Pesawat Lion Air Jatuh di Karawang

Alasan Keluarga Disarankan Tak Lihat Jenazah Korban Pesawat Lion Air JT 610

Alasan Keluarga Disarankan Tak Lihat Jenazah Korban Pesawat Lion Air JT 610

Editor: taryono
Petugas memilah serpihan pesawat dan barang penumpang pesawat Lion Air JT 610 di Dermaga JICT 2, Tanjung Priuk, Jakarta Utara, senin (29/10/2018). Pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta - Pangkal Pinang jatuh di perairan Pantai Karawang, Jawa Barat. Pesawat membawa yang jatuh di perairan Pantai Karawang mengangkut 181 penumpang.(KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO) 

Adapun identitas yang ditemukan merupakan identitas dari 18 orang perempuan dan 34 orang laki-laki. Penemuan tersebut didapat bersamaan dengan barang bukti kecelakaan lainnya.

"Kemudian, kita juga mendapatkan serpihan-serpihan, kemudian barang-barang milik korban dan sebagainya," kata dia.

Hingga Selasa sore, Basarnas telah mengirimkan 37 kantong jenazah ke RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, untuk dilakukan identifikasi korban.

Pesawat itu diketahui mengangkut 178 orang dewasa, 1 anak, 2 bayi, serta 7 awak pesawat lainnya.

Detik-detik Pesawat Lion Air JT 610 Jatuh

Pantai Tanjung Pakis, di Desa Tanjung Pakis, Kecamatan Pakis Jaya, Kabupaten Karawang jadi ramai dikunjungi banyak orang pascapesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610, jatuh di perairan tersebut, Senin (29/10/2018) pagi.

Hingga hari kedua pencarian, Selasa (30/10), pantai dengan air laut yang keruh itu masih ramai dikunjungi warga.

Sebagai gambaran, pantai itu berada di ujung utara Karawang atau sekitar 3 jam perjalanan dari pusat kota Karawang. ‎Infrastruktur jalan menuju pantai itu cukup baik dengan jalan beton.

Warga di desa itu bermata pencaharian sebagai nelayan dengan hasil tangkapan mayoritas udang dan ikan etom. Mereka biasa pergi pagi hingga jarak tempuh hingga maksimal dua jam perjalanan.

 

"Biasanya di sini kalau hari biasa jarang ada pengunjung. Paling kalau Sabtu-Minggu dan hari libur," ujar Sumiati (40), pedagang di sekitar pantai saat ditemui Senin (29/10/2018).

Pantai Tanjung Pakis, berair keruh dan pasir pantai tidak terlalu putih bahkan cenderung kotor dan dangkal, seperti pada umumnya karakter pantai utara Jawa. ‎ Meski begitu, pantai ini kerap dikunjungi wisatawan.

Saat kejadian, pagi hari, tidak banyak aktivitas di pantai ini. Hanya beberapa nelayan dan pedagang yang belum membuka lapak dagangannya. Sumiati mengatakan, banyak yang mendengar suara aneh di lepas pantai.

"‎Kalau mendengar suara ledakan, sih, di sini banyak yang dengar, kayak semacam suara petir karena saat itu memang sedang mendung. Tiba-tiba beberapa jam kemudian banyak polisi datang," kata Sumiati.

Hal senada dikatakan Dadang (39), pedagang di pantai itu. Ia juga mendengar suara benturan mirip ledakan di lepas pantai.

 

"Suaranya memang keras, kayak petir karena memang saat kejadian mendung. Banyak di sini yang mendengar kejadian tersebut," katanya.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved