Tunggu Keputusan Pemerintah, Ribuan Warga Pulau Sebesi Masih Bertahan di Lapangan Tenis Indoor

Tunggu Keputusan Pemerintah, Ribuan Warga Pulau Sebesi Masih Bertahan di Lapangan Tenis Indoor

Penulis: Dedi Sutomo | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung/Dedi
Pengungsi Pulau Sebesi dan Sebuku masih bertahan di Tenis Indoor Kalianda 

Laporan Wartawan Tribun Lampung Dedi sutomo

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMSEL - Sampai dengan siang ini, pasca tsunami selat Sunda pada Sabtu (22/12) malam silam. Ribuan warga asal palau Sebesi dan Sebuku yang diungsikan ke lapangan tenis Indoor Kalianda masih bertahan.

Warga menunggu keputusan dari pemerintah daerah kabupaten Lampung Selatan terkait dengan waktu pemulangan mereka kembali ketrmpat asalnya di pulau Sebesi dan Sebuku.

"Kita menunggu keputusan pemerintah. Jika memang kita sudah diperbolehkan untuk kembali, kita siap untuk kembali," kata Andi salah seorang warga yang mengungsi, senin (31/12).

Dirinya mengatakan harapan warga mereka dapat segera kembali ke tempat asalnya di pulau Sebesi dan memulai aktivitas seperti biasanya. Apalagi anak-anak juga sudah akan masuk sekolah.

Pemerintah daerah kabupaten Lampung Selatan melalui korlak tanggap darurat bencana tsunami selat Sunda masih akan menunggu kondisi perkembangan dari aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK).

Viral Rekaman CCTV Detik-detik Mahasiswi Sedang Sholat di Masjid Dipukul Pria dari Belakang

Ini sebagai pertimbangan untuk mengambil langkah, bisa memulangkan warga asal pulau Sebesi dan Sebuku yang saat ini diungsikan di lapangan tenis Indoor Kalianda.

“Kita tidak bisa mengambil keputusan tergesa-gesa. Bisa saja saat ini kondisi GAK memang mulai turun. Tetapi ini kan belum stabil. Bisa saja sewaktu-waktu naik kembali,” terang I Ketut Sukerta kepala BPBD Lampung Selatan yang Korlak Tanggap Darurat Kabupaten Lampung Selatan kepada tribun.

Menurut dirinya, pemerintah daerah tidak akan mengambil resiko untuk memulangkan warga cepat-cepat. Namun masih memiliki resiko tinggi akan kembali adanya ancaman dari aktivitas erupsi GAK.

“Nanti kita pulangkan warga. Tapi kemudian GAK kembali meningkat aktivitasnya kan percuma. Kita tunggu informasi dari Badan Geologi, PVMBG Kementerian ESDM untuk kondisi GAK. Apakah sudah aman atau masih belum,” kata Ketut.

Acara Tahun Baru di Jakarta, 5 Daftar Lokasi Terbaik Meriahkan Tahun Baru Bersama Orang Terkasih

Berharap Kembali ke Pulau Sebesi

Warga Pulau Sebesi berharap kondisi GAK yang saat ini mulai tenang akan terus menurun aktivitasnya. Sehingga mereka dapat kembali ketempat asalnya di Pulau Sebesi.

Muhlisin salah seorang pengungsi di lapangan tenis Indoor Kalianda mengatakan para pengungsi berharap kondisi aktivitas GAK terus turun dan kembali tenang. Karena warga sangat ini untuk kembali ketempat asalnya guna memulai aktivitas seperti biasanya.

"Kalau kita sangat ingin kembali. Karena kita sudah 5 hari mengungsi. Tentu kita ingin memulai aktivitas seperti biasa, seperti berkebun," ujarnya kepada tribun di lapangan tenis Indoor Kalianda, Minggu (30/12).

Muhlisin mengatakan meski berharap dapat segera kembali ke pulau Sebesi. Warga yang mengungsi akan mematuhi intruksi pemerintah. Warga tidak akan memaksa bila pemerintah masih belum mengizinkan.

"Tapi kita akan tunggu intruksi pemerintah seperti apa. Kalau memang masih belum diperbolehkan kita akan ikuti," tandasnya.

Kumpulan Ucapan Selamat Tahun Baru 2019 dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia

Tinggi Gunung Anak Krakatau Hanya 110 Meter

Tinggi Gunung Anak Krakatau yang semula 338 meter, saat ini hanya 110 meter.

Demikian hasil pengamatan visual dan pengukuran yang disampaikan  Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM.

Selain itu, disebutkanvolume Gunung Anak Krakatau menurun.

Volume yang hilang diperkirakan 150-180 juta meter kubik.

Volume yang tersisa saat ini berkisar 40-70 juta meter kubik.

Berkurangnya volume tubuh Gunung Anak Krakarau ini diperkirakan karena adanya proses rayapan tubuh gunung api yang disertai oleh laju erupsi yang tinggi dari 24-27/12/2018.

Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB dalam keterangan persnya kepada Tribunnews, Sabtu (29/12/2018) mengatakan, pengamatan aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau masih terus dipantau secara intensif oleh PVMBG.

Status Gunung Anak Krakatau tetap di level Siaga (Level III).

Direkomendasikan kepada masyarakat untuk tidak mendekati Gunung Anak Krakatau di dalam radius 5 km dari kawah karena berbahaya dari lontaran batu pijar, aliran lava, awan panas dan hujan abu pekat.

