Pengakuan Tiga Perempuan yang Heboh Diisukan Penculik di Lampung, Polisi Beri Penjelasan

Pengakuan Tiga Perempuan yang Heboh Diisukan Penculik di Lampung, Ini Penjelasan Polisi

Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra
Dua siswi SD ditemani gurunya yang rencananya akan dijemput bibinya untuk dibawa ke Way Kanan berada di Polsek Kedaton, Jumat 26 Oktober 2018. 

Pengakuan Tiga Perempuan yang Heboh Diisukan Penculik di Lampung, Ini Penjelasan Polisi

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Warga Lampung heboh dengan isu penculikan anak di salah satu sekolah di Rajabasa, Kota Bandar Lampung.

Sejak pagi, isu penculikan anak-anak merebak dan menyebar melalui media sosial seperti grup WhatsApp (WA) di kalangan ibu-ibu.

Gambar maupun video singkat yang beredar menyebutkan peristiwa terjadi di salah satu sekolah di Rajabasa, dan ada tiga perempuan yang sudah diamankan.

Baca: Penculik Anak Gentayangan di Bandar Lampung, Waspadai Ciri-ciri Pelaku Seperti Ini

Tribun Lampung langsung mengecek kebenaran informasi tersebut ke polisi dan mendatangi sekolah.

Tribun berhasil mewawancara satu dari tiga orang perempuan yang diisukan sebagai penculik.

Bagaimana kronologinya?

Dua orang siswi berinisial NBS dan NAS yang bersekolah di sebuah Madrasah di Rajabasa, Bandar Lampung didatangi tiga orang perempuan di sekolahnya.

Karena tiga sosok perempuan tersebut terlihat asing di kalangan para orangtua/wali murid, warga curiga dan spontan mengatakan ada penculik. 

Lantas apa yang sebenarnya terjadi?

Baca: Jalan Kaki dari Bandung ke Sumedang, Anak Korban Penculikan Bisa Kabur Saat Pelaku Tertidur Pulas

Tiga perempuan datang ke sekolah untuk menjemput NBS dan NAS. Ketiganya adalah Tri Lestari, Sri dan Lia. Mereka adalah bibi dari NBS dan NAS.

Menurut Tri Lestari (40), dirinya tinggal di Jalan RA Basyid (Untung Suropati). Kedatangannya bersama dua saudaranya ke sekolah NBS dan NAS adalah untuk menjemput sekaligus meminta surat pindah sekolah.

"Kami ini mau meminta surat pindah dari sekolah dan kepomakan kami ini akan dibawa pulang kampung ke Way Kanan, itu saja. Wali murid heboh karena kami bertiga disangka mau menculik," kata Tri Lestari.

Tri menjelaskan, dua keponakannya sengaja akan dibawa ke Way Kanan karena kedua orangtua siswa ini sudah lama tak bersama alias cerai.

"Dan ibu keponakan saya ini ini bekerja sebagai TKW di Malaysia," imbuh Tri.

Karena kasihan melihat kedua keponakannya terlantar, maka pihak keluarga bermaksud mengurusnya dengan membawa ke Way Kanan.

"Semalam Sri dan Lia (bibi) datang dari Way Kanan dan tiba di Bandar Lampung, tujuannya untuk membawa sang anak ke kampung," papar Tri.

Imbauan Polda

Munculnya isu penculikan anak yang terjadi Bandar Lampung, Polda Lampung meminta masyarakat untuk tidak terpancing dalam kabar yang belum dipastikan kebenarannya.

Wakil Kepala Kepolisian Daerah Lampung, Brigadir Jenderal Pol Angesta Romano Yoyol meminta masyarakat untuk tidak terpancing adanya isu penculikan.

"Jangan terpancing karena memang ada provokator hoaks yang menyatakan ada penculikan anak," ungkap Wakapolda, Jumat 26 Oktober 2018.

Wakapolda menegaskan jika penculikan anak yang ramai diperbincangkan masyarakat sebenarnya tidak ada. "Isunya ada, tapi bukan," bebernya.

Untuk itu, Yoyol berharap agar masyarakat bisa menenangkan diri.

