Kisah Keluarga DN Aidit Pasca G30 S PKI, Ayahnya Ketahuan Meninggal Setelah 3 Hari
Peristiwa Gerakan 30 September atau dikenal G30S/PKI selalu diperingati. Masih ingatkah kisah kelam peristiwa yang identik dengan tokoh PKI DN Aidit?
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID- Tanggal 30 September 2018 ini, Indonesia amemperingati peristiwa Gerakan 30 September atau disingkat G30S/PKI.
G30S/PKI merupakan peristiwa yang terjadi malam hari di tanggal 30 September hingga 1 Oktober 1965.
Melansir Serambinews pada Sabtu (29/9/2018), dalam peristiwa itu terjadi penculikan dan pembunuhan para jenderal yang dilakukan oleh suatu kelompok militer pimpinan Let. Kol. Untung.
Bicara soal PKI, tentu tak lepas dari sosok Dipa Nusantara (DN) Aidit.
Aidit merupakan pria kelahiran Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung pada 30 Juli 1923.
Baca: Video - Pengunjung Transmart Lampung Dihebohkan Fashion Show Busana Berbahan Tapis
Di tahun 1940, Aidit meninggalkan kampung halamannya dan merantau ke Jakarta.
Dirinya sempat mendirikan perpustakaan Antara di daerah Tanah Tinggi, Senen, Jakarta Pusat.
Kemudian, Aidit mempelajari politik Marxis melalui Perhimpunan Demokratik Sosial Hindia Belanda.
Berawal dari situ, Aidit mulai berkenalan dengan tokoh politik Indonesia, seperti Adam Malik, Chaerul Saleh, Soekarno, Bung Hatta, dan Mohammad Yamin.
Tahun 1954, Aidit terpilih menjadi anggota Central Committee (CC) PKI pada Kongres PKI.
Setelah itu, Aidit pun terpilih menjadi sekretaris jenderal PKI.
Sebagai pemimpin PKI, Aidit membuat partai tersebut menjadi partai komunis ketiga terbesar di dunia setelah Uni Soviet dan China.
Adanya peristiwa G30S membuat PKI dan Aidit dituduh sebagai dalang di baliknya.
Sontak, Aidit jadi buruan tentara.
Tak hanya kehidupan sang ketua umum PKI yang berubah, keluarganya pun ikut menjadi sorotan masyarakat.