Sudah Berusia 30-40 Tahun, Pipa-pipa Air PDAM Way Rilau Banyak yang Bocor
Pipa air milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Rilau, Bandar Lampung, sering mengalami kebocoran.
"KPBU tahun 2018 ini kan sudah mulai jalan. Kalau ada pembahasan, maka sekalian kami coba usulkan," ujar Agung. "Nanti kami laporkan secara rinci berapa jumlah pipa yang sudah berumur tua maupun yang rusak akibat pengerjaan drainase, jalan, maupun galian lainnya," tandasnya.
Harus Proaktif
Komisi II DPRD Bandar Lampung telah mempertanyakan soal banyaknya pipa air yang bocor kepada PDAM Way Rilau dalam rapat dengar pendapat, Kamis (20/9/2018) pekan lalu.
"Tahun (2017) lalu, ada seratusan rumah warga yang mengalami kebocoran pipa PDAM. Tahun ini, kami belum menghitung dan mengkroscek keseluruhan. Tapi, kami minta PDAM agar proaktif menangani pipa yang bocor," kata Sekretaris Komisi II DPRD Bandar Lampung Grafieldy Mamesah melalui ponsel, Minggu (23/9/2018).
Grafieldy membenarkan PDAM berencana mengajukan bantuan anggaran ke pusat untuk mengganti pipa-pipa PDAM yang telah berusia 30-40 tahun.
"Memang sudah saatnya melakukan pergantian pipa-pipa PDAM. Hanya, dananya cukup besar. Kalau PDAM menanggung sendiri, tidak akan kuat," ujarnya,
Grafieldy menyatakan, Komisi II mendukung upaya pergantian pipa-pipa air yang telah berusia tua.
"PDAM saat ini juga sedang menjalankan proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Targetnya, seluruh masyarakat Bandar Lampung bisa menikmati air bersih pada tahun 2020," ujarnya.
Catatan Komisi II, SPAM merupakan proyek berskema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) antara PDAM Way Rilau selaku penanggung kawab proyek kerjasama (PJPK) dengan PT Adhya Tirta Lampung selaku badan usaha pelaksana. Proyek SPAM dengan kapasitas 750 liter per detik ini akan mengolah dan menyalurkan air baku dari Sungai Way Sekampung untuk kebutuhan air minum masyarakat.
"Pendistribusiannya melalui pipa transmisi sejauh 22 kilometer ke delapan kecamatan di Bandar Lampung untuk total 60 ribu sambungan rumah atau sekitar 300 ribu jiwa penduduk. Delapan kecamatan itu masing-masing Rajabasa, Labuhan Ratu, Way Halim, Kedaton, Tanjung Senang, Sukarame, Sukabumi, dan Kedamaian," jelas Grafieldy.
Setop Sambungan Baru
Sepanjang tahun 2018 ini, PDAM Way Rilau menyetop sementara pemasangan sambungan baru air minum untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Alasannya, karena terbatasnya ketersediaan sumber air.
Sekretaris Komisi II DPRD Bandar Lampung Grafieldy Mamesah menjelaskan, dalam rapat dengar pendapat bersama PDAM Way Rilau terungkap bahwa PDAM akan membuka lagi pendaftaran sambungan baru untuk MBR pada tahun 2019.
"Mereka bilang, tahun 2019 akan buka 2.000 sambungan baru untuk MBR. Tapi, ini pun di titik-titik yang memiliki sumber air yang memadai," kata Grafieldy, Jumat (21/9/2018).
Selain terkait penghentian sementara pemasangan sambungan baru untuk MBR, dalam rapat dengar pendapat juga terungkap sumbangan PDAM untuk pendapatan asli daerah (PAD) Bandar Lampung.
"PDAM telah menyumbang untuk PAD sebesar Rp 1,5 miliar dari target Rp 2 miliar tahun ini. Dan, mereka cukup optimistis sisanya sebesar Rp 500 juta bisa terkejar sampai akhir tahun," ujar Grafieldy.