Mantan OB dari Lampung Kini Jadi Bos 4 Perusahaan Beromzet Puluhan Miliar Rupiah
Mantan OB dari Lampung Kini Jadi Bos Empat Perusahaan Beromzet Puluhan Miliar Rupiah
Tiap hari, dia membeli koran untuk berburu pekerjaan. Dua bulan menganggur, Jos pun akhirnya mendapat pekerjaan sebagai sales buku di UD Prastawa Timur.
Namun, pria berambut kribo ini tak bisa mencapai target penjualan. Alhasil, dia hanya menerima uang transpor Rp 3.000.
Kemudian, seorang kakaknya memberi informasi lowongan kerja di ANTV.
Tak menyiakan kesempatan, Jos pun melamarnya. Ia pun mendapat panggilan untuk wawancara.
Jos berkisah, saat itu dia berangkat pukul 09.00 pagi supaya tak terlambat. Melihat gedung yang tinggi, dia pun sempat bingung memikirkan cara masuk dan naik ke gedung tersebut. Jos pun mengenang, di sinilah ia pertamakalinya memakai lift.
Ketika berlangsung wawancara, Jos baru mengetahui bahwa posisi yang tersedia baginya adalah office boy (OB). Tanpa ragu, Jos segera menyambar pekerjaan itu.
"Kalau pulang kampung ditanya kerja di mana, kujawab ANTV kan keren. Yah, meskipun kerjanya OB," cetusnya.
Tak sampai setahun, Jos diboyong masuk ke tim MTV. Posisinya masih sama, tapi jumlah orang yang harus dilayani lebih sedikit, hanya sekitar puluhan.
Selama di tempat baru ini, bapak tiga anak ini mendapatkan kesempatan belajar lebih banyak. Mulai dari mengenal alat-alat produksi sampai belajar bahasa inggris di Sekolah Tinggi Bahasa Asing LIA, pada tahun 1999.
Tahun 2002, dia melepaskan pekerjaannya di MTV dan bergabung dengan sebuah rumah produksi. "Disini saya selalu diberikan porsi kerja lebih, ini menjadi sebuah tantangan," tegasnya.
Perlahan, kariernya pun terus mendaki. Dari talent artist relation, production manager hingga produser. Merasa mendapatkan bekal cukup, Jos memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya dan mulai membangun usaha sendiri.
Rumah produksi dengan nama Vertikal menjadi usaha pertamanya. Usaha ini dibangun dengan modal hasil menjual mobil dan berpartner dengan seorang teman.
Kembali hidup susah, itulah yang dirasakan oleh Bernardus Joseph Te Victoria saat membangun bisnis pertamanya, Vertikal. Dia harus merelakan mobilnya serta hidup hemat supaya roda bisnis rumah produksinya terus berjalan.
Ia pun kembali naik turun metromini untuk menuju lokasi kerja atau hendak temu janji. Bukannya mengeluh, dia menikmati segala proses tersebut.
Sampai akhirnya, pada tahun pertama, proyek senilai Rp 1 miliar menghampirinya. Senang tapi bingung, itu yang dirasakannya kala itu.