Tidak benar informasi yang mengatakan status Gunung Anak Krakatau naik Awas (Level IV).

Bahkan tidak ada rencana menaikkan status gunungapi ke Awas dengan kondisi saat ini.

Jadi status Gunung Anak Krakatau tetap di level Siaga (Level III).

Sementara itu upaya penangangan darurat masih terus dilakukan.

Tm SAR gabungan terus mencari korban yang berada di bawah puing-puing material hanyutan tsunami.

Mereka juga menyisir daerah di sepanjang pantai terdampak.

Rycko Menoza Minta Warga Pulau Sebesi Bersabar

Tim SAR gabungan menemukan jenasah korban di sekitar pantai Pandeglang dan Serang.

Penanganan pengungsi terus dilakukan dengan mengirim dan mendistribusikan bantuan logistic.

Tiga helikopter BNPB hilir mudik mengirim logistik ke beberapa desa di Kecamatan Sumur Pandeglang.

Hingga H+7 pada 29/12/2018 tercatat korban tsunami di Selat Sunda adalah 431 orag meninggal dunia, 7.200 orang luka-luka, 15 orang hilang, dan 46.646 orang mengungsi.

Kerugian material antara lain 1.527 unit rumah rusak berat, 70 unit rumah rusak sedang, 181 unit rumah rusak ringan, 78 unit penginapan dan warung rusak, 434 perahu dan kapal rusak dan beberapa kerusakan fasilitas public.

 Korban dan kerusakan material ini  berasal dari lima Kabupaten yaitu Pandenglang, Serang, Lampung Selatan, Pesawaran dan Tanggamus.

Jumlah korban dan dampak bencana paling banyak terjadi di Pandeglang. Tercatat 292 orang meninggal dunia, 3.976 orang luka-luka, 8 orang hilang, dan 33.136 orang mengungsi.

Kondisi pengungsi masih memerlukan bantuan. Pengungsi memerlukan bantuan kebutuhan dasar seperti permakanan, air bersih, MCK, pakaian layak pakai, selimut, tikar, pelayanan medis, dan lainnya.

Bantuan logistik terus dikirim namun terkendala distribusi ke titik pengungsian yang aksesnya cukup sulit dijangkau dan cuaca, khususnya di daerah Sumur.

Untuk membantu proses evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban di Sumur maka dikerahkan 31 alat berat berupa 9 unit excavator, 1 unit greader, 4 unit loader, 3 unit tronton, dan 14 unit dump truck. Tiga helicopter dikerahkan untuk mengirim logistic dari udara.

Di Kabupaten Serang, tercatat 21 orang meninggal dunia, 247 orang luka-luka, dan 4.399 orang mengungsi.

Sementara itu, di Lampung Selatan tercatat 116 orang meninggal dunia, 2.976 orang luka-luka, 7 orang hilang dan 7.880 orang mengungsi.

Sedangkan di Pesawaran tercatat 1 orang meninggal dunia, 1 orang luka dan 231 orang mengungsi, dan di Tanggamus 1 orang meninggal dunia dan 1.000 orang mengungsi.

Jumlah pengungsi pada malam hari sering lebih banyak daripada siang.

Sebab pada siang hari sebagian pengungsi bekerja atau kembali ke rumahnya, pada malam hari kembali ke tempat pengungsian.

Penangananan darurat masih berlangsung. Kepala daerah telah menetapkan masa tanggap darurat di 4 daerahnya yaitu Kabupaten Pandeglang (22/12/2018 hingga 4/1/2019), Serang (22/12/2018 hingga 4/1/2019), Lampung Selatan (23/12/2018 – 29/12/2018), dan Provinsi Banten (27/12/2018 hingga 9/1/2018).

Kemungkinan masa tanggap darurat di Kabupaten Lampung Selatan akan diperpanjang mengingat masih banyak korban yang perlu ditangani dan kebutuhan darurat masih diperlukan untuk kemudahan akses dalam penanganan bencana.

Hari ini dilakukan rapat koordinasi membahas perpanjangan masa tanggap darurat di Kabupaten Lampung Selatan.

Untuk membantu operasional darurat, maka BNPB telah memberikan bantuan dana siap pakai Rp 500 juta kepada BPBD Pandeglang, dan Rp 250 juta kepada BPBD Lampung. Selain itu bantuan logistik juga terus dikirimkan.

Pemerintah pusat dari TNI, Polri, berbagai kementerian/lembaga bersama NGO, relawan, dunia usaha terus memberikan bantuan kepada masyarakat yang daerah terdampak tsunami di Selat Sunda.

Secara umum penanganan terkoordinasi dan berjalan dengan baik.

 Skala keruntuhan Gunung Anak Krakatau yang menyebabkan tsunami di Selat Sunda pada Sabtu (22/12) kini jelas.

Peneliti menganalisis citra satelit Anak Krakatau untuk memperkirakan volume batu dan pasir yang longsor ke laut.

Dari hasil analisis, diketahui bahwa Anak Krakatau kehilangan lebih dari 2/3 ketinggian dan volumenya dalam beberapa minggu terakhir.

Berkurangnya tinggi Gunung Anak Krakatau diperkirakan karena adanya proses rayapan tubuh gunung disertai laju erupsi yang tinggi pada 24-27 Desember 2018.(dedi/Tribunnews.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved