Presenter MTMA David John Schaap Selamat dari Terjangan Tsunami di Tengah Laut
cerita Presenter My Trip My Adventure (MTMA) David John Schaap Selamat dari Terjangan Tsunami di Tengah Laut
Penulis: wakos reza gautama | Editor: wakos reza gautama
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Presenter acara My Trip My Adventure (MTMA), David John Schaap pernah selamat dari terjangan tsunami saat berada di tengah laut.
Presenter My Trip My Adventure (MTMA) David John Schaap selamat dari terjangan tsunami Pangandaran pada 17 Juli 2016.
Cerita selamatnya Presenter My Trip My Adventure (MTMA) David John Schaap dari gelombang tsunami Pangandaraan terungkap saat diwawancarai Soleh Solihun di akun YouTube Soleh Solihun yang dipublikasikan pada 4 November 2018.
David John Schaap di hari itu sedang menghabiskan waktu di pantai di Pulau Nusa Kambangan. Bersama delapan temannya, satu perempuan dan satu bule, mereka surfing, mancing dan makan-makan.
Sore hari, David John Schaap dkk memutuskan pulang. Di tengah perjalanan, David John Schaap cs melihat ombak tinggi.
Baca: VIDEO - Jika Ada Tsunami, Warga Pesisir Lampung Selatan Hanya Punya Waktu 14 Menit Selamatkan Diri
Lama kelamaan, kata David John Schaap, terdengar suara gemuruh seperti suara kendaraan perang tank. Di kanan dan kiri perahu yang mereka tumpangi, terlihat gelombang yang makin tinggi.
Menurut David John Schaap, ombak tinggi itu mulai pecah. Ada buih-buih putih. Pada saat itu David John Schaap dkk tidak tahu itu adalah tsunami.
Karena ombak yang makin tinggi, mereka memutuskan perahu yang ditumpangi menaiki gelombang yang tinggi. Sampai di puncak, gelombang pecah.
Itu membuat perahu yang mereka tumpangi terbang melayang. "Saya sampai terbang hanya berpegangan pada pinggir perahu. Rasanya perut geli kaya naik roller coaster," kata David John Schaap.
Saat membuka mata, David John Schaap kaget karena melihat lautan berwarna putih. "Aku sempat mikir mimpi. Merem lagi," paparnya.
Tiba-tiba, darrr, jidat David John Schaap terbentur pinggir perahu. Ia pingsah terjatuh ke dalam lautan. Beruntung, saat di kedalaman 2,5 meter, David John Schaap tersadar.
Ia buru-buru berenang ke atas meraih perahu dalam kondisi jidat bercucuran darah. Baru naik ke perahu, gelombang tinggi datang lagi.
Menurut David John Schaap, ketinggiannya melebihi gelombang pertama. Perahu kembali menaiki gelombang. Sampai di tengah, gelombang pecah. Buih-buih masuk ke perahu.
Perahu banjir, David John Schaap dan teman-teman tak lagi mampu membuang air di dalam perahu.
Karena perahu sudah dalam keadaan tenggelam setengah, para penumpang memutuskan bertahan di sayap perahu dan di papan surfing.
Baca: Live Streaming Vidio.com Timnas Filipina vs Thailand Jam 18.30 WIB, Penentuan Nasib Indonesia
"Ada yang pegangan di sayap perahu ada yang di papan surfing. Saya berdiri di pinggir perahu," ujar David John Schaap.
Mereka kebingungan harus berbuat apa. Mereka hanya bisa melihat gunung tapi tak melihat pantai. Akhirnya diputuskan mengutus dua orang ke darat menggunakan papan surfing untuk mencari bantuan.
Dua orang itu mengayuh papan surfing menuju daratan yang jaraknya kurang lebih 4 km. Berangkat sekitar pukul 17.00 WIB, kata David John Schaap, dua temannya itu baru sampai ke darat pukul 20.00 WIB.
Menunggu sampai pukul 23.00 WIB, bantuan tak jua datang, David John Schaap mengatakan, mereka kembali mengutus tiga orang ke daratan.
Tiga orang ini menuju daratan menggunakan papan surfing dan jeriken minyak. Menurut David John Schaap, tiga temannya itu baru sampai daratan pukul 05.00 WIB.
Itu dikarenakan, tiga orang tersebut sempat tidur di karang-karang menunggu air surut. Sisa David John Schaap dan empat orang lain yang terombang-ambing di tengah lautan bersandar pada sayap perahu.
Mereka memutus tali penghubung sayap dengan perahu. Perahu akhirnya tenggelam. David John Schaap dkk bertahan memegang sayap perahu.
Kondisi saat itu kata David John Schaap, airnya sangat dingin. Sampai-sampai disengat ubur-ubur tak terasa. Mereka tidur bergantian agar sayap perahu tidak terbawa arus.
Pukul 06.00 WIB, mereka melihat kapal nelayan kecil. "Kami teriak-teriak tapi ga kedengaran. Ternyata jaraknya jauh. Kami sudah putus asa," ujar David John Schaap.
Baca: Gisel dan Gading Cerai? Sang Adik Pastikan Kebenaran Kabar Gugatan Cerai
Dua jam kemudian, lewatlah kapal nelayan besar. Awak kapal ini menolong David John Schaap dkk. Mereka dibawa ke Pangandaraan.
Pada saat sampai di pantai, David John Schaap kaget melihat kondisi bangunan di pinggir pantai porak poranda. "Ada mobil masuk ke lobi. Pokoknya hancur, parah banget," kata dia.
Keesokan harinya, David John Schaap baru tahu bahwa apa yang ia alami di tengah lautan adalah tsunami.