Apalagi banyak informasi setelah ditangkap pelaku gila.

"Jadi masyarakat memahami mana pelaku mana orang gila," tegasnya.

Meski demikian, Yoyol mengaku sudah mengarahkan anggota, terutama Babinkamtibmas untuk melaksanakan tugas menanggapi isu penculikan.

Merebak Sejak Pagi

Sejak pagi isu penculikan anak-anak merebak di Kota Bandar Lampung.

Isu ini pun menyebar melalui grup grup WhatsApp (WA) di kalangan ibu-ibu.

Gambar maupun video singkat yang beredar, disebutkan di salah satu sekolah ada tiga perempuan yang diamankan.

Namun pihak kepolisian membantah adanya isu penculikan anak-anak.

Kapolsek Kedaton Kompol Anung Handayanta saat ditemui Tribun Lampung di depan stasiun Tanjungkarang, Jumat (26/10) menjelaskan, tiga orang perempuan hanya menjemput keponakanya.

"Jadi itu sebenarnya tiga orang tersebut akan menjemput keponakannya yang ada di sekolah Ismaria Rajabasa.

"Mereka ini memang dari Way Kanan mau menjemput anak tersebut. Tapi orang sudah heboh diduga penculikan, tapi itu tidak benar," kata Kapolsek Anung.

Menurutnya, anak yang dijemput ini diurus saudaranya yang berada di Bandar Lampung. Sementara orangtuanya bekerja di Malaysia.

Penculikan Anak di Lampung Tengah

Di Polres Lampung Tengah, polisi memastikan bahwa Rahmat Susanto (36), orang yang diduga sebagai pelaku penculikan anak di Kampung Kayu Palis, merupakan orang yang mengalami gangguan kejiwaan.

Kepastian tersebut disampaikan oleh Kapolres Lamteng Ajun Komisaris Besar Slamet Wahyudi, Jumat (26/10/2018).

Slamet mengatakan, jajarannya telah melakukan pemeriksaan ke rumah sakit jiwa terhadap Rahmat.

"Sudah dibawa ke Rumah Sakit Jiwa dan dilakukan pemeriksaan, ternyata yang bersangkutan (Rahmat Susanto), terkena depresi tinggi," ujar AKBP Slamet Wahyudi.

Slamet melanjutkan, adapun saran dari pihak rumah sakit jiwa, karena depresi tinggi yang dialami Rahmat, maka disarankan ia untuk dilakukan berobat jalan hingga dua pekan di rumah sakit.

"Untuk lebih jauh dokter spesialis kejiwaan mengatakan, perlu dilakukan observasi lebih dalam selama dua pekan untuk mengetahui hasil kejiwaannya," bebernya.

Namun, dokter juga menyarankan supaya Rahmat dilakukan berobat jalan, yakni
pasien harus sering diajak bicara dan jangan dibiarkan sendirian.

Selain itu, pasien harus diawasi jangan keluar rumah tanpa diketahui karena pasien akan berjalan terus tanpa tujuan.

Baca: Muncul Isu Penculikan Anak, Wakapolda Brigjen Angesta: Ada Provokator Hoaks

"Anggota kita sudah menyerahkan Rahmat kepada keluarganya di Lampung Timur. Selain itu diberikan juga kartu kuning berobat jalan untuk dia dari pihak rumah sakit jiwa," imbuhnya.

Sebelumnya diketahui, Rahmat diamankan warga Kampung Kayu Palis, Kecamatan Way Pengubuan karena dicurigai hendak melakukan penculikan anak, pada Rabu (24/10) lalu.

Warga membawa Rahmat ke balaikampung setempat dan nyaris membuat warga geram, karena saat ditanya menjawab melantur.

Rahmat juga dikatakan warga sudah berada di kampung tersebut selama dua hari.

Kejadian Rahmat yang dikira pelaku penculikan anak tersebut, sempat mengebohkan sejumlah warga karena terjadi kesimpangsiuran informasi di media sosial.

Rahmat juga sebelumnya diduga pelaku penjualan organ tubuh anak. (nif/byu/sam)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved