Di Lampung Jokowi Blak-blakan Ingin Tabok Penyebar Hoaks PKI, Langsung 'Dijawab' Aksi Polisi

Di Lampung Jokowi Blak-blakan Ingin Tabok Penyebar Hoaks PKI, Langsung 'Dijawab' Aksi Polisi

(Fabian Januarius Kuwado)
Calon presiden nomor urut 1 Joko Widodo, Sabtu (24/11/2018), blusukan di Pasar Gintung, Lampung.(Fabian Januarius Kuwado) 

Di Lampung Jokowi Blak-blakan Ingin Tabok Penyebar Hoaks PKI, Langsung 'Dijawab' Aksi Polisi

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Polisi menangkap JD, orang yang diduga menyebarkan fitnah Presiden Joko Widodo adalah anggota Partai Komunis Indonesia ( PKI).

Merespons itu, Presiden Jokowi mengatakan bahwa proses hukum bagi JD itu adalah bentuk "tabok".

Sebelumnya Jokowi mengungkapkan keinginan menabok orang yang menudingnya anggota PKI.

Jokowi ke Pringsewu Dibisiki Ada Becekan: Ya Biasa, Saya Ini Wong Ndeso . . .

"Ya itu yang namanya menabok, ya itu, menabok dengan proses hukum," ujar Jokowi saat dijumpai di Bandar Udara Raden Inten II Bandar Lampung, Sabtu (24/11/2018).

Presiden Jokowi pun mengingatkan bagi masyarakat, khususnya pengguna media sosial untuk berhati-hati dalam.

Jangan sekali-sekali memuat postingan kabar bohong, fitnah dan sebagainya yang bisa merugikan orang lain.

"Jadi hati-hatilah dengan fitnah, membuat hoaks, hati-hati. Tabok itu ya proses hukum tadi," ujar Jokowi.

Dikutip dari Tribunnews.com, JD adalah admin akun media sosial, antara lain suararakyat23, suararakyat23id, suararakyat23ind, sr23.official, sr23official, sr23_official, suararakyat23_ind dan srct_dta.

Melalui akun-akun tersebut, JD menyebarkan berita bohong, pornografi, dan ujaran kebencian berbasis suku, agama, ras, dan golongan (SARA).

Salah satunya adalah menyebutkan bahwa Jokowi PKI.

Ia menyunting foto Jokowi yang sedang berpose hormat dengan menambahkan lambang palu arit dan tulisan ' JOKOWI ADALAH SEORANG KOMUNIS'.

Sebelumnya, Jokowi mengungkap keinginannya menindak para pelaku yang memfitnah dirinya adalah anggota PKI.

Joko Widodo merasa sangat terganggu dengan berita-berita tidak benar alias hoaks yang kerap menyerang dirinya, termasuk isu soal PKI.

Jokowi menyinggung isu PKI yang kerap dikaitkan dengan dirinya saat berkunjung ke Lampung Tengah, Jumat, 23 November 2018.

Jokowi menuturkan, isu tentang PKI yang menyerang dirinya sangat tidak masuk akal.

Dengan menayangkan slide tayangan tentang PKI, Jokowi memberi penjelasan.

”Itu DN Aidit memberi pidato tahun 1955. Lho kok saya ada di bawahnya? Lahir saja belum. Astagfirullah, lahir saja belum, tapi sudah dipasang,” ucap Jokowi di sela pembagian sertifikat prona di Lapangan Tenis Indoor Gunung Sugih.

Bahkan, Jokowi sempat menyatakan ingin mencari dan memukul orang yang menyebar hoaks tersebut.

”Saya lihat di gambar kok ya persis saya. Ini yang kadang-kadang. Haduh, mau saya tabok, orangnya di mana, saya cari betul," seloroh Jokowi dan disambut gelak tawa warga yang hadir.

Jokowi mengaku sudah selama empat tahun terakhir diperlakukan seperti ini.

”Saya ini sudah empat tahun diginiin. Ya Allah, sabar, sabar…,” tandasnya.

Menurut Jokowi, ada sekitar enam persen warga Indonesia yang memercayai isu itu.

”Tapi saya bicara karena ada enam persen yang percaya dengan berita ini. Enam persen itu sembilan juta (penduduk) lebih lho. Ya kok percaya,” tandas Jokowi.

Selain isu PKI, Jokowi juga menyinggung soal isu dirinya melakukan kriminalisasi terhadap kaum ulama.

"Lah, bagaimana saya ini melakukan kriminalisasi terhadap ulama. Tiap kesempatan saya keluar masuk pondok pesantren. Kriminaliaasinya di mana," ujarnya.

Untuk itu, Presiden berharap masyarakat tidak terpecah belah.

Terlebih pada tahun politik seperti sekarang ini.

Baca: Ibu-ibu di Lampung Timur Rela Jalan Kaki 3 Km untuk Lihat Langsung Jokowi

"Persatuan dan kesatuan itu adalah modal utama. Jangan karena pilihan bupati/wali kota, gubernur, dan presiden yang beda lantas kita terpecah belah," ujarnya.

Dalam agenda di Lampung Tengah, Presiden membagikan sertifikat tanah kepada 1.300 warga.

Setelah itu, dilanjutkan dengan salat Jumat di Masjid Istiqlal dan makan siang di Rumah Makan Siang Malam Bandarjaya.

Selanjutnya, rombongan menuju Lampung Timur untuk mengunjungi pondok pesantren.

PKI Balita

Presiden Joko Widodo menegaskan tidak ada yang namanya PKI balita.

Hal ini dikatakan Jokowi saat menghadiri Silaturahmi dengan Alim Ulama dan Santri Se-Provinsi Lampung di Pondok Pesantren Darussalamah di Desa Braja Dewa, Kecamatan Way Jepara, Lampung Timur, Jumat, 23 November 2018.

Presiden pun menitipkan pesan kepada masyarakat Lampung, khususnya Lampung Timur, untuk mencerna informasi yang beredar.

"Masuk tahun politik, fitnah berseliweran. Jangan sampai dimakan mentah-mentah. Difilter dulu informasi tersebut, bener gak," ungkapnya.

Baca: VIDEO - Kisah Ibu-ibu di Metro yang Nekat Terobos Paspampres demi Salaman dengan Jokowi

Salah satu contoh isu yang berkembang pada tahun politik ini adalah Jokowi kerap disebut anak PKI.

"(Isu) Aneh-aneh. Coba, contoh Presiden Jokowi anak PKI," ungkapnya.

Jokowi memaparkan, PKI dibubarkan tahun 1966.

Sedangkan ia lahir pada tahun 1961.

"Umur saya lima tahun (tahun 1966). Ada PKI balita?" tanya Jokowi.

Jokowi pun mengajak masyarakat untuk menggunakan logika dalam berpikir.

"Logika dipakai. Kalau gak (dipakai), dikompor-kompori," sebutnya.

"Jangan sampai muamalah kita terpecah karena pilihan kita berbeda-beda. Berbeda-beda gak papa, tapi jangan sampai tidak membuat seperti saudara," tandasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Polisi Tangkap Tersangka Penyebar Hoaks, Jokowi Bilang "Itu yang Namanya Nabok"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved