Intip 5 Tradisi Unik Peringatan Maulid Nabi di Indonesia, dari Pohon Uang Hingga Hias Perahu

Intip 5 Tradisi Unik Peringatan Maulid Nabi di Indonesia, dari Pohon Uang Hingga Hias Perahu

Editor: Reny Fitriani
tribunnews
Tradisi Maulid Nabi di Sulawesi Selatan, Maudu Lampoa 

Intip 5 Tradisi Unik Peringatan Maulid Nabi di Indonesia, dari Pohon Uang Hingga Hias Perahu

Laporan Wartawan Grid.ID, Novita Nesti Saputri

TRIBUNLAMPUNG.CO.IDTradisi perayaan hari lahir Nabi Muhammad SAW atau Maulid Nabi 2018 di berbagai daerah di Indonesia berbeda-beda.

Setiap daerah di Indonesia memiliki kekhasan masing-masing dalam setiap tradisi perayaan hari lahir Nabi Muhammad SAW atau Maulid Nabi 2018.

Tradisi perayaan hari lahir Nabi Muhammad SAW atau Maulid Nabi 2018 yang dilakukan oleh sejumlah warga di Indonesia bahkan ada yang sudah dilestarikan selama puluhan tahun.

Maulid Nabi adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW pada tanggal 12 Rabiul Awal (kalender Islam).

Kisah hidup Nabi Muhammad SAW sudah sepatutnya diketahui oleh umat Islam.

Baca: (VIDEO) Maulid Nabi Muhammad, 3.500 Telur Ayam Ras Diarak Warga Kebon Jeruk

Orang tua Nabi Muhammad SAW bernama Abdullah dan Aminah binti Wahab.

Rasulullah SAW lahir di hari Senin, 12 Rabiul Awal, tahun Gajah.

Di tahun tersebut, terdapat sebuah peristiwa bersejarah di mana pasukan gajah yang dipimpin oleh Abrahah berusaha untuk menghancurkan Ka'bah.

Namun dengan pertolongan Allah SWT, Ka'bah tidak hancur dan pasukan gajah berhasil dikalahkan oleh burung-burung Ababil yang menjatuhkan batu-batu yang mengandung penyakit.

Untuk memperingati hari lahir Rasulullah SAW, maka tanggal 12 Rabiul Awal diperingati sebagai hari Maulid Nabi.

Di Indonesia sendiri, Maulid Nabi menjadi salah satu hari besar dan hari libur nasional.

Tahun ini, Maulid Nabi jatuh pada tanggal 20 November 2018.

Perayaan Maulid Nabi diperingati dengan cara yang berbeda-beda di setiap daerahnya.

Kebanyakan dari mereka merayakannya dengan menggelar pengajian atau ibadah dzikir bersama.

Meski begitu, sejumlah daerah di Indonesia memiliki tradisi unik tersendiri untuk merayakan Maulid Nabi.

Berikut Grid.ID merangkum 5 tradisi perayaan Maulid Nabi di berbagai daerah di Indonesia.

1. Tradisi Bungo Lado di Padang Pariaman

Maulid Nabi 2018: Mengenal Tradisi Bungo Lado, Pemberian Pohon Uang ke Masjid di Padang Pariaman
Instagram/@desi.at1
Maulid Nabi 2018: Mengenal Tradisi Bungo Lado, Pemberian Pohon Uang ke Masjid di Padang Pariaman

Dilansir Grid.ID dari akun Twitter @Kemendikbud_RI, tradisi Bungo Lado adalah tradisi warga Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat dalam merayakan Maulid Nabi.

Bungo Lado memiliki arti pohon uang.

Dalam tradisi tersebut, warga akan membuat sejumlah pohon buatan yang dihiasi dengan uang kertas asli.

Uang kertas yang ditempelkan pada pohon tersebut beragam, mulai dari pecahan terkecil hingga terbesar.

Selain membuat Bungo Lado, warga secara sukarela membawa makanan dan minuman untuk disantap bersama.

