Tribun Tulangbawang Barat
Dengan Tubuh Bersimbah Darah Seorang Wanita di Tubaba Bangun dan Memanggil Papah
Kasus kekerasan rumah tangga nyaris merenggut korban jiwa terjadi di Kampung Mulyo Asri Kecamatan Tulangbawang Tengah, Tulangbawang Barat
Penulis: Endra Zulkarnain | Editor: soni
Usai melakukan percobaan pembunuhan terhadap istrinya, Iis Nuryani (24), Hendra sempat melarikan diri ke pos satpam pabrik pengolahan tapioka milik Bumi Waras Grup.
Lokasinya tepat di depan rumah korban di Kampung Mulyo Asri Kecamatan Tulangbawang Tengah Kabupaten Tulangbawang Barat.
"Dia sempat lari ke pos satpam sambil memegang golok, terus dia bilang sudah puas melakukan kekerasan kepada isterinya," kata Edi Sopyan, kakak kandung korban di RSUD Menggala, Rabu (9/1) siang.
Edi mengungkapkan, di tempat kejadian perkara ditemukan sepucuk surat yang ditulis pelaku.
Dalam surat itu, pelaku mencurahkan rasa puasnya lantaran melakukan kekerasan dan percobaan pembunuhan kepada istrinya sendiri.
"Ada surat ditemukan di meja yang intinya dia (pelaku) merasa puas telah melakukan percobaan pembunuhan. Di surat itu juga tertulis jika dia bukan bandar narkoba tapi hanya menghirup lem," papar Edi.
Brigpol Soni, petugas Unit Identifikasi Polres Tulangbawang menerangkan, berdasarkan hasil identifikasi polisi diketahui korban mengalami beberapa luka tusuk dan dataran di beberapa bagian tubuhnya.
"Luka di beberapa bagian, seperti perut, lengan, hidung, kepala belakang, tangan dan beberapa bagian lain," kata Soni di RSUD Menggala.
Kapolres Tulangbawang AKBP Syaiful Wahyudi mengutarakan, saat ini pelaku telah diamankan di Polsek Tulangbawang Tengah.
Syaiful mengatakan, peristiwa tersebut bukan aksi pembunuhan, melainkan penganiayaan berat yang masuk kategori kekerasan dalam rumah tangga.
"Bukan kejadian pembunuhan namun penganiayaan berat atau KDRT suami terhadap istri. Pelaku sudah diamankan, sekarang masih proses periksa di Polsek TbT," terang Syaiful.
Dia menegaskan, pelaku diduga mengalami gangguan jiwa. "Tersangka diduga ada penyakit gangguan jiwa," tandas Kapolres. (end)