Tsunami Pesisir Lampung
UPDATE TSUNAMI LAMPUNG - 7 Keluarga Guru asal GMP Mancing Diterjang Tsunami, 1 Anak Tewas, 3 Hilang
Dia menjelaskan, rombongan yang terdiri dari tujuh keluarga guru itu pergi memancing di Pantai Alau, Kalianda, pada Sabtu malam.
Penulis: Daniel Tri Hardanto | Editor: Daniel Tri Hardanto
UPDATE TSUNAMI LAMPUNG - 7 Keluarga Guru asal GMP Mancing Diterjang Tsunami, 1 Anak Tewas, 3 Hilang
Laporan Reporter Tribun Lampung Daniel Tri Hardanto
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Rombongan guru asal PT Gunung Madu Plantations (GMP), Kecamatan Terusan Nunyai, Lampung Tengah, turut menjadi korban dalam musibah tsunami Lampung yang melanda Pantai Alau, Kalianda, Lampung Selatan, Sabtu, 22 Desember 2018 malam.
Dalam peristiwa itu, seorang bocah bernama Rayan dikabarkan meninggal dunia.
Sementara tiga anak lagi belum ditemukan, yakni Ibrahim, Inara, dan Fradika.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Tribunlampung.co.id, rombongan itu terdiri dari tujuh keluarga guru asal PT GMP, meliputi SD Negeri 2 GMP dan SMP Satya Dharma Sudjana.
• UPDATE TSUNAMI LAMPUNG - 43 Korban Tewas Ditemukan di Pesisir Lampung Selatan
Ismiyatun, kepala SMP Satya Dharma Sudjana, membenarkan kejadian itu.
Dia menjelaskan, rombongan yang terdiri dari tujuh keluarga guru itu pergi memancing di Pantai Alau, Kalianda, pada Sabtu malam.
"Mereka bawa keluarga. Ada juga yang ngajak keponakan," ujar Ismiyatun kepada Tribunlampung.co.id via telepon.
Sebelum tsunami menerjang, terus Ismiyatun, ada seorang guru yang sempat memposting foto suasana memancing.
"Sekitar setengah jam sebelum kejadian ada yang sempat posting foto. Setelah itu, baru tsunami datang," jelasnya.
Menurut Ismiyatun, sejumlah korban luka sempat dilarikan ke RSUD Bob Bazar, Kalianda.
Namun, kemudian dirujuk ke RS Urip Sumoharjo, Bandar Lampung.
"Ada beberapa korban yang patah tulang," tambahnya.
Daftar Nama Rombongan:
1. Tn Obet, Ny Melania (istri), Rendra (anak), Rere (anak), Zidan (anak)
2. Ny Cempaka, suami Ny Cempaka, anak Hanif, Tn Bram, Ny Emi istri Bram, Tn Gama
3. Tn Heri, Ny Tri, anak Syamsa, Tn Sofian, Ny Sulistiani, anak Kalisa, anak Rayan (meninggal dunia), (Ibrahim hilang)
4. Tn Rudi, Ny Siti Jubaidah, anak Salsabila, anak Arsenio
5. Tn Muhaimi (trauma abdomen), Ny Tantri, anak Inara (hilang)
6. Ny Rina (susp retak pinggul), Tn M Lutfi, anak Fradika (hilang)
7. Ny Titi Lestariningsih (fraktur), Tn Ponimin, anak Aurel, anak Fatir, Ny Tutut Yuniarsih
43 Tewas
Sedikitnya 43 korban ditemukan tewas dalam tsunami Lampung, khususnya di kawasan pesisir Lampung Selatan.
"Sampai siang ini, dari laporan ada 43 korban meninggal yang ditemukan. Tim masih melakukan pencarian. Kemungkinan ada korban lain yang belum ditemukan," kata Plt Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto, Minggu, 23 Desember 2018.
• UPDATE TSUNAMI LAMPUNG - Panik Dengar Info Tsunami, Kakek 80 Tahun Lari Sejauh 2 Km
Selain korban tewas, sejauh ini tercatat 112 orang mengalami luka-luka hingga patah tulang.
Sebagian korban luka dirawat di RSUD Bob Bazar, Kalianda.
Nanang mengatakan, Pemkab Lampung Selatan akan mendirikan posko di Desa Way Muli untuk memudahkan pelayanan kepada masyarakat.
Pemerintah juga akan menyiapkan layanan crisis center di RSUD Bob Bazar, Kalianda.
"Untuk saat ini kita lakukan upaya evakuasi korban dan tangggap bencana," terang Nanang.
Sejauh ini, beberapa daerah paling parah terdampak tsunami berada di Desa Way Muli dan Desa Kunjir.
14 Jenazah Ditemukan
Sebanyak 14 korban tewas dalam tsunami Lampung ditemukan di Desa Way Muli Induk, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Minggu, 23 Desember 2018.
Warga dan tim gabungan masih melakukan pencarian korban lainnya yang mungkin belum ditemukan.
Jenazah korban akan disemayamkan di Masjid Nurul Hidayah.
Rencananya, jasad korban tewas segera dimandikan untuk dimakamkan.
Desa Way Muli menjadi salah satu desa yang paling parah terkena bencana tsunami Lampung.
Bahkan, tidak sedikit rumah warga yang rata dengan tanah.
Sampai siang ini, proses pencarian korban masih dilakukan.
Karena diperkirakan masih banyak korban yang belum ditemukan.
• UPDATE TSUNAMI LAMPUNG - 14 Jenazah Korban Tsunami Ditemukan di Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan
Remaja Hilang
Seorang remaja bernama Sahroni dilaporkan hilang dalam tsunami Lampung yang melanda Kalianda, Lampung Selatan, Sabtu, 22 Desember 2018 sekitar pukul 21.15 WIB.
Teguh (18), warga Merambung Desa Pandan, Kalianda, Lampung Selatan, mengatakan, Sahroni belum ditemukan pasca terjadinya tsunami Lampung di kawasan PPI Bom, Kalianda.
Saat kejadian, Teguh dan Sahroni bermain di tepi Pantai PPI Bom.
Tiba-tiba gelombang tinggi datang.
Teguh dan Sahroni pun berlari untuk menyelamatkan diri.
“Gelombang datang tiga kali. Pertama, merobohkan motor yang kita pakai. Kita kemudian lari. Tapi, gelombang kedua dan ketiga datang,” beber Teguh.
Teguh sempat berpegang pada batu saat gelombang datang.
Pascatsunami, Teguh kehilangan jejak Sahroni.
“Saya nggak tau dia kebawa ombak apa nggak. Tapi, saya masih belum menemukan dia,” ujar Teguh.
Tsunami setinggi empat meter menghantam kawasan pesisir Kalianda dan pesisir Rajabasa, Sabtu malam.
Akibatnya, sebagian rumah warga di kawasan pesisir rusak berat.
Warga pesisir pun mengungsi ke rumah kerabatnya yang lebih aman.
Warga masih khawatir gelombang tinggi masih akan menerjang. (*)