Kun Fayakun Bukan Bim Salabim, Quraish Shihab Jelaskan Bagaimana Menalar Agama dengan Akal

Kun Fayakun Bukan Bim Salabim, Quraish Shihab Jelaskan Bagaimana Menalar Agama dengan Akal

Youtube Najwa Shihab - Najwa Shihab dan Quraish Shihab 

"Ada, ya. Ibunda Maryam mengandung, pergi ke tempat terpencil, disuruh menggerakkan pohon," sambungnya.

Dalam hal ini, Quraish menegaskan bahwa ada proses pada penciptaan Nabi Isa.

"Jadi jangan anggap Kun Fayakun itu seperti Bim Salabim," ucap Quraish.

"Ada proses. Langit Bumi itu diciptakan dalam tujuh hari. Hari yang dimaksud di sini adalah periode. Bisa jadi satu hari itu ribuan tahun," imbuhnya.

Jadi Kun Fayakun itu pendekatan pada manusia, bahwa untuk menciptakan sesuatu bagi Tuhan itu sangat mudah, tanpa waktu, tanpa alat.

"Saking mudahnya, bahkan lebih mudah dari ucapan seseorang 'jadilah maka jadi'," tutur Quraish.

"Kalau kita berkata 'jadilah' perlu sedikit waktu, tapi bagi Tuhan tidak perlu waktu.

Itulah penggambaran tentang cepatnya dan berkuasanya Allah dalam menciptakan sesuatu. Tapi ada proses, tergantung dari Tuhan," tegasnya.

Menalar Agama dengan Akal

Pertanyaan lain yang diajukan oleh warganet mengenai penalaran agama dengan akal manusia.

Untuk menjawab pertanyaan itu, Quraish mula-mula membagi ajaran agama menjadi dua kategori.

Pertama, hal-hal yang mampu diketahui oleh nalar manusia.

Kedua, ajaran yang berada di luar kemampuan nalar manusia untuk mengetahuinya.

"Kita ambil contoh, akal bisa tahu tidak apa yang terjadi setelah kiamat?" tanya Quraish.

Najwa Shihab yang berada di sampingnya menjawab tidak.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved