Mabuk dan Bertengkar, Penumpang Garuda Indonesia Diturunkan dari Pesawat di Hong Kong
Seorang penumpang Garuda Indonesia terpaksa diturunkan dari pesawat karena menyebabkan keributan.
Menurut Benny, kondisi tersebut sangat mengancam dan membahayakan penerbangan, khususnya keselamatan dan keamanan penerbangan.
Mendengar laporan tersebut, lanjut Benny, aviation security (avsec) atau petugas keamanan bandara segera mengambil tindakan.
"Saat penumpang memasuki pesawat dan duduk di bangkunya, tidak lama datang petugas keamanan bandara bersama pihak Citilink meminta penumpang untuk turun," ujarnya.
Saat diminta turun, tambah Benny, penumpang sempat menolak bahkan terlibat adu mulut dengan petugas.
"Perilakunya jelas-jelas dapat mengancam keselamatan dan keamanan penerbangan. Dalam industri airlines, kami harus bisa memastikan tidak ada satu pun aturan keselamatan yang dilanggar sehingga operasional penerbangan dapat berjalan dengan aman, lancar, dan nyaman," ujarnya.
Dorong Pramugari
Sebelumnya, seorang penumpang diturunkan dari pesawat karena diduga mendorong pramugari.
Penumpang tersebut diturunkan dari maskapai Citilink.
Vice Presiden Citilink Indonesia, Benny S Butarbutar berkomentar tentang insiden penurunan penumpang dalam penerbangan QG 837 rute Kualanmu (Medan)–Cengkareng, Tangerang, pada Senin (4/9/2017) pukul 09.40 WIB.
Benny menyebutkan, kejadian tersebut memang telah menyebabkan terjadinya keterlambatan penerbangan sekitar satu jam.
“Berdasarkan laporan yang kami terima, penurunan penumpang terjadi saat proses boarding ke dalam pesawat. Insiden berawal dari cekcok mulut antara penumpang pria yang duduk di barisan kursi depan dengan pramugari Citilink Indonesia terkait barang bawaan penumpang yang diketahui melebihi ketentuan penerbangan. Tidak terima atas pemberitahuan dari awak kabin, penumpang tersebut tiba-tiba saja mendorong pramugari,” kata Benny dalam keterangan pers yang diterima KompasTravel, Selasa (5/9/2017).
Benny menjelaskan bahwa pramugari merasa mendapat perlakukan tidak semestinya.
Sang pramugari pun segera melapor kepada kapten pilot.
Kemudian, pilot segera mengambil tindakan sesuai prosedur operasi standar (SOP) dengan menurunkan penumpang tersebut, agar penerbangan dapat segera dilanjutkan, mengingat para penumpang lainnya meminta untuk pesawat segera lepas landas.
“Kebijakan menurunkan penumpang memang sudah semestinya jika kapten pilot menilai ada hal yang dapat mengganggu jalannya penerbangan. Sedangkan, penumpang yang bersangkutan awalnya tidak mau diturunkan, namun akhirnya tetap bisa diturunkan,” katanya.