2. Tradisi Baayun Maulid di Banjarmasin

Maulid Nabi 2018: Tradisi Baayun Maulid, Budaya Mengayunkan Bayi Hingga Lansia di Banjarmasin
banjarmasin.tribunnews.com
Maulid Nabi 2018: Tradisi Baayun Maulid, Budaya Mengayunkan Bayi Hingga Lansia di Banjarmasin

Dilansir Grid.ID dari Tribunnews, tradisi Baayun Maulid ini adalah tradisi mengayunkan tubuh dengan menggunakan ayunan sembari membaca atau dibacakan dzikir dan shalawat nabi.

Dari bayi hingga lansia turut berpartisipasi dalam tradisi Baayun Malid ini.

Ratusan warga akan berkumpul di masjid dengan berbagai jenis dan model ayunan.

Mereka menghiasi ayunan masing-masing dengan berbagai pernak-pernik seperti janur agar terlihat meriah.

Selain agar terlihat indah, hiasan pada ayunan tersebut juga memiliki makna dan harapan tertentu untuk yang diayun.

3. Tradisi Saweran Koin di Kediri

Tradisi Saweran Koin di Kediri dalam rangka Maulid Nabi 2018 ini cukup unik dan ditunggu-tunggu oleh
Kompas.com/M.Agus Fauzul Hakim
Tradisi Saweran Koin di Kediri dalam rangka Maulid Nabi 2018 ini cukup unik dan ditunggu-tunggu oleh

 Tradisi Saweran Koin di Kediri ini dilakukan di sela-sela pembacaan kitab Barzanji oleh para jamaah Masjid Jamsaren.

Dikutip Grid.ID dari Tribun Pekanbaru, jamaah yang ingin berbagi rezeki akan membentuk lingkaran di serambi masjid.

Ditengah-tengah pembacaah kitab, mereka akan melemparkan koin pecahan Rp 100 hingga Rp 1.000 ke udara.

Uang koin tersebut akan mengarah ke kerumuman warga yang ada di hadapan jamaah yang melingkar.

Uang koin yang jatuh ke lantai akan diperebutkan oleh anak-anak.

4. Tradisi Maudu Lampoa di Sulawesi Selatan

Tradisi Maulid Nabi di Sulawesi Selatan, Maudu Lampoa
tribunnews
Tradisi Maulid Nabi di Sulawesi Selatan, Maudu Lampoa

Perayaan hari lahir Nabi Muhammad SAW oleh masyarakat Takalar, Sulawesi Selatan dilakukan di atas perahu.

Dilansir Grid.ID dari laman Tribun Timur, sejumlah warga biasa merayakan Maudu Lompoa (Maulid Besar) dengan menghiasi perahu menggunakan selendang warna-warni dan telur hias.

Perahu dihiasi dengan ribuan telur serta bahan makanan tradisional dan menjadi pemandangan unik di sepanjang sungai.

Makanan yang telah disusun seperti gunungan tersebut akan diperebutkan oleh ribuan warga.

Gunungan yang diperebutkan berisi telur hias, ayam, beras dimasak setengah matang, beras ketan, mukena, kain khas Sulawesi, serta aksesoris lainnya.

Sebelum diperebutkan, warga akan membacakan kitab Barzanji di sekitar gunungan tersebut.

5. Tradisi Keresan di Mojokerto

Tradisi Keresan di Mojokerto untuk peringati Maulid Nabi 2018. Sejumlah hasil bumi digantung di poho
Instagram.com @tunaspelitakarya
Tradisi Keresan di Mojokerto untuk peringati Maulid Nabi 2018. Sejumlah hasil bumi digantung di pohon.

Tradisi Keresan ini masih terus dilestarikan oleh warga di Dusun Mangelo, Desa Sooko, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Dalam tradisi Keresan ini, warga akan menggantung sejumlah hasil bumi seperti nanas, kelapa muda, terong, jagung, dan nangka di pohon kersen atau talok.

Hasil bumi disusun secara rapi di bawah kedua pohon kersen tersebut.

Selain hasil bumi, warga juga menggantung kebutuhan pokok lainnya seperti pakaian, topi, sandal, sepatu, hingga jas hujan.

Setelah dimulai dengan doa bersama, warga dipersilakan untuk mengambil barang-barang yang telah digantung di pohon kersen. (*)

Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved