Jasad 2 Bayi Korban Pesawat Lion Air JT 610 Ditemukan, Tidak Utuh
Jasad 2 Bayi Korban Pesawat Lion Air JT 610 yang Jatuh Ditemukan, Tidak Utuh
Jasad 2 Bayi Korban Pesawat Lion Air JT 610 Ditemukan, Tidak Utuh
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA-- Dua bayi yang turut menjadi penumpang pesawat naas Lion Air JT-610, diketemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Hal itu dipastikan saat Wakapolri Komjen Ari Dono Sukmanto berkunjung ke RS Polri Jakarta tepatnya saat mengecek ruang forensik tempat korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610.
Ari Dono menyebut kedua jenazah bayi tersebut di bawa ke RS Polri bersamaan dengan 24 kantong jenazah lainnya.
Sementara hingga hari ke-2 pencarian, total kantong jenazah yang di terima RS Polri masih sebanyak 24 kantong jenazah.
"Jadi kalo 24 body pack bukan berarti bukan isi nya 24 jenazah, satu body pack beberapa janazah, karna kondisi korban sudah diketemukan sudah tidak utuh," ujar Ari Dono.
Sementara menurut Ari Dono sudah ada 151 keluarga yang telah menyerahkan data-data fisik keluarganya yang menjadi korban.
"Sampai dengan pagi ini untuk antemortem sudah 151 keluarga, untuk pemeriksan DNA secara bertahap," ujar Ari Dono.
Sebelumnya Kepala Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Sindu Rahayu, menuturkan, pesawat tersebut membawa 181 penumpang, terdiri dari 178 penumpang dewasa, satu penumpang anak-anak dan dua bayi.
Sabuk Pengaman, Penyebab Jenazah Masih Banyak Berada Dalam Badan Pesawat Lion Air
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan, pihaknya bersama Basarnas terus melakukan pencarian badan pesawat JT 610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018) kemarin.
Soerjanto menduga, dengan menemukan badan pesawat, pihaknya akan menemukan lebih banyak jenazah korban.
Jenazah diduga masih banyak berada di dalam badan pesawat tersebut.
"Kemungkinan besar korban masih di dalam," ujar Soerjanto di crisis center Terminal IB Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, Senin malam.
Ia mengatakan, dugaan tersebut berdasarkan informasi bahwa dua menit usai lepas landas, pilot pesawat meminta untuk return to base atau kembali ke Bandara Soekarno-Hatta.
Dua menit setelah lepas landas, tanda untuk memasang sabuk pengaman masih terus dinyalakan.
Diduga setelah benturan pesawat dengan permukaan air, para penumpang tidak sempat untuk melepaskan sabuk pengamanan.
"Gini, dua menit take off sitbelt-nya belum dilepas. Lampu masih nyala," ujar Soerjanto.
Pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin pagi.
Pesawat itu mengangkut 178 orang dewasa, 1 anak, dan 2 bayi, serta 7 awak pesawat lainnya.
Kerabat Ungkap Pesan Terakhir Kapten Pilot Pesawat Lion Air yang Jatuh di Karawang
Tragedi jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 yang berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Pangkal Pinang pada Senin (29/10/2018) menjadi sorotan pemberitaan di India.
Pasalnya, kapten pilot bernama Bhavye Suneja berasal dari India.
Menurut manajemen Lion Air, dia memiliki pengalaman terbang lebih dari 6.000 jam.
Dia sudah menjadi pilot Lion Air sejak Maret 2011 dan mendapatkan lisensi pilotnya dari Bel Air International pada 2009.
Sebelum pesawat jatuh di perairan Karawang, Bhavye sempat meminta return to base (RTB) atau kembali ke bandara.
Namun, pesawat itu tidak pernah kembali.
Seorang kawan menceritakan kebahagiaan Bhavye saat melihat sang istri, Garima Sethi, mengenakan kain sari khas India untuk pertama kalinya di festival Karva Cauth.
"Itu baru dua hari lalu, Garima membagikan kegembiraannya memakai kain sari untuk suaminya, untuk pertama kalinya," kata Manvi Dua, teman Garima, seperti diwartakan The Indian Express.
Sebelumnya, Garima bekerja di The Indian Express, sebelum akhirnya pindah ke Jakarta.
"Dia (Bhavye) meminta saya bersiap untuk sebuah pesta. Dia seharusnya berada di Delhi pada 5 November mendatang . Ini sangat tidak bisa dipercaya," ucap Manvi.
Teman-teman dekat keduanya yang lain juga menunggu kedatangan mereka pada pekan depan.
Tiap berkumpul, Bahvye dan Garima beserta kawannya memiliki agenda wajib yaitu bepergian bersama.
"Dia (Bhavye) bilang, akan ada pesta kedatangannya. Kami semua menunggu kedatangannya pada Diwali dan untuk memenuhi agenda perjalanan kami," tutur Manvi.
"Pasangan itu berencana melakukan perjalanan ke Maneshwar di Uttarakhand," ucap Rohit Singh, seorang teman di The Indian Express.
Dia mengatakan, Bhavye memiliki minat dalam hal mengemudi.
"Dia selalu memastikan dia adalah pria yang berada di belakang kemudi, dia tidak akan mengizinkan siapa pun mengambil alih kemudi," imbuhnya.
"Meski Garima dan saya sudah berteman lama, hubungan saya dengan suaminya sama kuatnya. Tahun lalu, dia memberi saya hadiah drum pada hari ulang tahun saya.
PUNYA jam terbang tinggi
Pilot pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018), disebut telah memiliki jam terbang tinggi.
"Pesawat ini dikomandoi oleh Suneja dan kopilot Harvino. Dimana kapten penerbang ini mempunyai 6.000 jam terbang dan sudah sering membawa jenis pesawat ini," ujar Presdir Grup Lion Air Edward Sirait di gedung Lion Air Operation Center, Jalan Marsekal Surya Darma No 44, Selapajang Jaya, Neglasari, Kota Tangerang, Senin (29/10/2018).
Ia melanjutkan, pesawat jenis itu pernah diterbangkan baik di dalam negeri maupun ke luar negeri.
Edward menyebukan, pesawat jenis itu pernah diterbangkan dari Manado di Sulawesi Utara menuju China.
"Kopilotnya juga sudah kopilot senior dengan 5.000 lebih jam terbang, kurang lebih 5.100 jam terbang," lanjut dia.
Hingga saat ini pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan mengenai penyebab terjadinya kecelakaan pesawat itu.
Pesawat Lion Air JT 610 dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh sesaat setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, pagi tadi.
Edward mengatakan, pesawat Lion Air JT 610 itu terjatuh setelah mengudara selama sekitar 13 menit.
Setelah 13 menit mengudara, tidak ada komunikasi lagi antara awak pesawat dengan tower maupun operation center Lion Air.
Masih menurut Edward, pesawat ini mengangkut 178 penumpang dewasa, 1 anak, dan dua orang bayi.
Saat ini posko evakuasi korban jatuhnya Lion Air JT 610 dipusatkan di Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma.