Tribun Bandar Lampung
Pindah ke Pasar Induk Terminal Kemiling, Puluhan Pedagang Digratiskan 6 Bulan
Dinas Perdagangan Bandar Lampung mulai menata tempat berjualan puluhan pedagang Pasar Rakyat Tani.
Penulis: Bayu Saputra | Editor: Yoso Muliawan
Bersedia Pindah
Rosni, pedagang makanan, menyatakan bersedia pindah ke Pasar Induk Terminal Kemiling. Ia tak mempersoalkan seandainya di pasar yang baru nanti sepi pembeli.
"Kalau enggak ada tempat berdagang, gimana mau dagang? Makanya, enggak masalah walaupun nanti sepi pembeli," katanya.
Sementara Chandra, pedagang lainnya, mengaku sangat terpaksa pindah ke Pasar Induk Terminal Kemiling. Pasalnya, sudah banyak pelanggannya yang biasa membeli dagangannya saat di Pasar Tani.
"Tapi alhamdulillah aja. Semoga nanti tetap ramai," ujar Chandra. "Sekarang juga sudah terbantu dengan ojek online. Ayam geprek saya masih ramai dibeli pakai ojek online," imbuhnya.
Chandra mengutarakan harapan agar Pasar Induk Terminal Kemiling bisa diperbarui. Tujuannya supaya pedagang lebih nyaman berjualan.
"Termasuk pembeli juga akan nyaman belanja," katanya.
Perhatikan Minat Konsumen
Kajian tentang kelayakan pasar sangat penting bagi dua pihak terkait rencana operasional Pasar Induk Terminal Kemiling. Pedagang menginginkan keuntungan, sementara konsumen membutuhkan barang.
Menurut Erwin Octaviano, pengamat ekonomi dari Universitas Bandar Lampung, ketika hanya satu pihak yang terakomodasi, sementara satu pihak lainnya tidak terakomodasi, maka tidak akan ada titik temu.
"Perlu menjadi tinjauan dengan melakukan analisis terkait minat konsumen. Apakah konsumen akan rela datang ke Pasar Induk Terminal Kemiling setelah sebelumnya selalu ke Pasar Tani Kemiling. Sebab, lokasi Pasar Induk Terminal Kemiling lebih jauh dari Pasar Tani bagi warga di seputaran Kemiling," ujarnya.
Erwin menjelaskan, relokasi pedagang termasuk mudah. Namun, papar dia, hal yang sulit adalah membuat ramai pasar yang baru.
"Butuh dua aspek, yaitu ability to pay dan willingness to pay. Dari aspek ability to pay, konsumen mungkin masih mampu membeli barang dagangan. Namun, dari aspek willingness to pay, mau atau tidak konsumen menuju Pasar Induk Terminal Kemiling?" katanya.
Hal ini, lanjut Erwin, penting untuk menjadi pertimbangan. Di mana pun membangun pasar, menurut dia, jika ternyata di lokasi itu tidak ada konsumen yang berminat datang, maka akan menjadi percuma.
"Selama ini, ruko-ruko di situ (Pasar Induk Terminal Kemiling) tetap disewakan secara umum dan dipersilakan bagi siapapun yang mau berdagang. Namun sampai sekarang, jarang yang mau berdagang di sana," ujranya.