6 Perbedaan Reuni 212 Zaman Gubernur Ahok dengan Anies Baswedan
6 Perbedaan Reuni 212 Zaman Gubernur Ahok dengan Anies Baswedan, Simak Selengkapnya
“Jadi ini bukan proses 1-2 hari, ini proses lama, lewat penelusuran, pemantauan, monitoring oleh tim sudah dalam kurun waktu 3-4 minggu terakhir," kata Boy.
Aktivis yang ditangkap 2 Desember 2016 antara lain Sri Bintang Pamungkas, Ratna Sarumpaet, Rachmawati Soekarnoputri, dan Ahmad Dhani Prasetyo.
Tetapi, pada Reuni Akbar 212 kali ini, tidak ada atau paling tidak belum ada aktivis yang ditangkap. Sejauh ini, polisi pun mengapresiasi Reuni Akbar 212 yang berjalan damai meski dihadiri umat dalam jumlah yang sangat banyak.
Sementara itu, Wartakotalive.com memberitakan, Rachmawati Soekarnoputri dan Ratna Sarumpaet diamankan polisi dari tempat berbeda, Jumat (2/11/2016) pagi. Mereka bersama sejumlah tokoh lainnya dibawa ke Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok untuk dimintai keterangan.
Hal itu dikatakan Kordinator Advokat Cinta Tanah Air, Habiburokhman, yang mendampingi Ratna Sarumpaet melalui pesan singkat aplikasi smartphone kepada Warta Kota, Jumat (2/11/2016). "Sekarang kami di Mako Brimob," kata Habiburokhman.
Menurutnya Ratna diamankan polisi dari Hotel Sari Pan Pacific, sekira pukul 07.00 WIB. "Dari Hotel Sari Pan Pacific, ibu Ratna dibawa ke Mako Brimob. Saya mendampinginya," kata Habiburokhman. Ia mengatakan dari penyidik yang menjemput, Ratna diamankan dengan tuduhan hendak melakukan makar.
"Ratna Sarumpaet ditangkap di Hotel Sari Pan Pacific dengan tuduhan makar," kata Habiburokhman.
Menurut Habiburokhman, selain Ratna ada pula Rachmawati yang ikut diamankan polisi beserta sejumlah tokoh dan aktivis lain. "Ibu Rachma juga dibawa ke Mako Brimob ini," katanya.
4. Zaman Ahok dipimpin Rizieq Shihab, zaman Anies Rizieq Shihab di Arab Saudi
Pada Aksi Bela Islam 2 Desember 2016 atau era Gubernur Ahok, Rizieq Shihab tampil memimpin umat. Rizieq Shihab juga memberikan khutbah Jumat. Bahkan setelah Aksi Bela Islam selesai di Monas, Rizieq Shihab mengendarai mobil terbuka berkeliling menemui umat hingga ke kawasan Bundaran HI.
Rizieq Shihab juga aktif membakar semangat peserta aksi untuk menuntut Gubernur Ahok yang dianggap telah menistakan agama Islam dan Al Quran.
Tetapi, pada Reuni Akbar 2012 pada 2 Desember 2018 atau era Gubernur Anies Baswedan, Rizieq Shihab tidak bisa memimpin secara langsung. Rizieq Shihab juga tidak bisa hadir karena ‘dalam pengungsian’ di Arab Saudi. Sejak ditetapkan sebagai tersangka sejumlah kasus, Rizieq Shihab memilih tinggal di Arab Saudi.
5. Zaman Ahok aksi umat digelar di daerah, zaman Anies digelar di Jakarta saja
Hujan turun saat Aksi Bela Islam Jilid III digelar di Makassar, Sulawesi Selatan, 2 Desember 2016. (TRIBUN TIMUR/ALFIAN)
Unjuk rasa atau aksi Bela Islam 212 yang mendesak penangkapan Gubernur DKI Ahok juga dilakukan di beberapa daerah di Indonesia.
Beberapa daerah seperti Aceh, Sumatera Barat, dan di sejumlah kota di Kalimantan serta Sulawesi menggelar Aksi Bela Islam 212.
Aksi Bela Islam 212 saat itu juga bercampur dengan aksi buruh. Tetapi, pada era Gubernur Anies, Aksi Bela Islam atau Reuni Akbar 212 hanya digelar di Jakarta, tepatnya di kawasan Monas dan jalan protokol di Jakarta.
Meskipun hanya digelar di Jakarta, peserta Reuni Akbar 212 juga berdatangan dari sejumlah daerah, seperti dari Sumatera Barat, Aceh, Riau, Kepri, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan sejumlah daerah lain.
6. Zaman Ahok minta adili Ahok, zaman Anies sekadar reuni.
Aksi Bela Islam pada era Ahok fokus utamanya adalah minta penangkapan adan pengadilan terhadap Gubernur Ahok.
Pernyataan Ahok yang bilang umat Islam jangan mau dibohongi dengan Surat Al Maidah ayat 51 dianggap menistakan Islam dan Al Quran.
Tetapi, pada Reuni Akbar 212 kali ini, tidak ada tuntutan utama yang disampaikan. Umat hanya berdoa dan diiring dengan ceramah dari sejumlah pembicara serta dihadiri sejumlah tokoh politik.
Gubernur DKI Anies Baswedan pun hadir dan menyampaikan pidato, utamanya berisi sejumlah kegiatan yang telah dilakukan setelah dirinya menjadi gubernur.
Perkataan Ahok yang kerap kali menyinggung sebijaknya dapat dirubah menjadi lebih baik.
Sebab, katanya banyak warga Jakarta yang tersinggung dengan pernyataannya terkait Surat Al Maidah ayat 51 yang disampaikan di Kepulauan Seribu beberapa waktu lalu.
Padahal seharusnya, pemimpin itu dapat menjadi panutan dan mempersatukan rakyat.
"Mayoritas masyarakat Jakarta mengatakan kekecewaan terhadap pernyataan pak Basuki, yang semestinya sebagai seorang pemimpin dia harus hati-hati dalam mengucapkan hal yang sensitif yang dapat menyinggung orang lain," ungkapnya kepada warga di Perumahan IKIP Duren Sawit, Jakarta Timur pada Kamis (1/12) seperti ditulis Wartakotalive.com.
"Seorang pemimpin itu harus bisa mempersatukan, seorang pemimpin itu harus bisa mendidik. Karena, warga Jakarta ini sebenarnya sangat kondusif, warga Jakarta ini sangat mendukung pemimpinnya, selama pemimpin itu bisa menjadi suatu panutan," ujarnya.
Suprapto/Warta Kota