Tribun Pringsewu
Tak Ada Firasat Buruk, Ibunda Korban Lion Air asal Pringsewu Berharap Anaknya Segera Ditemukan
Nuni dan keluarga penumpang Lion Air JT 610 lainnya mendapatkan fasilitas menginap di hotel yang disediakan pihak maskapai.
Penulis: Robertus Didik Budiawan Cahyono | Editor: Daniel Tri Hardanto
Setelah itu, ayam yang hendak dipotong itu diikat.
Nuni menunaikan salat Subuh, dan dilanjutkan dengan mencuci piring dan menyapu.
Setelah pekerjaan rumah selesai, Nuni mulai membuat bumbu gulai ayam sambil menonton televisi.
Saat itulah ia melihat tayangan berita jatuhnya pesawat Lion Air rute Jakarta-Pangkal Pinang yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat.
"Saya mengambil handphone, niatnya mengabari anak saya (Wahyu). Biasanya kalau ada apa-apa di Bangka Belitung, saya konteklah dia, seperti ada pencurian, kebakaran, kebanjiran, selalu aku kontek," ujarnya.
Sebetulnya, Nuni berniat memberi tahu Wahyu ada pesawat jatuh.
Ia ingin menanyakan keberadaan Wahyu melalui telepon.
Namun, kata Nuni, ponsel Wahyu tidak aktif.
Tidak kurang dari lima kali Nuni menelepon Wahyu, tapi tidak ada jawaban.
Kemudian ia menghubungi adik Wahyu, Eldi, yang bekerja di perusahaan pembiayaan sepeda motor di Pringsewu.
Belum lagi Nuni mengutarakan niatnya, Eldi mengatakan segera pulang ke rumah.
Nuni pun bingung dengan respons anak keduanya.
Setiba di rumah, Eldi meminta Nuni bersabar.
Begitu melihat berita jatuhnya pesawat, Nuni baru sadar bahwa Wahyu ikut menjadi korban.
"Haduh, ya Allah," ujar Nuni menyebut asma Allah.