Dikaitkan dengan Pembunuhan Aktivis HAM, KSAD Jenderal Andika Perkasa Buka Suara
Jenderal Andika Perkasa dikaitkan dengan peristiwa pembunuhan aktivis HAM asal Papua Theys Eluay.
Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi KSP Ali Mochtar Ngabalin membenarkan pelantikan Andika Perkasa sebagai KSAD.
Menurut Ngabalin, penunjukan Andika Perkasa sebagai KSAD sudah melalui proses normal dan dilakukan secara profesional oleh Presiden.
Menurut dia, tidak benar jika keputusan pengangkatan Andika menjadi KSAD ada hubungannya dengan sosok mertuanya, yaitu Jenderal TNI (Purn) Hendropriyono.
"Enggak jadi negara ini kalau dihubungkan dengan itu. Ini sama saja seperti penunjukan Pak Tito (jadi Kapolri). Ini sudah nasib dan rezeki orang, sudah ditentukan," papar Ngabalin.
Karier Andika Perkasa
Andika Perkasa lahir di Bandung, 21 Desember 1964.
Ia tercatat sebagai lulusan Akademi Militer 1987 yang berpengalaman dalam Infanteri (Kopassus).
Baca: Siapakah Andika Perkasa, Menantu Mantan Kepala BIN Hendropriyono yang Dilantik Jadi KSAD yang Baru?
Ia menjabat Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) sejak 23 Juli 2018.
Pengangkatan tersebut karena Andika memiliki kemampuan dan kapasitas mempuni.
Selain pengalamannya di TNI, Andika juga punya rekam jejak pendidikan yang cemerlang.
Hal itu terlihat dari sederet gelar akademis di belakang namanya, yakni SE, MA, MSc, MPhil, hingga PhD.
Karier Andika dimulai di Kopassus dari 1987 hingga 2000.
Setelah itu ia menduduki jabatan yang beragam, mulai Kepala Seksi Kajian Strategi Hankam Departemen Pertahanan pada 2000 hingga Kadispen TNI AD pada 2013.
Karier Andika melesat sejak Jokowi menjadi Presiden.
Andika ditarik menjadi Komando Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) dengan pangkat mayor jenderal pada 2014.
Baca: KSAD Jenderal Mulyono Pensiun, 4 Jenderal Mencuat Salah Satunya Letjen Andika Perkasa