Mantan OB Asal Lampung Kini Jadi Bos Empat Perusahaan Beromzet Puluhan Miliar
Mantan OB Asal Lampung Kini Jadi Bos Empat Perusahaan Beromzet Puluhan Miliar Rupiah
Tanpa ragu, Jos segera menyambar pekerjaan itu.
"Kalau pulang kampung ditanya kerja di mana, kujawab ANTV kan keren. Yah, meskipun kerjanya OB," cetusnya.
Tak sampai setahun, Jos diboyong masuk ke tim MTV.
Posisinya masih sama, tapi jumlah orang yang harus dilayani lebih sedikit, hanya sekitar puluhan.
Selama di tempat baru ini, bapak tiga anak ini mendapatkan kesempatan belajar lebih banyak. Mulai dari mengenal alat-alat produksi sampai belajar bahasa inggris di Sekolah Tinggi Bahasa Asing LIA, pada tahun 1999.
Tahun 2002, dia melepaskan pekerjaannya di MTV dan bergabung dengan sebuah rumah produksi. "Disini saya selalu diberikan porsi kerja lebih, ini menjadi sebuah tantangan," tegasnya.
Perlahan, kariernya pun terus mendaki. Dari talent artist relation, production manager hingga produser. Merasa mendapatkan bekal cukup, Jos memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya dan mulai membangun usaha sendiri.
Rumah produksi dengan nama Vertikal menjadi usaha pertamanya. Usaha ini dibangun dengan modal hasil menjual mobil dan berpartner dengan seorang teman.
Kembali hidup susah, itulah yang dirasakan oleh Bernardus Joseph Te Victoria saat membangun bisnis pertamanya, Vertikal. Dia harus merelakan mobilnya serta hidup hemat supaya roda bisnis rumah produksinya terus berjalan.
Ia pun kembali naik turun metromini untuk menuju lokasi kerja atau hendak temu janji. Bukannya mengeluh, dia menikmati segala proses tersebut.
Sampai akhirnya, pada tahun pertama, proyek senilai Rp 1 miliar menghampirinya. Senang tapi bingung, itu yang dirasakannya kala itu.
Maklum, Jos merasa tak cukup modal. Sebab, modal awal rumah produksinya hanya Rp 185 juta. "Stress luar biasa, mengajukan pinjaman pun tidak bisa karena tidak punya jaminan," kenangnya.
Setelah putar otak, bersama partner bisnisnya sepakat untuk menjual sebagian saham kepada salah satu personil grup band Slank, Bimbim. Lalu, bisnisnya pun berjalan cukup baik dan terus berkembang.
Sayang, Vertikal tak berjalan lama. Pada 2013, Jos harus menutup usahanya karena sudah tidak ada lagi kecocokan dengan partner. "Saya sebenarnya sedih dan merasa tidak percaya bila Vertikal harus saya akhiri. Sayasampai menangis waktu itu," ceritanya.
Ingin menenangkan hati, dia mengajak keluarganya untuk berlibur ke Hongkong. Selama berjalan-jalan disana, Jos mendapatkan ide dari product knowladge digital yang ditayangkan disetiap toko ritel.