Kronologi Satu Keluarga di Mesuji Diserang Orang Tak Dikenal pada Tengah Malam

Kronologi Satu Keluarga di Mesuji Diserang Orang Tak Dikenal pada Tengah Malam

Penulis: hanif mustafa | Editor: taryono
tribun lampung/hanif mustafa
Tugini 

Kronologi Satu Keluarga di Mesuji Diserang Orang Tak Dikenal pada Tengah Malam

Laporan Reporter Tribun Lampung Hanif Mustafa

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Kliwon (44) ,warga Desa Mekarjaya, Dusun Rowosari, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Mesuji, yang diserang  orang tak dikenal mengaku kejadian begitu cepat.

"Kalau kejadian sangat singkat, dan kami setengah sadar karena posisi kebangun tidur mendadak," ungkapnya saat di Rumah Sakit Abdul Moeloek, Minggu 21 Oktober 2018.

Kliwon menuturkan kejadian sekitar pukul 12.30 wib, namun mereka baru tidur sekitar pukul 12 malam.

Baca: Mayat Laki-laki Ditemukan di Kontrakan Gedong Dalam Enggal, Ketua RT Ungkap Identitasnya

"Ya biasa kami itu malam belum tidur, masih mentong sama anak-anak, makan malam hari," ungkapnya.

Kemudian, setelah makan, mereka bersama ketiga anaknya menuju ranjang untuk tidur.

"Tiba-tiba, jam setengah satu, istri saya ribut api, saya bangun, setengah sadar, saya lihat, depan belakang, sudah ada api," katanya.

Lalu, Kliwon, menyuruh istrinya Tugini (40) bersama anaknya yang kecil Suhaim (5) untuk keluar terlebih dahulu.

"Saya ambil tindakan agar istri keluar dulu, ya saya mikir agar selamat, kemudian saya angkat anak saya yang kedua Zaini(6), kalau Rahmadi (16) ikut belakang saya," tukasnya

Namun bukan selamat seperti yang diharap Kliwon, saat istrinya keluar dia mendengar letupan sebanyak dua kali.

"Saat saya keluar, istri saya teriak, 'Astagfirullah pak tanganku metu getih (keluar darah)' padahal itu masih gendong anak saya yang kecil, masih ada dibayangan saya," ungkapnya sedikit terbata-bata.

Sontak, Kliwon langsung mengambil anaknya yang digendong istrinya.

Baca: Ibu dan Anak Jadi Korban Penembakan di Mesuji Seusai Pergoki Orang Mau Bakar Rumah

Tanpa disadari saat menggendong kedua anaknya, anaknya Rahmadi (16) juga turut berteriak.

"Itu setelah ada letupan lagi yang ketiga, saya nengok kebelakang tangan kanan anak saya dipergelangan mengeluarkan darah, langsung anak saya yang dua itu saya taruh kaus kotang (baju tipis) saya lepas, saya balutkan ke tangan kanan anak saya, saya bilang ke dia 'iki kenek tembak le' (lagai kena tembak nak)," ungkapnya.

Kemudian, dia membawa ketiga anaknya dan istrinya di tempat yang aman, secara lokasi rumahnya terletak di tengah kebun dengan tetangga berjarak 150 meter.

"Meminta pertolongan ke mana lagi gak bisa, kan rumah saya jaraknya 150 meter, untung saya bawa handphone jadi saya telepon, dan dijemput, saya dah bingung gak sadar lagi," jawabnya lemas.

Kliwon pun mengaku keadaan istrinya mulai membaik, meskipun sedikit merintih kesakitan.

"Keadaan alhamdulillah membaik, kalau mau diapakan lagi saya kurang paham, lukanya di punggung kiri satu, dan bahu kiri satu, dan setelah dirontgen ternyata gak luka tembak tapi tusuk, karena pisau, ya memang keadaan gelap saya tidak bisa melihat jelas, kalau anak saya yang Rahmadi ditempat saudara, lukanya gak parah bisa pulang," sebutnya.

Saat ditanya apakah ada perkara dengan orang lain, Kliwon mengaku tidak punya masalah.

"Tapi memang dari dulu masalah lahan," tandasnya.

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved