingan partai dan kepentingan negara ini, bicaranya jangan hanya urusan DKI saja tetapi urusan negara."

"Apa itu? Kata jokowi. Oh kebetulan saya punya bahan yang banyak sekali oleh karena saya lama sekali Ketua Litbang PDI-P, Ketua DPP, dan mewakili PDI juga menjadi wakil ketua MPR. Langsung saya kirimkan segepok hard copy plus banyak sekali soft copy. Satu kata pun tidak ada reaksi, tidak ada sambutan apa-apa. Jadi jelas," katanya.

Baca: Jokowi Blak-blakan soal Kunci Kemenangannya di Solo, Pilgub Jakarta, Hingga Pilpres 2014

Hal tersebut berbeda dengan Prabowo.

Halaman
12
Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved