FDR dari Kotak Hitam Lion Air JT 610 Berhasil Diunduh, Hasilnya?
FDR dari Kotak Hitam Pesawat Lion Air JT 610 Berhasil Diunduh, Hasilnya?
FDR dari Kotak Hitam Pesawat Lion Air JT 610 Berhasil Diunduh, Hasilnya?
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Flight Data Recorder (FDR) dari kotak hitam pesawat Lion Air JT 610 telah berhasil diunduh.
Proses unduh data dibantu National Transportation Safety Board (NTSB) Amerika Serikat, Transport Safety Investigation Biro Singapura dan Australian Transport Safety Biro.
"Update dari lab black box KNKT bahwa FDR telah berhasil di-download," ujar Kepala Sub Komite Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo, saat konferensi pers di kantor KNKT, Jakarta, Minggu (4/11/2018).
Baca: Roy Kiyoshi Unggah Video dengan Keterangan Praying for Lion Air JT 160, Netizen Terkejut
Menurut Nurcahyo, FDR tersebut berisi data penerbangan selama 69 jam terakhir, yang terdiri dari 19 penerbangan.
Salah satunya, data penerbangan terakhir sebelum pesawat jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.
Sebelumya, KNKT lebih dulu membersihkan memori FDR dari kotak hitam pesawat Lion Air JT 610.
Kondisi memori FDR disebut perlu dibersihkan karena basah dan terdapat residu garam.
Pembersihan dan pengeringan dilakukan dengan memasukan ke dalam oven secara hati-hati agar tidak merusak data dalam memori.
Baca: Pilot Senior Bongkar Hal Tak Masuk Akal Pesawat Lion Air Jatuh, Mirip Kecelakaan Air Asia
Pesawat Lion Air JT 610 dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10/2018).
Pesawat itu jatuh tak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng, Tangerang, Banten.
Sedianya, pesawat itu mendarat di Pangkal Pinang pukul 07.20 WIB.
Pesawat yang baru beroperasi pada 15 Agustus 2018 itu diketahui membawa 189 orang, yang terdiri dari 178 penumpang dewasa, 1 orang anak, 2 bayi, dan 8 awak pesawat.
Bagian dari kotak hitam pesawat Lion Air JT 610, yakni FDR baru ditemukan pada Kamis (1/11/2018) pukul 09.31 WIB di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.
Baca: Di ILC TV One, Pilot Senior Ungkap Penyebab Lion Air Jatuh, Ada Missing Link Kecelakaan Selalu Pagi
FDR itu ditemukan oleh tim penyelam TNI Angkatan Laut di kedalaman 25-35 meter di perairan Tanjung Karawang.
Selanjutnya, kotak hitam diserahkan kepada KNKT untuk melakukan investigasi penyebab jatuhnya pesawat.
7 Jenazah
Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur mengidentifikasi tujuh korban jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP pada Minggu (4/11/2018).
"Tadi pada pukul 14.00 sampai dengan 15.30 WIB, kami sudah melaksanakan sidang rekonsiliasi," ujar Kepala Bidang DVI Mabes Polri Kombes drg. Lisda Cancer di RS Polri, Minggu.
Kepala Lab DNA Pusdokkes DVI Mabes Polri Kombes Putut T Widodo mengatakan, hasil identifikasi pada Minggu berdasarkan 24 kantong jenazah yang diterima pada Senin (29/10/2018) lalu.
"Yang teridentifikasi melalui DNA, itu dari 24 yang pertama. Setiap kantong terdiri dari beberapa bagian tubuh. Masing-masing bagian kita anggap satu individu, lalu jika telah cocok baru kita kumpulkan jadi satu dengan body part lainnya," ujar Putut.
Jenazah pertama yang teridentifikasi adalah Rohmanir Pandi Sagala berusia 23 tahun asal Tangerang, Banten.
Rohmanir teridentifikasi dengan nomor post mortem 00778 dari kantong jenazah nomor DVI 00/Lion Kerawang/OO77.
Jenazah mempunyai nomor antemortem 041 teridentifikasi melalui sidik jari dan medis.
Jenazah kedua, Dodi Junaidi berusia 40 tahun asal Tangerang Selatan, Banten.
Dodi teridentifikasi dengan nomor post mortem 0002i dari kantong jenazah nomor DVI 00/Lion Tanjung Priok/0002.
Jenazah mempunyai nomor antemortem 021 yang teridentifikasi melalui DNA.
Jenazah ketiga teridentifikasi sebagai Muhammad Nasir berusia 29 tahun asal Cianjur, Jawa Barat.
Nasir teridentifikasi dengan nomor post mortem 0003e dari kantong jenazah nomor DVI 00/Lion Tanjung Priok/0003.
Jenazah mempunyai nomor antemortem 073 yang teridentifikasi melalui DNA.
Jenazah keempat adalah Janry Efriyanto Sianturi berusia 26 tahun asal Muara Jambi, Jambi. Janry teridentifikasi dengan nomor post mortem 0006D dari kantong jenazah nomor DVI 00/Lion Tanjung Priok/0006.
Jenazah mempunyai nomor antemortem 136 yang teridentifikasi melalui DNA dan medis.
Lalu, jenazah kelima, Karmin berusia 68 tahun asal Bangka Tengah, Bangka Belitung.
Karmin teridentifikasi dengan nomor post mortem 0006R dari kantong jenazah nomor DVI 00/Lion Tanjung Priok/0006.
Jenazah mempunyai nomor antemortem 052 yang teridentifikasi melalui DNA.
Jenazah keenam teridentifikasi atas nama Harwinoko berusia 54 tahun asal Bogor Utara, Bogor.
Harwinoko teridentifikasi dengan nomor post mortem 0006C dari kantong jenazah nomor DVI 00/Lion Tanjung Priok/0006.
Jenazah mempunyai nomor antemortem 060 yang teridentifikasi melalui DNA.
Sementara, Jenazah ketujuh adalah Verian Utama berusia 31 tahun asal Grogol, Jakarta Barat.
Verian teridentifikasi dengan nomor post mortem 0011H dari kantong jenazah nomor DVI 00/Lion Tanjung Priok/0011.
Jenazah mempunyai nomor antemortem 032 yang teridentifikasi melalui DNA.
Dengan demikian, total jumlah jenazah hingga Minggu adalah 14 penumpang.
Sebelumnya, ada tujuh penumpang yang teridentifikasi, terdiri dari tiga penumpang perempuan atas nama Jannatun Cintya Dewi, Monni, Endang Sri Bagus Nita dan empat penumpang laki-laki atas nama Fauzan Azima, Wahyu Susilo, Chandra Kirana, Hizkia Jorry Saroinsong.
Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018) pagi.
Pesawat itu mengangkut 181 penumpang dan 8 awak. Semua penumpang dan awak diduga tewas dalam kecelakaan itu.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/black-box-lion-air_20181102_172909.jpg)