Nelayan Lampung Selamat dari Tsunami saat Melaut: Gunung Terbelah Dua, Gelombangnya 12 Meter
Nelayan Lampung Selamat dari Tsunami saat Melaut: Gunung Terbelah Dua, Muncul Gelombang 12 Meter
Tsunami terjadi setelah belahan Anak Krakatau jatuh ke laut hingga menimbulkan 3 gelombang tinggi.
"Terus bagian atasnya ambruk, nah 5 menit kemudian timbul ombak tsunami. Ada 3 ombak itu yang besar dan yang paling besar ombak ketiga," katanya.
Menurut Puji, tingginya gelombang tsunami di tengah laut mencapai 12 meter.
Gelombang tsunami itu lantas menghancurkan perahu Puji dan nelayan lainnya.
Beruntungnya, mereka masih bisa mengapung di tengah laut menggunakan bongkahan perahu.

"Untungnya materialnya tidak sampai kami, cuman batu apungnya saja yang kena kami. Air lautnya juga campur sama belerang, bau, keruh juga kayak air kopi," jelasnya.
Puji menceritakan situasi di tengah laut usai letusan Gunung Anak Krakatau sempat hujan bercampur debu vulkanik.
Perjuangan Puji menyelamatkan diri di tengah laut ketika tsunami pun tak mudah.
Ia sempat menyusul temannya yang masih ada di daratan Gunung Anak Krakatau.
"Lalu saya berenang sama teman saya nyusul teman saya di daratan Anak Krakatau. Di sana ternyata perahu teman-teman juga sudah hancur, mereka juga berenang. Terus saya samperin, saya nanya katanya di daratan masih ada 2 orang lagi," paparnya.
Saat Puji ingin menolong temannya, belahan Anak Krakatau kembali jatuh ke laut sebanyak 2 kali.
Ambrukan Anak Krakatau yang terakhir langsung membuat air laut terasa panas.
"Saya samperin, tapi belum sampai, tempat bagian ujung gunungnya jatuh. Saya teriak ke mereka agar berenang ke tengah.
Setelah teman saya berenang ke tengah, timur gunung ambruk lagi. Setelah ambruk itu airnya langsung panas sampai badan kerasa panas," kata Puji.
Beruntungnya lagi, Puji dan enam nelayan lainnya berhasil menyelamatkan diri dari tragedi letusan Anak Krakatau dan tsunami.